Tugas Kesehatan Lingkungan “Rumah Sehat”
Liyana Putri Afifah 25010113120151
Nur Sulistyaningsih 25010113120152
Ari Pratiwi 25010113120153
Nisriinaa Rahayuni U 25010113120154
Nur akmalunisa 25010113120155
Ria Novita S 25010113120156
Yeny Anggrainy 25010113120157
Nisa Novaeni
25010113120158
Yuanita Erry 25010113120159
Ernawati 25010113120160
Fakultas
Kesehatan Masyarakat
Universitas
Diponegoro
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap manusia, di manapun berada,
membutuhkan tempat untuktinggal yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan di antara anggota keluarga, serta sebagai tempat berlindung dan menyimpan barang berharga. Selain itu, rumah juga merupakan status lambang sosial.
(Azwar, 1996,dkk).
Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi
syarat kesehatan, sehingga penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak
lepas dari ketersediaan prasarana dan sarana terkait, seperti penyediaan air
bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya pelayanan
sosial (Krieger and Higgins, 2002)
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan
area sekitarnya yang digunakan sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan
keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992). Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik
atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk
kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan
keluarga dan individu. (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan
beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan
sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat
bekerja secara produktif. Oleh karena itu, keberadaan perumahan yang sehat,
aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi
dengan baik.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Jelaskan pengertian
rumah sehat!
2.
Apa saja polusi udara
yang ada didalam rumah?
3.
Apa saja racun-racun
yang ada didalam rumah?
4.
Apa saja alergi yang
ditimbulkan jika rumah tidak sehat?
5. Bagaimana
cara atau tips membangun rumah yang sehat?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan
yang dapat diambil berdasarkan latar belakang diatas adalah
1.
Dapat menjelaskan
pengertian rumah sehat
2.
Untuk mengetahui polusi
udara yang ada didalam rumah
3.
Untuk mengetahui
racun-racun yang ada didalam rumah
4.
Untuk mengetahui alergi
yang dapat timbul jika rumah tidak sehat
5. Mengetahui
cara atau tips membangun rumah yang sehat
BAB II
ISI
Ø Contoh polusi udara
dalam rumah
Contoh
polusi udara dalam rumah, yaitu :
·
Produk pembersih bertanggung jawab
terhadap 10 persen sumber penyebar racun dalam rumah.
·
Detergen dan pelembut pakaian juga dapat
bersifat racun.
·
Selain pembersih, penyegar ruangan juga
termasuk salah satu sumber polusi udara di dalam rumah.
·
Cat tembok dan lem dalam rumah mengandung
beberapa bahan kimia yang berbahaya dan bersifat racun.
·
Memanaskan kendaraan di dalam ruangan
adalah keputusan yang salah besar, karena asap bisa masuk ke dalam rumah dan
menciptakan polusi.
·
Asap rokok dan residunya pun termasuk
racun dan sumber polusi.
·
Beberapa jenis krim dan lotion mengandung
bahan berbahaya yang menyebabkan polusi.
·
Karpet dengan bahan tertentu juga diduga
mengandung kimia yang membahayakan kesehatan.
·
Penggunaan lilin sebaiknya dibatasi, sebab
hasil pembakaran dan asap yang dihasilkan termasuk sumber polusi di dalam
rumah.
·
Bantal dan seprai bisa sangat berdebu dan
menyebabkan polusi.(http://www.merdeka.com/, diakses pada tanggal 12 April 2014)
Selain dari
beberapa contoh diatas terdapat pula sampah dan limbah MCK. Hal ini dikarenakan
apabila sampah berada di dalam rumah dan menyebabkab bau yang tidak sedap.
Begitu pula dengan limbah MCK, apabila tempat pembuangan berada di dalam rumah
atau di bawah bangunan rumah, kemudian bocor dan meninggalkan bau.(Utoyo,2009)
Ø Racun-racun di dalam rumah
Racun dapat
digolongkan sebagai berikut :
I.
Pestisida
A.
Insektisida
v Organoklorin
1.
Derivat Chlorinethane: DDT
2.
Derivat Cyclodiene: Thiodane,
Endrim, Dieldrine, Chlordan, Aldrin, Heptachlor, toxapene.
3.
Derivat Hexachlorcyclohexan: Lindan,
myrex.
v Organofosfat:
DFP, TEPP, Parathion, Diazinon, Fenthoin, Malathion.
v Carbamat:
Carbaryl, Aldicarb, Propaxur, Mobam.
B.
Herbisida
v Chloropheoxy
v Ikatan
Dinitrophenal
v Ikatan
Karbonat: Prepham, Barbave
v Ikatan Urea
v Ikatan
Triasine: Atrazine
v Amide:
Propanil
v Bipyridye
C.
Fungisida
v Caplan
v Felpet
v Pentachlorphenal
v Hexachlorphenal
D.
Rodentisida
v Warfarin
v Red Squill
v Norbomide
v Sodium
Fluoroacetate dan Fluoroacetamide
v Aepha
Naphthyl Thiourea
v Strychnine
v Pyriminil
v Anorganik: - Zinc Phosfat
- Thallium
Sulfat
- Phosfor
- Barium
Carbamat
- Al.
Phosfat
- Arsen
Trioxyde
II.
Bahan Industri
III.
Bahan untuk rumah tangga
IV.
Bahan obat-obatan
V.
Racun (tanaman dan hewan)
Racun-racun yang ada di dalam rumah
v Racun-racun
berbahaya itu bisa tersembunyi di dalam zat-zat pembersih, tumbuhan berbahaya,
di dalam lemari obat, lemari minuman, bahkan makanan yang sudah tidak segar.
v Pewangi pakaian
Jangan tertipu dengan aroma dari pewangi pakaian yang ditawarkan di pasaran.
Pasalnya aroma lavender atau mawar biasanya terbuat dari senyawa kimia yang
mampu membuat kulit iritasi, terutama jika Anda memiliki jenis kulit sensitif.
v Buah apel biasa
Di antara apel yang dijual di pasaran, kebanyakan dari buah tersebut sebenarnya
mengandung pestisida yang berbahaya bagi tubuh. Jadi Anda mungkin sebaiknya
memilih untuk mengonsumsi apel organik jika menyukai buah yang satu ini.
v Kamper
Kapur barus atau kamper juga merupakan salah satu jenis racun yang tersembunyi
di rumah. Kamper bahkan sering dikaitkan sebagai penyebab penyakit kanker. Anda
lebih baik menggunakan cara lain sebagai pengganti kamper untuk pakaian di
dalam lemari.
v Parfum
Ternyata parfum pun menjadi racun yang tersembunyi dalam rumah. Jika Anda punya
kulit sensitif, efek samping senyawa kimia dalam parfum tentu akan berdampak
lebih buruk. Demi meminimalisir hal itu, sebaiknya Anda lebih rajin mandi agar
tidak terlalu membutuhkan parfum sebagai pewangi tubuh.Itulah berbagai jenis
racun yang tersembunyi di rumah. Pastikan Anda tidak terlalu sering
menggunakannya atau menyingkirkannya dari dalam rumah (reece,2003).
Ø Alergi yang ditimbulkan
jika rumah tidak sehat
Alergi yang sering dialami ketika rumah
tidak sehat yaitu alergi yang mengganggu pernapasan. Alergi tersebut
berupa:
a.
Asma
b.
alergi rinitis (bersin dan pilek
berulang terutama di pagi hari, selain bersin dan pilek dapat juga berbentuk
gatal, kemerahan, dan berair pada mata)
Selain itu, terdapat alergi yang ditimbulkan akibat
zat kimia atau racun serta barang-barang yang terdapat di dalam rumah yang
disebabkan adanya kontak dengan kulit tubuh seperti:
a.
urtikaria (biduran)
b.
eksim yang disebabkan antara lain
oleh kosmetik atau logam (perhiasan) (Rengganis,2012)
Penyebab alergi (alergen) sangatlah beragam. Di bawah
ini merupakan aleergen yang paling sering ditemukan didalam rumah:
1.Tungau dan debu rumah
Tungau hidup dari kerak kulit manusia yang terkelupas
secara teratur menjadi debu dalam rumah. Tungau suka hidup di tempat hangat dan
lembap, misalnya kasur, seprai, selimut, bantal, sofa, dan lainnya. Tungau ini
sangat kecil (besarnya hanya 0.025mm)sehingga
memungkinkan melayang-layang di udara.(familysehat,2009)Tungau yang terhirup
dapat menyebabkan gejala demam serbuk sari (hay fever) dan asma. Jika
terkena kulit, dapat menyebabkan eksem.80% manusia alergi pada binatang ini.
2. Rumput dan serbuk bunga
(pollen)
Serbuk ini berbentuk butiran kecil yang dibawa oleh
serangga dan angin. Jika terkena mata, hidung, atau paru-paru pada orang yang
sangat peka, bisa menyebabkan hay fever.(Rengganis,2012)
3. Kulit, bulu, dan ludah hewan
Hampir semua hewan berbulu dapat menyebabkan
alergi.(Evalina,2007) Alergen yang terdapat di kerak kulit, bulu, dan ludah
hewan dapat bertahan lama dan sangat mudah menyebar sehingga dapat menyerang
orang yang bukan pemilik hewan tersebut. Selain hewan berbulu terdapat kecoa yang
dapat menimbulkan alergi. Kecoa merupakan salah satu alergen penyebab
rinitis.(Lumbanraja,2007)
4. Makanan
Alergi makanan muncul dalam berbagai bentuk, dari
gejala ringan seperti gatal-gatal dan bibir bengkak, hingga ke serangan yang
mengancam jiwa. Makanan yang paling umum menimbulkan alergi adalah
seafood.(Rengganis,2012)
5. Obat
Beberapa antibiotik dapat menyebabkan alergi.
Biasanya, reaksi alergi tidak timbul pada saat pertama kali obat itu diminum,
tapi pada pemakaian berikutnya.(Rengganis,2012)
6. Jamur dinding
Lingkungan rumah dengan jamur yang bisa dilihat dan
paparan spora jamur menaikkan risiko terkena alergi pernapasan pada anak. Jamur
yang menempel di dinding mengindikasikan komposisi mikroba normal di luar
keteraturan, yang kebanyakan sering disebabkan kelembaban, kelembaban ekstrem
atau bangunan yang rusak.Riset laboratorium yang dilakukan oleh Pusat Riset
Kesehatan Lingkungan Jermanmenunjukkan bahwa paparan jamur dan spora jamur di
udara bisa menyebabkan radang pernafasan. (Berita8, 2011)
Ø
Membangun
rumah yang sehat
Rumah adalah
salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.
Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan.
Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang, dengan
mendirikan rumah tempat tinggal di hutan - hutan dan di bawah pohon. Sampai
pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah (tempat tinggalnya)
bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. Sejak zaman
dahulu pula manusia
telah mencoba mendesain rumahnya, dengan ide mereka masing-masing
yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan memhangun
rumah mereka dengan bahan yang ada
(Haryoto,1984)
Faktor - faktor yang perlu diperhatikan dalam. membangun suatu rumah
1 Faktor lingkungan, baik
lingkungan fisik, biologis ataupun lingkungan sosial. Maksudnya membangun suatu
rumah harus memperhatikan tempat di mana rumah itu didirikan. Di pegunungan
atau di tepi pantai, di desa ataukah di kota, di daerah dingin ataukah di
daerah panas, di daerah dekat gunung merapi (daerah gempa) atau di daerah bebas
gempa dan sebagainya. Rumah di daerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan
kondisi sosial budaya pedesaan, misalnya bahannya, bentuknya, dan lain
sebagainya. Rumah di daerah gempa harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan
namun harus kokoh, rumah di dekat hutan harus dibuat sedemikian rupa sehingga
aman terhadap serangan-serangan binatang buas.
2 Tingkat kemampuan ekonomi
masyarakat
Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya,
untuk itu maka bahan-bahan setempat yang murah misal bambu, kayu atap rubia dan
sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah. Perlu dicatat
bahwa mendirikan rumah adalah bukan sekadar berdiri pada saat itu saja, namun
diperlukan pemeliharaan seterusnya. Oleh karena itu, kemampuan pemeliharaan
oleh penghuninya perlu dipertimbangkan.
3. Teknologi yang dimiliki oleh
masyarakat
Pada dewasa ini teknologi per-umahan sudah begitu maju dan sudah begitu modern.
Akan tetapi teknologi modern itu sangat mahal dan bahkan kadang-kadang tidak
dimengerti oleh masyarakat. Rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya, sudah
mempunyai teknologi perumahan sendiri yang dipunyai turun temurun. Dalam rangka
penerapan teknologi tepat guna, maka teknologi yang sudah dipunyai oleh
masyarakat tersebut dimodifikasi. Segi-segi yang merugikan kesehatan dikurangi,
dan mempertahankan segi-segi yang sudah positif.
4. Kebijaksanaan
(peraturan-peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tahah
Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem,
namun di kota sudah menjadi masalah yang bcsar.
Syarat-syarat
rumah yang sehat:
l. BAHAN
BANGUNAN
a. Lantai: ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi
pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu di
pedesaan, dan ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah pedesaan
cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting di sini adalah tidak
berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Untuk memperoleh
lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air
kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang bera(, dan dilakukan berkali-kali.
Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
b. Dinding: Tembok
adalah baik, namun di samping mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk
daerah tropis, lebih ¬lebih-bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di
daerah tropis khususnya di pedesaan, lebih baik dinding atau papan. Sebab
meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan
tcrsebut dapat merupakan ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.
c. atap genteng adalah
umum dipakai baik diperkotaan maupun di pedesaan. Di samping atap genteng
adalah cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan
bahkan masyarakal dapat membuatnya sendiri. Namun demikian, banyak masyarakat
pcdesaan yang tidak mampu untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun
dapat dipertahankan. Atap seng ataupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan,
di samping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.
d.Lain-lain (tiang, kaso dan reng)
Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan. Menurut
pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tapi perlu diperhatikan bahwa
lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini
maka cara memotangnya harus menurut ruas-ruas bambu tersebut,, apabiia tidak
pada ruas, maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso
tersebut ditutup dengan kayu.
2. VENTILASI
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga
agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti
keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti
kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di samping
itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan
naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan.
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri, patogen
(bakteri¬bakteri penyebab penyakit).
Fungsi kedua dari pada ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari
bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi aliran
udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir.
Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap di dalam
kelembaban (humudity) yang optimum.
Ada 2 macam ventilasi, yakni:
a) Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang
pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak
menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga
lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk
melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
b) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.
Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
Perlu diperhatikan di sini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga
agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya-di dalam
ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
3.PENCAHAYAAN
Rumam yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu
banyak. Kurangnya cahaya yang masuk
ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya mata hari di samping kurang nyaman,
juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup
dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di
dalam rumah akan menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusakkan mata. Cahaya
dapat dibedakan menjadi 2, yakni:
a) Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena
dapat
membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh
karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup.
Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang¬kurangnya 15 %
sampai 20% dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan rumah. Perlu
diperhatikan di dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat
langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi
jendela di sini, di samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk
cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar
matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya
jendela itu harus di tengah-tengah tinggi dinding (tembok).
Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca. Genteng
kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan melubangi genteng biasa
waktu pembuatannya,kemudian menutupnya dengan pecahan kaca.
b) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang ,tapi bukan
alamiah,
seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.
4. LUAS
BANGUNAN RUMAH
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya,
artinya
luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas
bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan
perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab di samping menyebabkan
kurangnya konsumsiO2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit
infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan
yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 - 3 m2 untuk tiap orang
(tiap anggota keluarga).
5.FASILITAS
Fasilitas fasilitas di dalam Rumah Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasititas-fasilitas sebagai berikut:
a. penyediaan air bersih yang cukup
b. Pembuangan tinja
c. Pembuangan air limbah
d. Pembuangan sampah
e. Fasilitas dapur
f. Ruang berkumpul keluarga
g. Gudang tempat penyimpanan, gudang ini biasa merupakan bagian dari rumah
ataupun bangunan tersendiri
h. Kandang ternak, ini daerah pedesaan sebaiknya kandang ternak terpisah dari
rumah dan jangan disimpan dibawah kolom rumah ataupun dipekarangan (Soekidjo,1997)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap
manusia, di manapun berada,
membutuhkan tempat untuk tinggal
yang disebut rumah. Perumahan yang layak
untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan, sehingga penghuninya
tetap sehat. Rumah sehat adalah
bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan
keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial,
sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Adapun hal-hal
yang harus diperhatikan ketika membangun rumah yang sehat, yaitu bahan
bangunan, ventilasi, pencahayaan, luas
bangunan rumah dan fasilitas.
3.2 Kritik dan Saran
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami
banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Evalina, Rita. 2007. Faktor yang Diduga menjadi Resiko pada Anak dengan Rinitas Alergi di RSU Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Jurnal Kedokteran
Brawijaya, Volume XXIII,
No. 3. Diakses
melalui jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/download/296/282
Haryoto,Kusnoputra. 1984. Pengantar kesehatan
lingkungan. Bursa buku FKM-UI.
Lambanraja,
Patar L.H. 2007. Tesis: Distribusi
Alergen Pada Penderita Rinitis Alergi di
Departemen THT-KL FK USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN.
Fakultas Kedokteran
Uiversitas Sumatera Utara Bodang Studi Ilmu Kesehatan THT Bedah Kepala
Leher.
Reece, Campbell.2003. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Rengganis Iris. Divisi Alergi Imunologi Klinik,
Departemen Ilmu PenyakitDalam, FKUI/RSCM. Diakses melalui http://www.pesona.co.id/sehat/kesehatan/kenali.penyebab.alergi/002/002/12
Soekidjo Notoatmojo. 1997. IKM. Rineka cipta.
Utoyo,Bambang. 2009. Membuka Cakrawala Dunia. Jakarta: PT. Setia Purna Inves.
http://familysehat.blogspot.com/2009/08/yakinkah-bahwa-rumah-anda-telah-bersih.html
http://familysehat.blogspot.com/2009/08/anda-dan-keluarga-alergi-debu.html
http://www.merdeka.com/sehat/10-sumber-polusi-udara-di-dalam-rumah.html