Rabu, 08 Oktober 2014

komunikasi interpersonal


KELAS B 2013
Komunikasi Interpersonal
Disusun Oleh:
Liyana Putri A                      (25010113120151)
Nur Sulistyaningsih               (25010113120152)
Ari Pratiwi                             (25010113120153)
Nisriinaa R U                         (25010113120154)
Ria Novita S                           (25010113120156)
Yeny Anggrainy                    (25010113120157)
Nisa Novaeni                          (25010113120158)
Yuanita Erry W                    (25010113120159)
Ernawati                                (25010113120160)
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
2014
Komunikasi Interpersonal
BAB I
 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial. Kehidupan manusia tidak akan terlepas dari kebutuhan untuk bergaul dengan sesamanya. Kebutuhan ini merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia selain kebutuhan utama yang lainnya. Karena adanya kebutuhan inilah manusia akan melakukan interaksi dengan sesamanya untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi antarmanusia tersebut dapat dilakukan melalui komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal berlaku antara dua individu bagi mencapai persepahaman. Selalunya hubungan kita dengan mereka ini melibatkan hubungan yang positif yang membolehkan berkenalan biasanya ada persamaan diantara persahabatan , percintaan dan hubungan dalam keluarga. Semuanya melibatkan kemesraan, kepercayaan, tolong menolong, berkongsi keyakinan, serta tindakan secara spontan. Jadi penting kita mengetahui bagaimana cara kita sepatutunya berkomunikasi supaya proses pembentukan hubungan untuk apa juga tujuan dapat berjalan dengan baik dan memenuhi keperluan semua pihak. Dan dalam hal ini orang tersebut akan melakukan interaksi yang saling berbalasan dan saling mempengaruhi. Komunikator akan menyampaikan pesan yang didasari dari aturan dan harapan penyampaian pesan itu sendiri sehingga komunikator akan melakukan proses komunikasi kepada komunikan agar komunikasi tersebut mencapai tujuan dan nantinya menghasilkan suatu output tertentu. Hal inilah yang dinamakan komunikasi interpersonal sebagai suatu sistem. Sebagai suatu sistem,unsur-unsur yang ada dalam komunkasi interpersonal saling terkait satu sama lain. Ketiadaan satu unsur akan mengganggu unsur yang lainnya. Oleh karena itu,diperlukan pemahaman yang lebih mengenai unsur-unsur dari sistem komunikasi interpersonal itu sendiri yaitu unsur input (aturan dan harapan, persepsi, konsep diri), proses, dan output.

1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian dan Komponen Komunikasi Interpersonal
Komunikasi adalah proses berbagi informasi (pemikiran atau gagasan) dengan induvidu - individu lainnya. Komunikasi menurut beberapa ahli diantaranya adalah menurut Everett Rogers dalam Hafied Cangara (1998) Komunikasi didefinisikan sebagai “proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk merubah tingkah laku mereka”. Sedangkan menurut Arni Muhammad (2005) Komunikasi dedefinisikan sebagai “Pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku”.
Sedangkan Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah  proses pengiriman dan penerimaan pesan – pesan antara dua orang atau  diantara sekelompok kecil orang – orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi didalam diri sendiri, didalam diri manusia terdapat komponen – komponen komunikasi seperti sumber, pesan, saluran penerima dan balikan. Dalam komunikasi interpersonal hanya seorang yang terlibat. Pesan mulai dan berakhir dalam diri individu masing –masing. Komunikasi interpersonal mempengaruhi komunikasi dan hubungan dengan orang lain. Suatu pesan yang dikomunikasikan, bermula dari diri seseorang (Muhammad, 1995). Setelah melalui proses interpersonal tersebut, maka pesan – pesan disampaikan kepada orang lain. Komunikasi interpersonal merupakan 14 proses pertukaran informasi antara seseorang dengan seseorang lainnya atau biasnya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang – orang yang terlibat dalam komunikasi menjadi bertambah komplekslah komunikasi tersebut (Muhammad, 1995 : 159).
Menurut beberapa ahli lainnya pengertian komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut, Arni Muhammad (2005) menyatakan bahwa “komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya”. Mulyana (2004) menyatakan bahwa “komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang – orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun nonverbal”.
Secara konstektual, komunikasi interpersonal digambarkan sebagai suatu komunikasi antara dua individu atau sedikit individu, yang mana saling berinteraksi, saling memberikan umpan balik satu sama lain. Namun, memberikan definisi konstektual saja tidak cukup untuk menggambarkan komunikasi interpersonal karena setiap interaksi antara satu individu dengan individu lain berbeda-beda.
Pentingnya suatu komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Dialog adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masing –masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pergantian bersama (mutual understanding)dan empati. Dari proses ini terjadi rasa saling menghormati bukan disebabkan status sosial melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing – masing adalah manusia yang berhak dan wajib, pantas dan wajar dihargai dan dihormati sebagai manusia.
Komunikasi interpersonal dibandingkan dengan komunikasi lainnya, dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. Alasannya karena komunikasi ini berlangsung tatap muka, oleh karena dengan komunikasi itu terjadilah kontak pribadi (personal contact)yaitu pribadi anda menyentuh prbadi komunikan. Ketika menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung seketika (immediate feedback) mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan yang diontarkan pada ekspresi wajah dan gaya bicara. Apabila umpan balik positif, artinya tanggapan itu menyenangkan, kita akan mempertahankan gaya komunikasi sebaliknya jika tanggapan komunikasi negatif, maka harus mengubah gaya komunikasi sampai komunikasi berhasil.
Oleh karena keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan itulah maka bentuk komunikasi interpersonal seringkali digunakan untuk mnyampaikan komunikasi persuasif (persuasive communication) yakni suatu teknik komunikasi seara psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa ajakan, bujukan atau rayuan. Dengan demikian maka setiap pelaku komunikasi akan melakukan empat tindakan yaitu membentuk, menyampaikan, menerima dan mengolah pesan, keempat tindakan tersebut lazimnya berlangung secara berurutan dan membentuk pesan diartikan sebagaimenciptakan ide atau gagasan dengan tujuan tertentu.
Dalam proses komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal arus komunikasi yang terjadi adalah sirkuler atau berputar, artinya setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi komunikator dan komunikan. Karena dalam komunikasi atarpribadi efek atau umpan balik dapat terjadi seketika. Untuk dapat mengetahui komponen – komponen yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi dapat dijelaskan melalui gambar berikut :





Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa komponen – komponen komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut : (Devito, 2007 : 10)

1. Pengirim – Penerima
Komunikasi antarpribadi paling tidak melibatkan dua orang, setiap orang terlibat dalam komunikasi antarprbadi memfokuskan dan mengirimkan serta mengirimkan pesan dan juga sekaligus menerima dan memahami pesan. Istilah pengirim – pengirim ini digunakan untuk menekankan bahwa, fungsi pengirim dan penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi, contoh komunikasi antara orang tua dan anak.
2. Encoding – Decoding
Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya pesan – pesan yang akan disampaikan dikode atau diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan kata – kata simbol dan sebagainya. Sebaliknya tindakan untuk menginterpretasikan dan memahami pesan – pesan yang diterima, disebut juga sebagai Decoding. Dalam komunikasi antarpribadi, karena pengirim juga bertindak sekaligus sebagai penerima, maka fungsi encoding – decoding dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi.
3. Pesan – Pesan
Dalam komunikasi antarpribadi, pesan – pesan ini bsa terbentuk verbal (seperti kata – kata) atau nonverbal (gerak tubuh, simbol) atau gabungan antara bentuk verbal dan nonverbal.
4. Saluran
Saluran ini berfungsi sebagai media dimana dapat menghubungkan antara pengirim dan penerima pesan atau informasi. Saluran komunikasi personal baik yang bersifat langsung perorangan maupun kelompok lebih persuasif dibandingkan dengan saluran media massa.Hal ini disebabkan pertama, penyampaian pesan melalui saluran komunikasi personal dapat dilakuka secara langsung keada khalayak. Contoh dalam komunikasi antarpribadi kita berbicara dan mendengarkan (saluran indera pendengar dengan suara). Isyarat visual atau sesuatu yang tampak (seperti gerak tubuh, ekpresi wajah dan lain sebagainya).
5. Gangguan atau Noise
Seringkali pesan – pesan yang dikirim berbeda dengan pesa yang diterima. Hal ini dapat terjadi karena gangguan saat berlangung komunikasi, yang terdiri dari :
a. Gangguan Fisik
Gangguan ini biasanyaberasaldari luar dan mengganggu transmisi fisik pesan, seperti kegaduhan, interupsi, jarak dan sebagainya.
b. Gangguan Psikolgis
Ganggan ini timbul karna adanya perbedaan gagasan dan penilaian subyektif diantara orang yang terlibat diantara orang yang terlibat dalam komunikasi seperti emosi, perbedaan nilai – nilai, sikap dan sebagainya.
c. Gangguan Semantik
Gangguan ini terjadi kata – kata atau simbol yag digunakan dalam komunikasi, seringkali memiliki arti ganda, sehingga menyebabkan penerima gagal dalam menangkap dari maksud – makusud pesan yang disampaikan, contoh perbedaan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi.
6. Umpan Balik
Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam proses komunikasi antarpribadi, karena pengirim dan penerima secara terus menerus dan bergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik secara verbal maupun nonverbal. Umpan balik ini bersifat positif apabila dirasa saling menguntungkan. Bersifat positif apabila tidak menimbulkan efek dan bersifat negatif apabila merugikan
7. Bidang Pngalaman
Bidang pengalaman merupakan faktor yang paling penting dalam komunikasi antarpribadi. Komunikasi akan terjadi apabila para pelaku yang terlibat dalam komunikasi mempunyai bidang pengalaman yang sama.
8. Efek
Dibanding dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh untuk mengubah sikap, perilaku kepercayaan dan opini komunikan. Hal ini disebabkan komunikasi dilakukan dengan tatap muka (Devito, 2007 : 10).
B.  Tujuan Komunikasi Interpersonal
a. Menurut DeVito (1992) tujuan komunikasi interpersonal yaitu:
1. Untuk mempelajari secara lebih baik dunia luar, seperti berbagai objek, peristiwa dan orang lain. Meskipun informasi tentang dunia luar itu kita kenal umumnya melalui mass-media, tetapi hal itu pada akhirnya seringkali didiskusikan, dipelajari, diinternalisasi melalui komunikasi interpersonal. Nilai-nilai, sistem kepercayaan, dan sikap-sikap nampaknya lebih banyak dipengaruhi oleh pertemuan interpersonal daripada dipengaruhi media bahkan sekolah. Oleh karena itu komunikasi interpersonal sebenarnya memberi peluang kepada kita untuk belajar tentang diri kita sendiri. Sangat mungkin hal itu menarik perhatian atau mengejutkan dan bahkan amat berguna karena yang dibicarakan perasaan kita, pemikiran kita dan perilaku kita sendiri. Selanjutnya, melalui komunikasi interpersonal kita mengevaluasi keadaan diri kita untuk kemudian kita membandingkannya dengan kondisi sosial orang lain. Cara seperti ini menghasilkan self-conceptyang makin berkembang dan mendorong perluasan pengetahuan dan keterampilan yang pada akhirnya melakukan perubahan/inovasi.
2. Untuk memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau keakraban. Melalui komunikasi interpersonalkita berkeinginan untuk menjalin rasa cinta dan kasih sayang. Di samping cara demikian mengurangi rasa kesepian atau rasa depresi, komunikasi interpersonal bertujuan membagi dan meningkatkan rasa bahagia yang pada akhirnya mengembangkan perasaan positif tentang diri kita sendiri. Kita diajari tidak boleh iri, dengki, dendam, saling fitnah dan saling bunuh; kita semua akan mati dan dikuburkan orang lain.
3. Untuk mempengaruhi sikap-sikap dan perilaku orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita sering mengajak dan membujuk seseorang untuk menetapkan cara-cara tertentu yang lebih menguntungkan, untuk mendengarkan musik atau isi suatu rekaman, untuk mengambil kursus tertentu, untuk menggunakan obat atau ramuan tertentu, untuk bersama-sama terlibat dalam kegiatan dan sebagainya. Upaya mempengaruhi pihak lain menjadi demikian penting bagi pengawas/penilik kependidikan yang memang tugasnya melakukan pembinaan.
4. Untuk menghibur diri atau bermain. Kita bisa mendengarkan pelawak, pembicaraan, dan musik. Kita juga bisa menghibur orang lain, mengutarakan lelucon menceriterakan kisah-kisah yang menarik. Tujuan demikian menjadi penting manakala orang-orang sudah demikian serius dan beranjak stres dalam melaksanakan pekerjaan
b. Menurut Arni Muhammad (2005:168) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1) Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalahmenemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalampertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajarbanyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatankepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai,atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik danmengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran,dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan dirikita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikanyang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah lakukita.
2) Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yangkita ketahui datang dari komunikasi interpersonal,meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepadakita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan danakhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.
3) Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain.Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
4) Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal.Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu,misalnya mencoba diet yang baru, membeli barangtertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
5) Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan ceritadan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Denganmelakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan dilingkungan kita.
6) Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalaminteraksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
C.  Karakteristik Komunikasi Interpersonal
1.    Komunikasi interpersonal dimulai dengan diri pribadi(self)
2.    Komunikasi ineterpersonal bersifat tansaksional
3.    Komunikasi interpersonal menyangkut asper isi pesan dan hubungan antarpribadi
4.  Komunikasi interpersonal mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak – pihak yang berkomunikasi
5. Komunikasi interpersonal menempatkan kedua belah pihak yang berkomunikasi saling tergantung satu denagn lainnya(interdependensi)
6.   Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang

D.  Tipe Komunikasi Interpersonal
1.      Komunikasi dua orang
Yaitu mencakup segala jenis hubungan antarpribadi, antara satu orang denagn orang lain, mulai dari hubungan yang paling singkat (kontak) biasa, sampai hubungan yang bertahan lama dan mendalam.
2.      Wawancara
Merupakan salah satu tipe komunikasi interpersonal dimana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa Tanya jawab.
3.      Komunikasi kelompok kecil
Merupakan salah satu tipe komuniaksi interpersonal, dimana beberapa orang terlibat dalam suatu pembicaraan, percakapan, diskusi, musyawarah, dan sebagainya.

E.   Efektivitas komunikasi Interpersonal/Antarpribadi
Menurut Devito (Devito 1997:259 – 264) efektivitas komunikasi antarpribadi mengandung lima ciri yaitu :
1.      Keterbukaan (Opennes)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dalam komunikasi antarpribadi, yakni:
- Pertama, komunikator antarpribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi. Hal ini bukan berarti orang yang diajak berinteraksi harus dengan segermembuka semua riwayat hidupnya, harus ada kesediaan untuk membuka diri damengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan.
- Kedua, mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
- Ketiga, menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).

2. Sikap Positif (Positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi antarpribadi.
- Pertama, komunikasi antarpribadi terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.
-Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari pada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atas suasana interaksi

3. Kesamaan (Equality)
Dalam setiap situasi, sering adanya ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan atau cantik, dan lebih atletis dari pada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, serta masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan antarpribadi yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada dari pada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain. Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada orang lain.

4. Empati (Empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, melalui sudut pandang dan kacamata orang tersebut. Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. dalam arti bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain baik perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.

5. Dukungan (Supportiveness)
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku supportif. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan. Jack R. Gibb (Fajar 2009:84), menyebutkan tiga perilaku menimbulkan sikap suportif, yakni :
- Deskriptif, suasana yang deskriptif akan menimbulkan sikap suportif dibanding dengan suasana yang evaluatif.
- Spontanitas, orang yang spontan dalam berkomunikasi adalah orang yang terbuka dan terus terang tentang apa yang dipikirkannya.
- Provisionalisme, seseorang yang memiliki sifat ini adalah orang yang memiliki sikap berfikir terbuka, ada kemauan untuk mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia menerima pendapat orang lain bila memang pendapatnya keliru.
F.   Aksioma Komunikasi Interpersonal
Sebagaimana kita pahami bahwa komunikasi interpersonal melibatkan pesan verbal dan non-verbal serta kombinasi dari keduanya. Biasanya pula perilaku keduanya itu saling memperkuat atau saling mendukung, meskipun tidak jarang terjadi adanya suatu pesan yang kontradiktif. Untuk itu DeVito (1992: 19-27) mengemukakan beberapa aksioma yang perlu diperhatikan dalam komunikasi interpersonal, yaitu:
1. Komunikasi interpersonal melibatkan proses penyesuaian. Pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi interpersonal sesungguhnya menggunakan sistem isyarat/simbol yang menuntut penyesuaian. Hal demikian terlihat jelas manakala orang-orang yang berkomunikasi itu menggunakan bahasa yang berbeda, maka penyesuaian atas penggunaan isyarat atau simbol yang sama (yang dapat dimengerti) akan menguat. Seni berkomunikasi sesungguhnya mengidentifikasi dan mengenali isyarat atau simbol-simbol yang digunakan orang lain.
2. Komunikasi interpersonal memiliki dimensi isi dan hubungan. Setiap komunikasi interpersonal selalu merujuk pada apa yang dikomunikasikan dan bagaimana hubungan di antara pihak-pihak yang berkomunikasi.
3. Komunikasi interpersonal mendorong terjadinya kesamaan (simetri) atau perbedaan (komplementer) pola-pola perilaku dan hubungan di antara pihak-pihak yang berkomunikasi menjadi dasart untuk menggambarkan kesamaan atau perbedaan itu. Pola hubungan simentris menunjukkan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi interpersonal bercermin pada perilaku lainnya. Pola ini akan lebih jelas terlihat dalam suatu bentuk persaingan atau perebutan pengaruh. Pola hubungan komplementer memperlihatkan bahwa di antara pihak yang berkomunikasi terjadi perbedaan. Perbedaan ini hendaknya dipandang sebagai kondisi yang mendorong produktivitas untuk saling melengkapi atau menguatkan perilaku yang lainnya.
4. Komunikasi interpersonal merupakan serangkaian peristiwa yang kontinyu tetapi juga terdapat segmentasi interaksi atau jeda-jeda komunikasi sebagai sebab atau stimulus dan lainnya sebagai efek atau tanggapan. Jeda atau potongan komunikasi ini amat tergantung pada perspektif yang dimiliki pihak-pihak yang berkomunikasi.
5. Komunikasi interpersonal merupakan proses transaksional. Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses yang dinamis, melibatkan komponen-komponennya yang saling tergantung dan setiap pihak yang berkomunikasi bertindak sebagai satu kesatuan yang utuh (melibatkan seluruh aspek kepribadiannya).
6. Komunikasi interpersonal seringkali terjadi secara tidak terhindarkan. Komunikasi interpersonal tidak hanya berlangsung dalam kesengajaan, bertujuan dan dengan dorongan yang benar-benar disadari. Seringkali komunikasi itu terjadi dalam kondisi yang tidak terhindarkan, tanpa kesengajaan, tanpa tujuan, dan kurang disadari. Kita tidak bisa tidak, (harus) bereaksi.
7. Sekali terjadi peristiwa komunikasi interpersonal, maka terjadilah dan tidak bisa diulangi (irreversible). Sekali Anda mengkomunikasikan sesuatu, maka Anda tidak bisa mengkomunikasikannya kembali. Sekalipun Anda dapat mengusahakan dampak dari pesan yang telah terlanjur disampaikan, pesan itu sendiri tidak bisa dikembalikan: nasi telah menjadi bubur. Prinsip ini mengimplikasikan bahwa kita penting untuk berhati-hati dalam berkomunikasi atau dalam mengucapkan sesuatu sebab bisa terjerembab ke dalam suatu konflik.
G. Komunikasi interpersonal yang berhasil dan yang gagal serta kendala komunikasi interpersonal yang berhasil dan yang gagal
Komunikasi interpersonal yang berhasil adalah suatu komunikasi interpersonal dimana informasi yang ingin diberikan oleh pengirim kepada penerima dan makna dari berita yang ditransmisikan tersebut adalah sama.
Komunikasi interpersonal yang gagal adalah situasi komunikasi interpersonal dimana informasi yang diberikan oleh pengirim dan makna yang berasal dari berita yang ditransmisikan tersebut tidak sama.
Kendala bagi komunikasi interpersonal yang berhasil :
1)      Meningkatnya kebutuhan akan informasi karena masyarakat secara konstan dan dengan cepat berubah, individu-individu mempunyai kebutuhan yang semakin besar terhadap informasi. Dengan individu-individu yang mencari informasi yang lebih banyak, jaringan komunikasi cenderung untuk menjadi padat, dan sebagai akibatnya, komunikasi menjadi berdistorsi (menyimpang).
2)      Kebutuhan bagi informasi yang semakin rumit. Dengan kemajuan yang cepat dalam teknologi, adalah tidak mungkin bagi mayoritas penduduk untuk tidak menghadapi situasi komunikasi yang semakin rumit dalam kehidupan mereka sehari-hari.
3)      Kenyataan bahwa individu-individu di dunia semakin banyak mempunyai hubungan dengan individu-individu yang menggunakan bahasa lain. Ketika bisnis semakin mendunia jangkauannya dan ketika anggota-anggota organisasi banyak melakukan perjalanan, kecenderungan ini akan semakin dipercepat. Kendala komunikasi potensial dari situasi multi bahasa ini sangat nyata.


H.  Umpan balik dan komunikasi interpersonal
Umpan balik adalah reaksi penerima terhadap sebuah berita. Pada umumnya, umpan balik bisa digunakan oleh pengirim untuk menjamin sebuah komunikasi yang berhasil. Contohnya jika reaksi penerima berita tidak sesuai, pengirim bisa menyimpulkan bahwa komunikasi tidak berhasil dan berita lain hendaknya dikirim. Sebaliknya, jika reaksi penerima berita sesuai dengan yang diharapkan, pengirim bisa menyimpilkan bahwa komunikasi telah berhasil.


I.     Komunikasi Interpersonal Verbal dan Non Verbal
Komunikasi interpersonal umumnya dibagi menjadi dua tipe yaitu verbal dan non verbal. Dahulu komunikasi lebih ditekankan pada komunikasi verbal, komunikasi yang menggunakan baik kata-kata tertulis maupun lisan untuk memberikan infiormasi kepada orang lain.
Komunikasi non verbal adalah pemberian informasdi tanpa penggunaan kata-kata untuk menyandikan pikiran. Fakto9r-faktor yang umumnya digunakan untuk menyandikan pikiran dalam komunikasi non verbal termasuk juga bahasa isyarat, nada suara dan ekspresi wajah. Pada sebagian besar komunikasi interpersonal, komunikasi verbal dan non verbal bukan kejasian namun penafsiran penerima terhadap berita umumnya tidak hanya didasarkan pada kata-kata tetapi juga faktor-faktor seperti ekspresi wajah dan bahasa isyarat.
Faktor non verbal umumnya lebih berpengaruh pada dampak keseluruhan dari suatu pesan dibandingkan factor verbal.komponen pesan verbal dan non verbal berperan sling melengkapi satu sama lain. (Wiratmo,1994)

J.    Kualitas Komunikasi Interpersonal Dalam Keluarga
Komunikasi interpersonal dalam keluarga harus berlangsung secara timbal balik dan silih berganti, bisa dari orang tua ke anak ata dari anak ke orang tua. Awal terjadina komunikasi karena ada sesuatu pesan yang ingin disampaikan, sehingga kedua belah pihak tercipta komunikasi yang efektif (Djamarah, 2004 : 1).
Komunikasi interpersonal adalah suatu pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang dengan beberapa umpan balk seketika. Komunikasi ini dianggap efektif dalam hal upaya untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang karena sifatnya dialogis, berlangsung secara tatap muka (face to face) dan menunjukkan suatu interaksi sehigga terjadi kontak pribadi atau personal contact (Effendy, 2002 : 8). Dengan demikian mereka yang terlibat dalam komunikasi ini masing – masing menjadi pembicara dan pendengar. Nampaknya adanya upaya untuk terjadinya pengrtian bersama dan empati. Disini terjadi rasa saling menghormati berdasarkan anggapan bahwa masing – masing adalah manusia utuh yang wajib, berhak dan pantas untuk dihargai dan dihormati sebagai manusia.
Dalam proses komunikasi ini, ketika pesan disampaikan umpan balikpun terjadi saat itu juga (immediate feedback) sehingga komunikator tahu bagaimana reaksi komunikan terhadap pesan yang disampaikannya (Effendy, 2003 : 15).
Umpan balik itu sendiri memainkan peran dalam proses komunikasi, sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang dilancarkan oleh komunikator, selain itu umpan balik dapat memberikan komunikator bahan informasi bahwa sumbangan –sumbangan pesan mereka yang disampaikan menarik atau tidak bagi komunikan (Effendy, 2003 : 14). Umpan balik dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Umpan balik dikatakan bersifat positif ketika respon dari komunikan menyenangkan komunikator, sehingga komunikasi berjalan dengan lancar, sedangkan sebaliknya umpan balik dikatakan negatif ketika respon komunian tidak menyenangkan komunikator sehingga komunikator enggan untuk elanjutan komunikasi tersebut.
Keluarga yang sehat dapat dibentuk melalui komunikasi. Melalui komunikasi orang tua memberkan dan mengerjakan tentang nilai, norma, pengetahuan, sikap dan harapan terhadap anak – anak. Dengan komunikasi yang efektif, maka beberapa hal tersebut dapat diterima dan
dipahami oleh remaja. Komunikasi yang efektif akan menimbulkan hubungan dan pengertian yang makin baik antara kedua belah pihak (Irwanto, 2001 : 79).
Komunikasi yang baik didalam keluarga bersifat dialog dan bukan monolog. Komunikasi yang monolog tidak menimbulkan tantangandalam diri anak untuk mengembangkan pikiran, kemampuan bertanggung jawab dan anak tidak dimintai pendapat atas usul bila ada masalah dalam keluarga. Jika komunikasi bersifat dialog, orang tua mendapat kesempatan mengenal anaknya atau dapat berkomunikasi secara langsung sehingga dapat memberikan pengaruh langsung kepada anak. Orag tua dapat belajar dari anaknya waktu mendegarkan dan berkomunikasi dengan anak – anak (Kartono, 1994 : 153).
Komunikasi yang efektif juga dibutuhkan untuk membentuk keluarga yang harmonis, selain faktor keterbukaan, otoritas, kemampuan bernegosiasi, menghargai kebebasan dan rahasia antar anggota keluarga. Dengan adanya komunikasi yang efektif diharapkan dapat mengarahkan remaja untuk mampu mengambil keputusan, mendukung perkembangan otonomi dan kemandirian dan lain – lain. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa komunikasi merupakan faktor yang penting bagi perkembangan diri remaja, karena ketiadaan komunikasi dalam suatu keluarga akan berakibat fatal seperti timbulnya perilaku menyimpang pada remaja.
Sedangkan menurut Rahkmat (2002 : 129) tidak benar anggapan orang bahwa semakin sering seseorang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain, maka makin baik hubungan mereka. Persoalannya adalah bukan beberapa kali komunikasi dilakukan, tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. Hal ini berarti penting bahwa dalam komunikasi yang diutamakan adalah bukan kuantitas dari komunikasinya, akan tetapi seberapa besar kualitas komunikasi tersebut.
K. Perkembangan Komunikasi Interpersonal
Konsep komunikasi interpersonal yang mendasarkan pada  perkembangan dilihat sebagai akhir dari rentang perkembangan komunikasi yang bersifat tak pribadi (impersonal) pada ekstrim yang satu menjadi komunikasi pribadi atau intim pada ekstrim yang lain. Perkembangan ini mengisyaratkan perkembangan komunikasi interpersonal yang menurut DeVito (1997) mengutip Gerald Miller (1978) ditandai oleh dan dibedakan sedikitnya dari tiga faktor, yaitu:
a. Prediksi Berdasarkan Data Psikologis
Untuk komunikasi interpersonal kita merespon pihak lain berdasarkan data psikologis, yakni bagaimana seseorang itu berbeda dari yang lain (kelompoknya). Akan tetapi untuk, suatu perjumpaan impersonal (tak pribadi) kita menanggapi orang lain berdasarkan data sosiologis, yakni berdasarkan atribut sosialnya seperti kelas, kelompok atau organisasi tempat yang bersangkutan menjadi anggotanya.
Sebagai contoh, Anda berperilaku terhadap profesor X seperti halnya Anda berperilaku terhadap profesor-profesor lainnya. Tetapi, pada saat hubungan Anda berkembang menjadi lebih pribadi (interpersonal) baik profesor ataupun Anda sendiri mulai berinteraksi satu sama lain sebagai pribadi, tidak lagi sebagai anggota dari kelompoknya masing-masing (guru besar pada perguruan tinggi versus seorang pengawas/penilik).
b. Pengetahuan yang Menjelaskan (explanatory knowledge)
Komunikasi interpersonal mendasarkan pada pengetahuan yang menjelaskan masing-masing pihak yang berkomunikasi. Saat Anda mengenal seseorang, Anda akan menduga-duga bagaimana orang itu bertindak dalam beberapa situasi. Untuk situasi komunikasi interpersonal perilaku Anda tidak hanya menduga-duga bagaimana orang itu akan bertindak, melainkan Anda dapat menjelaskan tindakan orang itu. Seorang pengawas secara impersonal akan melihat guru baru itu belum dapat menyesuaikan diri dalam situasi pekerjaannya. Akan tetapi, untuk komunikasi interpersonal pengawas tersebut menyatakan bahwa guru itu tidak akan kaku dalam bekerja karena ia tahu bahwa guru tersebut seorang yang lincah bergaul dan gesit dalam bekerja.
c. Aturan Yang Ditetapkan Secara Pribadi
Setiap masyarakat selalu memiliki dan menetapkan aturan-aturan interaksi secara impersonal. Hubungan pengawas-kepala sekolah akan menunjukkan perilaku satu tehadap lainnya menurut aturan atau kultur yang berlaku (birokratik atau bahkan feodalistik?). Akan tetapi, saat hubungan terjalin secara interpersonal, maka aturan itu menjadi tidak begitu penting, hubungan peroranganlah yang menetapkan aturan. Perkembangan ini sering terpeleset, bentuk komunikasi interpersonal berubah menjadi suatu hubungan kolusi, korupsi dan nepotisme. Perkembangan yang diharapkan adalah bentuk hubungan profesional yang menunjang budaya kerja produktif, inovatif dan dinamis.
Mulyana (2000: 73) menjelaskan keberhasilan komunikasi interpersonal sesungguhnya menjadi tanggungjawab para peserta komunikasi. Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respon non-verbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat. Meskipun setiap orang dalam komunikasi interpersonal bebas mengubah topik pembicaraan, kenyataannya bisa saja komunikasi tersebut didominasi oleh seseorang atau satu pihak. Kesemua indra adalah potensial sebagai alat sensasi dalam komunikasi interpersonal meskipun nampak bahwa pendengaran, penglihatan menjadi primer. Komunikasi interpersonal akan selalu berperan penting sampai kapanpun selama manusia masih memiliki emosi.

BAB 3
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
B.     SARAN
·         Komunikasi bisa dilakukan dimana saja dan dengan siapa saja. Bukan hanya melalui seluler tetapi bisa secara tatap muka (face to face). Komunikasi bukan hanya dilakukan oleh dua orang saja tetapi bisa juga lebih. Komunikasi antar sesama yang baik dapat mempererat hubungan kita sebagai makhluk sosial.
·         Pada makalah ini,masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun dari segi teknis penulisannya. oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak khususnya bagi para pembaca untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya. 






DAFTAR PUSTAKA
Wok,Saodah,dkk.2003.Teori-teori Komunikasi.Kuala Lumpur: PTS Profesional.hal:63
Keterangan: