KELAS B 2013
Komunikasi Interpersonal
Disusun
Oleh:
Liyana
Putri A (25010113120151)
Nur
Sulistyaningsih (25010113120152)
Ari
Pratiwi (25010113120153)
Nisriinaa
R U (25010113120154)
Ria
Novita S (25010113120156)
Yeny
Anggrainy (25010113120157)
Nisa
Novaeni (25010113120158)
Yuanita
Erry W (25010113120159)
Ernawati (25010113120160)
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
2014
Komunikasi
Interpersonal
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial. Kehidupan manusia tidak
akan terlepas dari kebutuhan untuk bergaul dengan sesamanya. Kebutuhan ini
merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia selain kebutuhan utama
yang lainnya. Karena adanya kebutuhan inilah manusia akan melakukan interaksi
dengan sesamanya untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi antarmanusia
tersebut dapat dilakukan melalui komunikasi interpersonal. Komunikasi
interpersonal berlaku antara dua individu bagi mencapai persepahaman. Selalunya
hubungan kita dengan mereka ini melibatkan hubungan yang positif yang
membolehkan berkenalan biasanya ada persamaan diantara persahabatan ,
percintaan dan hubungan dalam keluarga. Semuanya melibatkan kemesraan,
kepercayaan, tolong menolong, berkongsi keyakinan, serta tindakan secara
spontan. Jadi penting kita mengetahui bagaimana cara kita sepatutunya
berkomunikasi supaya proses pembentukan hubungan untuk apa juga tujuan dapat
berjalan dengan baik dan memenuhi keperluan semua pihak. Dan dalam hal ini
orang tersebut akan melakukan interaksi yang saling berbalasan dan saling
mempengaruhi. Komunikator akan menyampaikan pesan yang didasari dari aturan dan
harapan penyampaian pesan itu sendiri sehingga komunikator akan melakukan
proses komunikasi kepada komunikan agar komunikasi tersebut mencapai tujuan dan
nantinya menghasilkan suatu output tertentu. Hal inilah yang dinamakan
komunikasi interpersonal sebagai suatu sistem. Sebagai suatu sistem,unsur-unsur
yang ada dalam komunkasi interpersonal saling terkait satu sama lain. Ketiadaan
satu unsur akan mengganggu unsur yang lainnya. Oleh karena itu,diperlukan
pemahaman yang lebih mengenai unsur-unsur dari sistem komunikasi interpersonal
itu sendiri yaitu unsur input (aturan dan harapan, persepsi, konsep diri),
proses, dan output.
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Komponen Komunikasi
Interpersonal
Komunikasi
adalah proses berbagi informasi (pemikiran atau gagasan) dengan induvidu -
individu lainnya. Komunikasi menurut beberapa ahli diantaranya adalah menurut
Everett Rogers dalam Hafied Cangara (1998) Komunikasi didefinisikan sebagai
“proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau
lebih, dengan maksud untuk merubah tingkah laku mereka”. Sedangkan menurut Arni
Muhammad (2005) Komunikasi dedefinisikan sebagai “Pertukaran pesan verbal
maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah
tingkah laku”.
Sedangkan
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan –
pesan antara dua orang atau diantara
sekelompok kecil orang – orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik
seketika. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi didalam diri sendiri,
didalam diri manusia terdapat komponen – komponen komunikasi seperti sumber,
pesan, saluran penerima dan balikan. Dalam komunikasi interpersonal hanya
seorang yang terlibat. Pesan mulai dan berakhir dalam diri individu masing
–masing. Komunikasi interpersonal mempengaruhi komunikasi dan hubungan dengan
orang lain. Suatu pesan yang dikomunikasikan, bermula dari diri seseorang
(Muhammad, 1995). Setelah melalui proses interpersonal tersebut, maka pesan –
pesan disampaikan kepada orang lain. Komunikasi interpersonal merupakan 14
proses pertukaran informasi antara seseorang dengan seseorang lainnya atau biasnya
diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan
bertambahnya orang – orang yang terlibat dalam komunikasi menjadi bertambah
komplekslah komunikasi tersebut (Muhammad, 1995 : 159).
Menurut
beberapa ahli lainnya pengertian komunikasi interpersonal adalah sebagai
berikut, Arni Muhammad (2005) menyatakan bahwa “komunikasi interpersonal adalah
proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang
lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui
balikannya”. Mulyana (2004) menyatakan bahwa “komunikasi interpersonal adalah
komunikasi antara orang – orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun
nonverbal”.
Secara
konstektual, komunikasi interpersonal digambarkan sebagai suatu komunikasi
antara dua individu atau sedikit individu, yang mana saling berinteraksi,
saling memberikan umpan balik satu sama lain. Namun, memberikan definisi
konstektual saja tidak cukup untuk menggambarkan komunikasi interpersonal
karena setiap interaksi antara satu individu dengan individu lain berbeda-beda.
Pentingnya
suatu komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung
secara dialogis. Dialog adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang menunjukkan
terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini
berfungsi ganda, masing –masing menjadi pembicara dan pendengar secara
bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para
pelaku komunikasi untuk terjadinya pergantian bersama (mutual understanding)dan
empati. Dari proses ini terjadi rasa saling menghormati bukan disebabkan status
sosial melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing – masing adalah manusia
yang berhak dan wajib, pantas dan wajar dihargai dan dihormati sebagai manusia.
Komunikasi
interpersonal dibandingkan dengan komunikasi lainnya, dinilai paling ampuh
dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan.
Alasannya karena komunikasi ini berlangsung tatap muka, oleh karena dengan
komunikasi itu terjadilah kontak pribadi (personal contact)yaitu pribadi anda
menyentuh prbadi komunikan. Ketika menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung
seketika (immediate feedback) mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan
terhadap pesan yang diontarkan pada ekspresi wajah dan gaya bicara. Apabila
umpan balik positif, artinya tanggapan itu menyenangkan, kita akan
mempertahankan gaya komunikasi sebaliknya jika tanggapan komunikasi negatif,
maka harus mengubah gaya komunikasi sampai komunikasi berhasil.
Oleh
karena keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku
komunikan itulah maka bentuk komunikasi interpersonal seringkali digunakan
untuk mnyampaikan komunikasi persuasif (persuasive communication) yakni suatu
teknik komunikasi seara psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa
ajakan, bujukan atau rayuan. Dengan demikian maka setiap pelaku komunikasi akan
melakukan empat tindakan yaitu membentuk, menyampaikan, menerima dan mengolah
pesan, keempat tindakan tersebut lazimnya berlangung secara berurutan dan
membentuk pesan diartikan sebagaimenciptakan ide atau gagasan dengan tujuan
tertentu.
Dalam
proses komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal arus komunikasi
yang terjadi adalah sirkuler atau berputar, artinya setiap individu mempunyai
kesempatan yang sama untuk menjadi komunikator dan komunikan. Karena dalam
komunikasi atarpribadi efek atau umpan balik dapat terjadi seketika. Untuk
dapat mengetahui komponen – komponen yang terlibat dalam komunikasi
antarpribadi dapat dijelaskan melalui gambar berikut :
Dari
gambar diatas dapat dijelaskan bahwa komponen – komponen komunikasi
antarpribadi adalah sebagai berikut : (Devito, 2007 : 10)
1.
Pengirim – Penerima
Komunikasi
antarpribadi paling tidak melibatkan dua orang, setiap orang terlibat dalam
komunikasi antarprbadi memfokuskan dan mengirimkan serta mengirimkan pesan dan
juga sekaligus menerima dan memahami pesan. Istilah pengirim – pengirim ini
digunakan untuk menekankan bahwa, fungsi pengirim dan penerima ini dilakukan
oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi, contoh
komunikasi antara orang tua dan anak.
2.
Encoding – Decoding
Encoding
adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya pesan – pesan yang akan disampaikan
dikode atau diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan kata – kata
simbol dan sebagainya. Sebaliknya tindakan untuk menginterpretasikan dan
memahami pesan – pesan yang diterima, disebut juga sebagai Decoding. Dalam
komunikasi antarpribadi, karena pengirim juga bertindak sekaligus sebagai
penerima, maka fungsi encoding – decoding dilakukan oleh setiap orang yang
terlibat dalam komunikasi antarpribadi.
3.
Pesan – Pesan
Dalam
komunikasi antarpribadi, pesan – pesan ini bsa terbentuk verbal (seperti kata –
kata) atau nonverbal (gerak tubuh, simbol) atau gabungan antara bentuk verbal
dan nonverbal.
4.
Saluran
Saluran
ini berfungsi sebagai media dimana dapat menghubungkan antara pengirim dan
penerima pesan atau informasi. Saluran komunikasi personal baik yang bersifat
langsung perorangan maupun kelompok lebih persuasif dibandingkan dengan saluran
media massa.Hal ini disebabkan pertama, penyampaian pesan melalui saluran
komunikasi personal dapat dilakuka secara langsung keada khalayak. Contoh dalam
komunikasi antarpribadi kita berbicara dan mendengarkan (saluran indera
pendengar dengan suara). Isyarat visual atau sesuatu yang tampak (seperti gerak
tubuh, ekpresi wajah dan lain sebagainya).
5.
Gangguan atau Noise
Seringkali
pesan – pesan yang dikirim berbeda dengan pesa yang diterima. Hal ini dapat
terjadi karena gangguan saat berlangung komunikasi, yang terdiri dari :
a. Gangguan Fisik
Gangguan ini biasanyaberasaldari luar
dan mengganggu transmisi fisik pesan, seperti kegaduhan, interupsi, jarak dan
sebagainya.
b. Gangguan Psikolgis
Ganggan ini timbul karna adanya
perbedaan gagasan dan penilaian subyektif diantara orang yang terlibat diantara
orang yang terlibat dalam komunikasi seperti emosi, perbedaan nilai – nilai,
sikap dan sebagainya.
c. Gangguan Semantik
Gangguan ini terjadi kata – kata atau
simbol yag digunakan dalam komunikasi, seringkali memiliki arti ganda, sehingga
menyebabkan penerima gagal dalam menangkap dari maksud – makusud pesan yang
disampaikan, contoh perbedaan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi.
6.
Umpan Balik
Umpan
balik memainkan peranan yang sangat penting dalam proses komunikasi
antarpribadi, karena pengirim dan penerima secara terus menerus dan bergantian
memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik secara verbal maupun nonverbal.
Umpan balik ini bersifat positif apabila dirasa saling menguntungkan. Bersifat
positif apabila tidak menimbulkan efek dan bersifat negatif apabila merugikan
7.
Bidang Pngalaman
Bidang
pengalaman merupakan faktor yang paling penting dalam komunikasi antarpribadi.
Komunikasi akan terjadi apabila para pelaku yang terlibat dalam komunikasi
mempunyai bidang pengalaman yang sama.
8.
Efek
Dibanding
dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh
untuk mengubah sikap, perilaku kepercayaan dan opini komunikan. Hal ini
disebabkan komunikasi dilakukan dengan tatap muka (Devito, 2007 : 10).
B. Tujuan Komunikasi Interpersonal
a.
Menurut DeVito (1992) tujuan komunikasi interpersonal yaitu:
1.
Untuk mempelajari secara lebih baik dunia luar, seperti berbagai objek,
peristiwa dan orang lain. Meskipun informasi tentang dunia luar itu kita kenal
umumnya melalui mass-media, tetapi hal itu pada akhirnya seringkali
didiskusikan, dipelajari, diinternalisasi melalui komunikasi interpersonal. Nilai-nilai,
sistem kepercayaan, dan sikap-sikap nampaknya lebih banyak dipengaruhi oleh
pertemuan interpersonal daripada dipengaruhi media bahkan sekolah. Oleh karena
itu komunikasi interpersonal sebenarnya memberi peluang kepada kita untuk
belajar tentang diri kita sendiri. Sangat mungkin hal itu menarik perhatian
atau mengejutkan dan bahkan amat berguna karena yang dibicarakan perasaan kita,
pemikiran kita dan perilaku kita sendiri. Selanjutnya, melalui komunikasi
interpersonal kita mengevaluasi keadaan diri kita untuk kemudian kita
membandingkannya dengan kondisi sosial orang lain. Cara seperti ini
menghasilkan self-conceptyang makin berkembang dan mendorong perluasan
pengetahuan dan keterampilan yang pada akhirnya melakukan perubahan/inovasi.
2.
Untuk memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau keakraban. Melalui
komunikasi interpersonalkita berkeinginan untuk menjalin rasa cinta dan kasih
sayang. Di samping cara demikian mengurangi rasa kesepian atau rasa depresi,
komunikasi interpersonal bertujuan membagi dan meningkatkan rasa bahagia yang
pada akhirnya mengembangkan perasaan positif tentang diri kita sendiri. Kita
diajari tidak boleh iri, dengki, dendam, saling fitnah dan saling bunuh; kita
semua akan mati dan dikuburkan orang lain.
3.
Untuk mempengaruhi sikap-sikap dan perilaku orang lain. Dalam kehidupan
bermasyarakat, kita sering mengajak dan membujuk seseorang untuk menetapkan
cara-cara tertentu yang lebih menguntungkan, untuk mendengarkan musik atau isi
suatu rekaman, untuk mengambil kursus tertentu, untuk menggunakan obat atau
ramuan tertentu, untuk bersama-sama terlibat dalam kegiatan dan sebagainya.
Upaya mempengaruhi pihak lain menjadi demikian penting bagi pengawas/penilik
kependidikan yang memang tugasnya melakukan pembinaan.
4.
Untuk menghibur diri atau bermain. Kita bisa mendengarkan pelawak, pembicaraan,
dan musik. Kita juga bisa menghibur orang lain, mengutarakan lelucon
menceriterakan kisah-kisah yang menarik. Tujuan demikian menjadi penting
manakala orang-orang sudah demikian serius dan beranjak stres dalam
melaksanakan pekerjaan
b.
Menurut Arni Muhammad (2005:168) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal
mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1)
Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi
interpersonal adalahmenemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat
dalampertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajarbanyak sekali
tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan
kesempatankepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai,atau mengenai
diri kita. Adalah sangat menarik danmengasyikkan bila berdiskusi mengenai
perasaan, pikiran,dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan dirikita
dengan orang lain, kita memberikan sumber balikanyang luar biasa pada perasaan,
pikiran, dan tingkah lakukita.
2)
Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal
menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain
yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yangkita ketahui datang dari
komunikasi interpersonal,meskipun banyak jumlah informasi yang datang
kepadakita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan danakhirnya
dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.
3)
Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling
besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain.Banyak dari
waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk
dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
4)
Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk
mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal.Kita
boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu,misalnya mencoba diet yang
baru, membeli barangtertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki
bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak
menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
5)
Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang
mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman
mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga,
menceritakan ceritadan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan
pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Denganmelakukan komunikasi
interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam
pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan dilingkungan kita.
6)
Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi
klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional
mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang
lain dalaminteraksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan
seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata
kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
C. Karakteristik Komunikasi Interpersonal
1. Komunikasi interpersonal dimulai
dengan diri pribadi(self)
2. Komunikasi ineterpersonal
bersifat tansaksional
3. Komunikasi interpersonal
menyangkut asper isi pesan dan hubungan antarpribadi
4. Komunikasi
interpersonal mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak – pihak yang
berkomunikasi
5. Komunikasi interpersonal menempatkan kedua belah
pihak yang berkomunikasi saling tergantung satu denagn lainnya(interdependensi)
6. Komunikasi
interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang
D. Tipe Komunikasi Interpersonal
1.
Komunikasi dua orang
Yaitu mencakup segala jenis hubungan antarpribadi, antara satu orang denagn
orang lain, mulai dari hubungan yang paling singkat (kontak) biasa, sampai
hubungan yang bertahan lama dan mendalam.
2.
Wawancara
Merupakan salah satu tipe komunikasi interpersonal dimana dua orang
terlibat dalam percakapan yang berupa Tanya jawab.
3.
Komunikasi kelompok kecil
Merupakan salah satu tipe komuniaksi interpersonal, dimana beberapa orang
terlibat dalam suatu pembicaraan, percakapan, diskusi, musyawarah, dan
sebagainya.
E. Efektivitas komunikasi
Interpersonal/Antarpribadi
Menurut Devito (Devito 1997:259 – 264)
efektivitas komunikasi antarpribadi mengandung lima ciri yaitu :
1. Keterbukaan
(Opennes)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga
aspek dalam komunikasi antarpribadi, yakni:
-
Pertama, komunikator antarpribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang
diajak berinteraksi. Hal ini bukan berarti orang yang diajak berinteraksi harus
dengan segermembuka semua riwayat hidupnya, harus ada kesediaan untuk membuka
diri damengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan.
-
Kedua, mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur
terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap
pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang
bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Kita memperlihatkan
keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
-
Ketiga, menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly,
1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran
yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya.
Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang
menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).
2.
Sikap Positif (Positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam
komunikasi antarpribadi dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap
positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita
berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi
antarpribadi.
-
Pertama, komunikasi antarpribadi terbina jika seseorang memiliki sikap positif
terhadap diri mereka sendiri.
-Kedua,
perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk
interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari pada
berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi
secara menyenangkan terhadap situasi atas suasana interaksi
3.
Kesamaan (Equality)
Dalam setiap situasi, sering adanya ketidaksetaraan.
Salah seorang mungkin lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan atau cantik, dan
lebih atletis dari pada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar
setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi
antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada
pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga,
serta masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
Dalam suatu hubungan antarpribadi yang ditandai oleh kesetaraan,
ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami
perbedaan yang pasti ada dari pada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak
lain. Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja
semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita
menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita
untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada orang lain.
4.
Empati (Empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai
kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada
suatu saat tertentu, melalui sudut pandang dan kacamata orang tersebut.
Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut
bersedih. Sedangkan berempati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan
dirinya pada posisi atau peranan orang lain. dalam arti bahwa seseorang secara
emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami
orang lain. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang
lain baik perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk
masa mendatang.
5.
Dukungan (Supportiveness)
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri
seseorang ada perilaku supportif. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling
memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan. Jack R. Gibb (Fajar
2009:84), menyebutkan tiga perilaku menimbulkan sikap suportif, yakni :
-
Deskriptif, suasana yang deskriptif akan menimbulkan sikap suportif dibanding
dengan suasana yang evaluatif.
-
Spontanitas, orang yang spontan dalam berkomunikasi adalah orang yang terbuka
dan terus terang tentang apa yang dipikirkannya.
-
Provisionalisme, seseorang yang memiliki sifat ini adalah orang yang memiliki
sikap berfikir terbuka, ada kemauan untuk mendengar pandangan yang berbeda dan
bersedia menerima pendapat orang lain bila memang pendapatnya keliru.
F.
Aksioma
Komunikasi Interpersonal
Sebagaimana kita pahami bahwa komunikasi
interpersonal melibatkan pesan verbal dan non-verbal serta kombinasi dari
keduanya. Biasanya pula perilaku keduanya itu saling memperkuat atau saling
mendukung, meskipun tidak jarang terjadi adanya suatu pesan yang kontradiktif.
Untuk itu DeVito (1992: 19-27) mengemukakan beberapa aksioma yang perlu
diperhatikan dalam komunikasi interpersonal, yaitu:
1.
Komunikasi interpersonal melibatkan proses penyesuaian. Pihak-pihak yang
terlibat dalam komunikasi interpersonal sesungguhnya menggunakan sistem
isyarat/simbol yang menuntut penyesuaian. Hal demikian terlihat jelas manakala
orang-orang yang berkomunikasi itu menggunakan bahasa yang berbeda, maka
penyesuaian atas penggunaan isyarat atau simbol yang sama (yang dapat
dimengerti) akan menguat. Seni berkomunikasi sesungguhnya mengidentifikasi dan
mengenali isyarat atau simbol-simbol yang digunakan orang lain.
2.
Komunikasi interpersonal memiliki dimensi isi dan hubungan. Setiap komunikasi
interpersonal selalu merujuk pada apa yang dikomunikasikan dan bagaimana
hubungan di antara pihak-pihak yang berkomunikasi.
3.
Komunikasi interpersonal mendorong terjadinya kesamaan (simetri) atau perbedaan
(komplementer) pola-pola perilaku dan hubungan di antara pihak-pihak yang
berkomunikasi menjadi dasart untuk menggambarkan kesamaan atau perbedaan itu.
Pola hubungan simentris menunjukkan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi interpersonal bercermin pada perilaku lainnya. Pola ini akan lebih
jelas terlihat dalam suatu bentuk persaingan atau perebutan pengaruh. Pola
hubungan komplementer memperlihatkan bahwa di antara pihak yang berkomunikasi
terjadi perbedaan. Perbedaan ini hendaknya dipandang sebagai kondisi yang
mendorong produktivitas untuk saling melengkapi atau menguatkan perilaku yang
lainnya.
4.
Komunikasi interpersonal merupakan serangkaian peristiwa yang kontinyu tetapi
juga terdapat segmentasi interaksi atau jeda-jeda komunikasi sebagai sebab atau
stimulus dan lainnya sebagai efek atau tanggapan. Jeda atau potongan komunikasi
ini amat tergantung pada perspektif yang dimiliki pihak-pihak yang
berkomunikasi.
5.
Komunikasi interpersonal merupakan proses transaksional. Komunikasi
interpersonal merupakan suatu proses yang dinamis, melibatkan
komponen-komponennya yang saling tergantung dan setiap pihak yang berkomunikasi
bertindak sebagai satu kesatuan yang utuh (melibatkan seluruh aspek
kepribadiannya).
6.
Komunikasi interpersonal seringkali terjadi secara tidak terhindarkan.
Komunikasi interpersonal tidak hanya berlangsung dalam kesengajaan, bertujuan
dan dengan dorongan yang benar-benar disadari. Seringkali komunikasi itu
terjadi dalam kondisi yang tidak terhindarkan, tanpa kesengajaan, tanpa tujuan,
dan kurang disadari. Kita tidak bisa tidak, (harus) bereaksi.
7.
Sekali terjadi peristiwa komunikasi interpersonal, maka terjadilah dan tidak
bisa diulangi (irreversible). Sekali Anda mengkomunikasikan sesuatu, maka Anda
tidak bisa mengkomunikasikannya kembali. Sekalipun Anda dapat mengusahakan
dampak dari pesan yang telah terlanjur disampaikan, pesan itu sendiri tidak
bisa dikembalikan: nasi telah menjadi bubur. Prinsip ini mengimplikasikan bahwa
kita penting untuk berhati-hati dalam berkomunikasi atau dalam mengucapkan
sesuatu sebab bisa terjerembab ke dalam suatu konflik.
G. Komunikasi interpersonal yang berhasil dan yang gagal serta kendala komunikasi
interpersonal yang berhasil dan yang gagal
Komunikasi interpersonal yang berhasil adalah
suatu komunikasi interpersonal dimana informasi yang ingin diberikan oleh
pengirim kepada penerima dan makna dari berita yang ditransmisikan tersebut
adalah sama.
Komunikasi interpersonal yang gagal adalah
situasi komunikasi interpersonal dimana informasi yang diberikan oleh pengirim
dan makna yang berasal dari berita yang ditransmisikan tersebut tidak sama.
Kendala
bagi komunikasi interpersonal yang berhasil :
1) Meningkatnya kebutuhan akan informasi karena
masyarakat secara konstan dan dengan cepat berubah, individu-individu mempunyai
kebutuhan yang semakin besar terhadap informasi. Dengan individu-individu yang
mencari informasi yang lebih banyak, jaringan komunikasi cenderung untuk
menjadi padat, dan sebagai akibatnya, komunikasi menjadi berdistorsi
(menyimpang).
2) Kebutuhan bagi informasi yang semakin rumit.
Dengan kemajuan yang cepat dalam teknologi, adalah tidak mungkin bagi mayoritas
penduduk untuk tidak menghadapi situasi komunikasi yang semakin rumit dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
3) Kenyataan bahwa individu-individu di dunia
semakin banyak mempunyai hubungan dengan individu-individu yang menggunakan
bahasa lain. Ketika bisnis semakin mendunia jangkauannya dan ketika
anggota-anggota organisasi banyak melakukan perjalanan, kecenderungan ini akan
semakin dipercepat. Kendala komunikasi potensial dari situasi multi bahasa ini
sangat nyata.
H. Umpan balik dan komunikasi
interpersonal
Umpan balik adalah reaksi penerima terhadap
sebuah berita. Pada umumnya, umpan balik bisa digunakan oleh pengirim untuk
menjamin sebuah komunikasi yang berhasil. Contohnya jika reaksi penerima berita
tidak sesuai, pengirim bisa menyimpulkan bahwa komunikasi tidak berhasil dan
berita lain hendaknya dikirim. Sebaliknya, jika reaksi penerima berita sesuai
dengan yang diharapkan, pengirim bisa menyimpilkan bahwa komunikasi telah
berhasil.
I.
Komunikasi
Interpersonal Verbal dan Non Verbal
Komunikasi interpersonal umumnya dibagi
menjadi dua tipe yaitu verbal dan non verbal. Dahulu komunikasi lebih ditekankan
pada komunikasi verbal, komunikasi yang menggunakan baik kata-kata tertulis
maupun lisan untuk memberikan infiormasi kepada orang lain.
Komunikasi non verbal adalah pemberian
informasdi tanpa penggunaan kata-kata untuk menyandikan pikiran. Fakto9r-faktor
yang umumnya digunakan untuk menyandikan pikiran dalam komunikasi non verbal
termasuk juga bahasa isyarat, nada suara dan ekspresi wajah. Pada sebagian
besar komunikasi interpersonal, komunikasi verbal dan non verbal bukan kejasian
namun penafsiran penerima terhadap berita umumnya tidak hanya didasarkan pada
kata-kata tetapi juga faktor-faktor seperti ekspresi wajah dan bahasa isyarat.
Faktor non verbal umumnya lebih
berpengaruh pada dampak keseluruhan dari suatu pesan dibandingkan factor
verbal.komponen pesan verbal dan non verbal berperan sling melengkapi satu sama
lain. (Wiratmo,1994)
J.
Kualitas
Komunikasi Interpersonal Dalam Keluarga
Komunikasi
interpersonal dalam keluarga harus berlangsung secara timbal balik dan silih
berganti, bisa dari orang tua ke anak ata dari anak ke orang tua. Awal
terjadina komunikasi karena ada sesuatu pesan yang ingin disampaikan, sehingga
kedua belah pihak tercipta komunikasi yang efektif (Djamarah, 2004 : 1).
Komunikasi
interpersonal adalah suatu pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang
atau diantara sekelompok kecil orang dengan beberapa umpan balk seketika.
Komunikasi ini dianggap efektif dalam hal upaya untuk mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku seseorang karena sifatnya dialogis, berlangsung secara tatap muka
(face to face) dan menunjukkan suatu interaksi sehigga terjadi kontak pribadi
atau personal contact (Effendy, 2002 : 8). Dengan demikian mereka yang terlibat
dalam komunikasi ini masing – masing menjadi pembicara dan pendengar. Nampaknya
adanya upaya untuk terjadinya pengrtian bersama dan empati. Disini terjadi rasa
saling menghormati berdasarkan anggapan bahwa masing – masing adalah manusia
utuh yang wajib, berhak dan pantas untuk dihargai dan dihormati sebagai
manusia.
Dalam
proses komunikasi ini, ketika pesan disampaikan umpan balikpun terjadi saat itu
juga (immediate feedback) sehingga komunikator tahu bagaimana reaksi komunikan
terhadap pesan yang disampaikannya (Effendy, 2003 : 15).
Umpan
balik itu sendiri memainkan peran dalam proses komunikasi, sebab ia menentukan
berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang dilancarkan oleh
komunikator, selain itu umpan balik dapat memberikan komunikator bahan
informasi bahwa sumbangan –sumbangan pesan mereka yang disampaikan menarik atau
tidak bagi komunikan (Effendy, 2003 : 14). Umpan balik dapat bersifat positif
dan dapat pula bersifat negatif. Umpan balik dikatakan bersifat positif ketika
respon dari komunikan menyenangkan komunikator, sehingga komunikasi berjalan
dengan lancar, sedangkan sebaliknya umpan balik dikatakan negatif ketika respon
komunian tidak menyenangkan komunikator sehingga komunikator enggan untuk
elanjutan komunikasi tersebut.
Keluarga
yang sehat dapat dibentuk melalui komunikasi. Melalui komunikasi orang tua
memberkan dan mengerjakan tentang nilai, norma, pengetahuan, sikap dan harapan
terhadap anak – anak. Dengan komunikasi yang efektif, maka beberapa hal
tersebut dapat diterima dan
dipahami
oleh remaja. Komunikasi yang efektif akan menimbulkan hubungan dan pengertian
yang makin baik antara kedua belah pihak (Irwanto, 2001 : 79).
Komunikasi
yang baik didalam keluarga bersifat dialog dan bukan monolog. Komunikasi yang
monolog tidak menimbulkan tantangandalam diri anak untuk mengembangkan pikiran,
kemampuan bertanggung jawab dan anak tidak dimintai pendapat atas usul bila ada
masalah dalam keluarga. Jika komunikasi bersifat dialog, orang tua mendapat
kesempatan mengenal anaknya atau dapat berkomunikasi secara langsung sehingga
dapat memberikan pengaruh langsung kepada anak. Orag tua dapat belajar dari
anaknya waktu mendegarkan dan berkomunikasi dengan anak – anak (Kartono, 1994 :
153).
Komunikasi
yang efektif juga dibutuhkan untuk membentuk keluarga yang harmonis, selain
faktor keterbukaan, otoritas, kemampuan bernegosiasi, menghargai kebebasan dan
rahasia antar anggota keluarga. Dengan adanya komunikasi yang efektif
diharapkan dapat mengarahkan remaja untuk mampu mengambil keputusan, mendukung
perkembangan otonomi dan kemandirian dan lain – lain. Dengan demikian, dapat
dilihat bahwa komunikasi merupakan faktor yang penting bagi perkembangan diri
remaja, karena ketiadaan komunikasi dalam suatu keluarga akan berakibat fatal
seperti timbulnya perilaku menyimpang pada remaja.
Sedangkan
menurut Rahkmat (2002 : 129) tidak benar anggapan orang bahwa semakin sering
seseorang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain, maka makin baik
hubungan mereka. Persoalannya adalah bukan beberapa kali komunikasi dilakukan,
tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. Hal ini berarti penting bahwa dalam
komunikasi yang diutamakan adalah bukan kuantitas dari komunikasinya, akan
tetapi seberapa besar kualitas komunikasi tersebut.
K. Perkembangan Komunikasi
Interpersonal
Konsep
komunikasi interpersonal yang mendasarkan pada
perkembangan dilihat sebagai akhir dari rentang perkembangan komunikasi
yang bersifat tak pribadi (impersonal) pada ekstrim yang satu menjadi
komunikasi pribadi atau intim pada ekstrim yang lain. Perkembangan ini
mengisyaratkan perkembangan komunikasi interpersonal yang menurut DeVito (1997)
mengutip Gerald Miller (1978) ditandai oleh dan dibedakan sedikitnya dari tiga
faktor, yaitu:
a.
Prediksi Berdasarkan Data Psikologis
Untuk komunikasi interpersonal kita merespon pihak
lain berdasarkan data psikologis, yakni bagaimana seseorang itu berbeda dari
yang lain (kelompoknya). Akan tetapi untuk, suatu perjumpaan impersonal (tak
pribadi) kita menanggapi orang lain berdasarkan data sosiologis, yakni
berdasarkan atribut sosialnya seperti kelas, kelompok atau organisasi tempat
yang bersangkutan menjadi anggotanya.
Sebagai contoh, Anda berperilaku terhadap profesor X
seperti halnya Anda berperilaku terhadap profesor-profesor lainnya. Tetapi,
pada saat hubungan Anda berkembang menjadi lebih pribadi (interpersonal) baik
profesor ataupun Anda sendiri mulai berinteraksi satu sama lain sebagai
pribadi, tidak lagi sebagai anggota dari kelompoknya masing-masing (guru besar
pada perguruan tinggi versus seorang pengawas/penilik).
b.
Pengetahuan yang Menjelaskan (explanatory knowledge)
Komunikasi interpersonal mendasarkan pada pengetahuan
yang menjelaskan masing-masing pihak yang berkomunikasi. Saat Anda mengenal
seseorang, Anda akan menduga-duga bagaimana orang itu bertindak dalam beberapa
situasi. Untuk situasi komunikasi interpersonal perilaku Anda tidak hanya
menduga-duga bagaimana orang itu akan bertindak, melainkan Anda dapat
menjelaskan tindakan orang itu. Seorang pengawas secara impersonal akan melihat
guru baru itu belum dapat menyesuaikan diri dalam situasi pekerjaannya. Akan
tetapi, untuk komunikasi interpersonal pengawas tersebut menyatakan bahwa guru
itu tidak akan kaku dalam bekerja karena ia tahu bahwa guru tersebut seorang
yang lincah bergaul dan gesit dalam bekerja.
c.
Aturan Yang Ditetapkan Secara Pribadi
Setiap masyarakat selalu memiliki dan menetapkan
aturan-aturan interaksi secara impersonal. Hubungan pengawas-kepala sekolah
akan menunjukkan perilaku satu tehadap lainnya menurut aturan atau kultur yang
berlaku (birokratik atau bahkan feodalistik?). Akan tetapi, saat hubungan
terjalin secara interpersonal, maka aturan itu menjadi tidak begitu penting,
hubungan peroranganlah yang menetapkan aturan. Perkembangan ini sering
terpeleset, bentuk komunikasi interpersonal berubah menjadi suatu hubungan
kolusi, korupsi dan nepotisme. Perkembangan yang diharapkan adalah bentuk
hubungan profesional yang menunjang budaya kerja produktif, inovatif dan
dinamis.
Mulyana (2000: 73) menjelaskan keberhasilan
komunikasi interpersonal sesungguhnya menjadi tanggungjawab para peserta
komunikasi. Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin
pada jenis-jenis pesan atau respon non-verbal mereka, seperti sentuhan, tatapan
mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat. Meskipun setiap orang
dalam komunikasi interpersonal bebas mengubah topik pembicaraan, kenyataannya
bisa saja komunikasi tersebut didominasi oleh seseorang atau satu pihak.
Kesemua indra adalah potensial sebagai alat sensasi dalam komunikasi
interpersonal meskipun nampak bahwa pendengaran, penglihatan menjadi primer.
Komunikasi interpersonal akan selalu berperan penting sampai kapanpun selama
manusia masih memiliki emosi.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
·
Komunikasi
bisa dilakukan dimana saja dan dengan siapa saja. Bukan hanya melalui seluler
tetapi bisa secara tatap muka (face to face). Komunikasi bukan hanya dilakukan
oleh dua orang saja tetapi bisa juga lebih. Komunikasi antar sesama yang baik
dapat mempererat hubungan kita sebagai makhluk sosial.
·
Pada
makalah ini,masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun dari
segi teknis penulisannya. oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak khususnya bagi para pembaca
untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wok,Saodah,dkk.2003.Teori-teori Komunikasi.Kuala Lumpur: PTS Profesional.hal:63
Keterangan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar