Sabtu, 26 April 2014


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Kebudayaan
Kata “kebudayaan” berasal dari (bahasa sanskerta) buddhayah yang merupakan bentuk  jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Kemudian, kebudayaan diartikan sebagai hal –  hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Kebudayaan atau disebut pula peradaban menurut Taylor mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan suaut bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat.
Berbeda dengan Selo Soemarjan dan Soelaeman Sumardi yang mengemukakan definisi praktis dari kebudayaan, menurutnya kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
           

2.2 Unsur-Unsur Kebudayaan
            Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Menurut Kluchklon ada tujuh unsur kebudayaan, yaitu:
·         Sistem religi dan upacara keagamaan
Merupakan kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa. Atau sama juga Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.  Sistem religi dan upacara keagamaan dapat dipecah menjadi sistem upacara keagamaan. masyarakat Muslim, Kristiani, Hindu, Budha dan lain-lain.

·         Sistem organisasi kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu. Sistem dan organisasi kemasyarakatan dapat dipecah menjadi organisasi masyarakat jawa, sunda, desa, kota, batak, bugis dan seterusnya. 

·         Sistem Pengetahuan
Merupakan kemampuan manusia untuk mengetahui, mengingat, kemudian mengolah dan menyampaikannya pada orang lain. Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti. Sistem pengetahuan dipecah menjadi sistem pengetahuan pertanian, perbintangan, perdagangan/bisnis, hukum dan perundang-undangan, pemerintahaan/politik dan lain sebagainya.

·         Sistem mata pencaharian hidup
Merupakan usaha manusia untuk mencukupi kebutuhan jasmaninya.  Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain. Sistem mata pencaharian hidup dapat dipecah menjadi kaum pegawai/karyawan, kaum, petani, nelayan, pedangan. buruh dan seterusnya. 



·         Sistem teknologi dan peralatan
Merupakan hasil olah pikir manusia untuk mempermudah dalam mengajakan atau mengetahui segala sesuatunya sehingga manusia dapat menciptakan atau menggunakan alat tersebut. Sistem teknologi dan peralatan dipecah menjadi peralatan kantor, rumah tangga, pertanian, nelayan, tukang kayu, peralatan ibadah dan sebagainya lagi.

·         Bahasa
 Bahasa merupakan segala sesuatu usaha manusia untuk dapat berkomunikasi. Bahasa dapat berupa simbol, tanda, gambar, maupun berupa lisan dan tulisan. Menurut Lyons bahasa merupakan seperangkat simbol dan tata aturan untuk menggunakan simbol-simbol dalam kombinasi-kombinasi yang penuh arti. Jadi bahasa dapat berupa apa saja asalkan memiliki arti untuk berkomunikasi. Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa dipecah menjadi bahasa Indonesia, Inggris, Perancis. Jepang, Jawa. Sunda, Bali, Madura, dan sebagainya lagi.

·         Kesenian
Merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan psikisnya, dalam hal ini tentunya mengarah pada sebuah tujuan akhir, yaitu estetika (keindahan). Dengan kesenian manusia dapat mencurahkan segala kemampuannya untuk memenuhi apa yang mereka angap pantas dan indah. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks. Kesenian dipecah menjadi seni sastra, lukis, musik, tari, drama, kria dan lain sebagainya.

Namun ada beberapa ahli yang mengemukakan unsur-unsur kebudayaan yang lain,

·          Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
ü  Alat-alat teknologi
ü  Sistem ekonomi
ü  Keluarga
ü  Kekuasaan politik
·         Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
ü  sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
ü  organisasi ekonomi
ü  alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
ü  organisasi kekuatan (politik)

DAFTAR PUSTAKA
1.      Supartono W. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Bogor: Ghalia Indonesia.
2.      Marah, Rafael Raga. 2000. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
3.      Harimanto, Winarno.2009. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.

tugas KL


Tugas Kesehatan Lingkungan “Rumah Sehat”

Liyana Putri Afifah                             25010113120151
Nur Sulistyaningsih                             25010113120152
                      Ari Pratiwi                                          25010113120153
Nisriinaa Rahayuni U                          25010113120154
Nur akmalunisa                                   25010113120155
Ria Novita S                                       25010113120156
Yeny Anggrainy                                 25010113120157
Nisa Novaeni                                      25010113120158
Yuanita Erry                                       25010113120159
Ernawati                                              25010113120160

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Setiap manusia, di manapun berada, membutuhkan tempat untuktinggal yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan di antara anggota keluarga, serta sebagai tempat berlindung dan menyimpan barang berharga. Selain itu, rumah juga merupakan status lambang sosial. (Azwar, 1996,dkk).
Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan, sehingga penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan sarana terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial (Krieger and Higgins, 2002)
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang digunakan sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992). Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga dan individu. (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu, keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Jelaskan pengertian rumah sehat!
2.      Apa saja polusi udara yang ada didalam rumah?
3.      Apa saja racun-racun yang ada didalam rumah?
4.      Apa saja alergi yang ditimbulkan jika rumah tidak sehat?
5.      Bagaimana cara atau tips membangun rumah yang sehat?


1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan yang dapat diambil berdasarkan latar belakang diatas adalah
1.      Dapat menjelaskan pengertian rumah sehat
2.      Untuk mengetahui polusi udara yang ada didalam rumah
3.      Untuk mengetahui racun-racun yang ada didalam rumah
4.      Untuk mengetahui alergi yang dapat timbul jika rumah tidak sehat
5.      Mengetahui cara atau tips membangun rumah yang sehat









BAB  II
ISI

Ø  Contoh polusi udara dalam rumah

Contoh polusi udara dalam rumah, yaitu :
·         Produk pembersih bertanggung jawab terhadap 10 persen sumber penyebar racun dalam rumah.
·         Detergen dan pelembut pakaian juga dapat bersifat racun.
·         Selain pembersih, penyegar ruangan juga termasuk salah satu sumber polusi udara di dalam rumah.
·         Cat tembok dan lem dalam rumah mengandung beberapa bahan kimia yang berbahaya dan bersifat racun.
·         Memanaskan kendaraan di dalam ruangan adalah keputusan yang salah besar, karena asap bisa masuk ke dalam rumah dan menciptakan polusi.
·         Asap rokok dan residunya pun termasuk racun dan sumber polusi.
·         Beberapa jenis krim dan lotion mengandung bahan berbahaya yang menyebabkan polusi.
·         Karpet dengan bahan tertentu juga diduga mengandung kimia yang membahayakan kesehatan.
·         Penggunaan lilin sebaiknya dibatasi, sebab hasil pembakaran dan asap yang dihasilkan termasuk sumber polusi di dalam rumah.
·         Bantal dan seprai bisa sangat berdebu dan menyebabkan polusi.(http://www.merdeka.com/, diakses pada tanggal 12 April 2014)

Selain dari beberapa contoh diatas terdapat pula sampah dan limbah MCK. Hal ini dikarenakan apabila sampah berada di dalam rumah dan menyebabkab bau yang tidak sedap. Begitu pula dengan limbah MCK, apabila tempat pembuangan berada di dalam rumah atau di bawah bangunan rumah, kemudian bocor dan meninggalkan bau.(Utoyo,2009)

Ø  Racun-racun di dalam rumah
Racun dapat digolongkan sebagai berikut :
I.                   Pestisida
A.    Insektisida
v  Organoklorin
1.      Derivat Chlorinethane: DDT
2.      Derivat Cyclodiene: Thiodane, Endrim, Dieldrine, Chlordan, Aldrin, Heptachlor, toxapene.
3.      Derivat Hexachlorcyclohexan: Lindan, myrex.
v  Organofosfat: DFP, TEPP, Parathion, Diazinon, Fenthoin, Malathion.
v  Carbamat: Carbaryl, Aldicarb, Propaxur, Mobam.
B.     Herbisida
v  Chloropheoxy
v  Ikatan Dinitrophenal
v  Ikatan Karbonat: Prepham, Barbave
v  Ikatan Urea
v  Ikatan Triasine: Atrazine
v  Amide: Propanil
v  Bipyridye
C.      Fungisida
v  Caplan
v  Felpet
v  Pentachlorphenal
v  Hexachlorphenal
D.    Rodentisida
v  Warfarin
v  Red Squill
v  Norbomide
v  Sodium Fluoroacetate dan Fluoroacetamide
v  Aepha Naphthyl Thiourea
v  Strychnine
v  Pyriminil
v  Anorganik: -   Zinc Phosfat
-   Thallium Sulfat
-   Phosfor
-   Barium Carbamat
-   Al. Phosfat
-   Arsen Trioxyde
II.                Bahan Industri
III.             Bahan untuk rumah tangga
IV.             Bahan obat-obatan
V.                Racun (tanaman dan hewan)
Racun-racun yang ada di dalam rumah
v  Racun-racun berbahaya itu bisa tersembunyi di dalam zat-zat pembersih, tumbuhan berbahaya, di dalam lemari obat, lemari minuman, bahkan makanan yang sudah tidak segar.
v  Pewangi  pakaian
Jangan tertipu dengan aroma dari pewangi pakaian yang ditawarkan di pasaran. Pasalnya aroma lavender atau mawar biasanya terbuat dari senyawa kimia yang mampu membuat kulit iritasi, terutama jika Anda memiliki jenis kulit sensitif.

v  Buah apel biasa
Di antara apel yang dijual di pasaran, kebanyakan dari buah tersebut sebenarnya mengandung pestisida yang berbahaya bagi tubuh. Jadi Anda mungkin sebaiknya memilih untuk mengonsumsi apel organik jika menyukai buah yang satu ini.

v  Kamper
Kapur barus atau kamper juga merupakan salah satu jenis racun yang tersembunyi di rumah. Kamper bahkan sering dikaitkan sebagai penyebab penyakit kanker. Anda lebih baik menggunakan cara lain sebagai pengganti kamper untuk pakaian di dalam lemari.

v  Parfum
Ternyata parfum pun menjadi racun yang tersembunyi dalam rumah. Jika Anda punya kulit sensitif, efek samping senyawa kimia dalam parfum tentu akan berdampak lebih buruk. Demi meminimalisir hal itu, sebaiknya Anda lebih rajin mandi agar tidak terlalu membutuhkan parfum sebagai pewangi tubuh.Itulah berbagai jenis racun yang tersembunyi di rumah. Pastikan Anda tidak terlalu sering menggunakannya atau menyingkirkannya dari dalam rumah
(reece,2003).




Ø  Alergi yang ditimbulkan jika rumah tidak sehat
Alergi yang sering dialami ketika rumah tidak sehat yaitu alergi yang mengganggu pernapasan. Alergi tersebut berupa:
a.       Asma
b.      alergi rinitis (bersin dan pilek berulang terutama di pagi hari, selain bersin dan pilek dapat juga berbentuk gatal, kemerahan, dan berair pada mata)
Selain itu, terdapat alergi yang ditimbulkan akibat zat kimia atau racun serta barang-barang yang terdapat di dalam rumah yang disebabkan adanya kontak dengan kulit tubuh seperti:
a.       urtikaria (biduran)
b.      eksim yang disebabkan antara lain oleh kosmetik atau logam (perhiasan) (Rengganis,2012)
Penyebab alergi (alergen) sangatlah beragam. Di bawah ini merupakan aleergen yang paling sering ditemukan didalam rumah:
1.Tungau dan debu rumah
Tungau hidup dari kerak kulit manusia yang terkelupas secara teratur menjadi debu dalam rumah. Tungau suka hidup di tempat hangat dan lembap, misalnya kasur, seprai, selimut, bantal, sofa, dan lainnya. Tungau ini sangat kecil (besarnya hanya 0.025mm)sehingga memungkinkan melayang-layang di udara.(familysehat,2009)Tungau yang terhirup dapat menyebabkan gejala demam serbuk sari (hay fever) dan asma. Jika terkena kulit, dapat menyebabkan eksem.80% manusia alergi pada binatang ini.



2. Rumput dan serbuk bunga (pollen)
Serbuk ini berbentuk butiran kecil yang dibawa oleh serangga dan angin. Jika terkena mata, hidung, atau paru-paru pada orang yang sangat peka, bisa menyebabkan hay fever.(Rengganis,2012)
3. Kulit, bulu, dan ludah hewan
Hampir semua hewan berbulu dapat menyebabkan alergi.(Evalina,2007) Alergen yang terdapat di kerak kulit, bulu, dan ludah hewan dapat bertahan lama dan sangat mudah menyebar sehingga dapat menyerang orang yang bukan pemilik hewan tersebut. Selain hewan berbulu terdapat kecoa yang dapat menimbulkan alergi. Kecoa merupakan salah satu alergen penyebab rinitis.(Lumbanraja,2007)
4. Makanan
Alergi makanan muncul dalam berbagai bentuk, dari gejala ringan seperti gatal-gatal dan bibir bengkak, hingga ke serangan yang mengancam jiwa. Makanan yang paling umum menimbulkan alergi adalah seafood.(Rengganis,2012)
5. Obat
Beberapa antibiotik dapat menyebabkan alergi. Biasanya, reaksi alergi tidak timbul pada saat pertama kali obat itu diminum, tapi pada pemakaian berikutnya.(Rengganis,2012)

            6. Jamur dinding
Lingkungan rumah dengan jamur yang bisa dilihat dan paparan spora jamur menaikkan risiko terkena alergi pernapasan pada anak. Jamur yang menempel di dinding mengindikasikan komposisi mikroba normal di luar keteraturan, yang kebanyakan sering disebabkan kelembaban, kelembaban ekstrem atau bangunan yang rusak.Riset laboratorium yang dilakukan oleh Pusat Riset Kesehatan Lingkungan Jermanmenunjukkan bahwa paparan jamur dan spora jamur di udara bisa menyebabkan radang pernafasan. (Berita8, 2011)
Ø  Membangun rumah yang sehat
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.
Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang, dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan - hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. Sejak zaman dahulu pula manusia
telah mencoba mendesain rumahnya, dengan ide mereka masing-masing
yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan memhangun rumah mereka dengan bahan yang ada
(Haryoto,1984)

Faktor - faktor yang perlu diperhatikan dalam. membangun suatu rumah
1 Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis ataupun lingkungan sosial. Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat di mana rumah itu didirikan. Di pegunungan atau di tepi pantai, di desa ataukah di kota, di daerah dingin ataukah di daerah panas, di daerah dekat gunung merapi (daerah gempa) atau di daerah bebas gempa dan sebagainya. Rumah di daerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan kondisi sosial budaya pedesaan, misalnya bahannya, bentuknya, dan lain sebagainya. Rumah di daerah gempa harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh, rumah di dekat hutan harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap serangan-serangan binatang buas.

2 Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat yang murah misal bambu, kayu atap rubia dan sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah bukan sekadar berdiri pada saat itu saja, namun diperlukan pemeliharaan seterusnya. Oleh karena itu, kemampuan pemeliharaan oleh penghuninya perlu dipertimbangkan.
3. Teknologi yang dimiliki oleh masyarakat
Pada dewasa ini teknologi per-umahan sudah begitu maju dan sudah begitu modern. Akan tetapi teknologi modern itu sangat mahal dan bahkan kadang-kadang tidak dimengerti oleh masyarakat. Rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya, sudah mempunyai teknologi perumahan sendiri yang dipunyai turun temurun. Dalam rangka penerapan teknologi tepat guna, maka teknologi yang sudah dipunyai oleh masyarakat tersebut dimodifikasi. Segi-segi yang merugikan kesehatan dikurangi, dan mempertahankan segi-segi yang sudah positif.

4. Kebijaksanaan (peraturan-peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tahah Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem, namun di kota sudah menjadi masalah yang bcsar.
Syarat-syarat rumah yang sehat
:
l. BAHAN BANGUNAN
a. Lantai: ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu di pedesaan, dan ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting di sini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang bera(, dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
b. Dinding: Tembok adalah baik, namun di samping mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih ¬lebih-bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan, lebih baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan tcrsebut dapat merupakan ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.

c. atap genteng adalah umum dipakai baik diperkotaan maupun di pedesaan. Di samping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakal dapat membuatnya sendiri. Namun demikian, banyak masyarakat pcdesaan yang tidak mampu untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng ataupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, di samping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.
d.Lain-lain (tiang, kaso dan reng)
Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan. Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini maka cara memotangnya harus menurut ruas-ruas bambu tersebut,, apabiia tidak pada ruas, maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu.
2. VENTILASI
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di samping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri, patogen (bakteri¬bakteri penyebab penyakit).
Fungsi kedua dari pada ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi aliran udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap di dalam kelembaban (humudity) yang optimum.
Ada 2 macam ventilasi, yakni:
a) Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang
pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak
menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga
lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk
melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
b) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.
Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
Perlu diperhatikan di sini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga
agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya-di dalam
ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
3.PENCAHAYAAN
Rumam yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu
banyak. Kurangnya cahaya yang masuk
ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya mata hari di samping kurang nyaman, juga
merupakan media atau tempat yang baik
untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusakkan mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni:
a) Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat
membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh
karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup.
Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang¬kurangnya 15 %
sampai 20% dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan rumah. Perlu
diperhatikan di dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat
langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi
jendela di sini, di samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk
cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar
matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya
jendela itu harus di tengah-tengah tinggi dinding (tembok).
Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca. Genteng
kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan melubangi genteng biasa
waktu pembuatannya,kemudian menutupnya dengan pecahan kaca.
b) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang ,tapi bukan alamiah,
seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.
4. LUAS BANGUNAN RUMAH
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya
luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas
bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan
perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab di samping menyebabkan
kurangnya konsumsiO2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit
infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan
yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 - 3 m2 untuk tiap orang
(tiap anggota keluarga).
5.FASILITAS
Fasilitas fasilitas di dalam Rumah Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasititas-fasilitas sebagai berikut:
a. penyediaan air bersih yang cukup
b. Pembuangan tinja
c. Pembuangan air limbah
d. Pembuangan sampah
e. Fasilitas dapur
f. Ruang berkumpul keluarga
g. Gudang tempat penyimpanan, gudang ini biasa merupakan bagian dari rumah
ataupun bangunan tersendiri
h. Kandang ternak, ini daerah pedesaan sebaiknya kandang ternak terpisah dari
rumah dan jangan disimpan dibawah kolom rumah ataupun dipekarangan
(Soekidjo,1997)







BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
      Setiap manusia, di manapun berada, membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah. Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan, sehingga penghuninya tetap sehat. Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan ketika membangun rumah yang sehat, yaitu bahan bangunan, ventilasi, pencahayaan, luas bangunan rumah dan fasilitas.
3.2 Kritik dan Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.




DAFTAR PUSTAKA

Evalina, Rita. 2007. Faktor yang Diduga menjadi Resiko pada Anak dengan  Rinitas Alergi di RSU Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Volume XXIII, No. 3. Diakses melalui jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/download/296/282
 Haryoto,Kusnoputra. 1984. Pengantar kesehatan lingkungan. Bursa buku FKM-UI.
Lambanraja, Patar L.H. 2007. Tesis: Distribusi Alergen Pada Penderita Rinitis Alergi di Departemen  THT-KL FK USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN. Fakultas Kedokteran Uiversitas Sumatera Utara Bodang Studi Ilmu Kesehatan THT Bedah Kepala Leher.
Reece, Campbell.2003. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Rengganis Iris. Divisi Alergi Imunologi Klinik, Departemen Ilmu PenyakitDalam, FKUI/RSCM. Diakses melalui http://www.pesona.co.id/sehat/kesehatan/kenali.penyebab.alergi/002/002/12
Soekidjo Notoatmojo. 1997. IKM. Rineka cipta.
Utoyo,Bambang. 2009. Membuka Cakrawala Dunia. Jakarta: PT. Setia Purna Inves.
http://familysehat.blogspot.com/2009/08/yakinkah-bahwa-rumah-anda-telah-bersih.html
http://familysehat.blogspot.com/2009/08/anda-dan-keluarga-alergi-debu.html
http://www.merdeka.com/sehat/10-sumber-polusi-udara-di-dalam-rumah.html