TUGAS
POTENSI
BAHAYA LINGKUNGAN
“OBSERVASI BAHAYA DI LINGKUNGAN KERJA”
Oleh :
Liyana Putri Afifah
25010113120151
B-2013
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
HAZARD DI PERTANIAN
A.
PENGERTIAN
Bahaya adalah
sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi mencelakakan kepada manusia atau
sakit penyakit.
Undang-Undang
No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat
kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau
tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat
kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan
bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
Setiap
tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja.
Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya
kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan
kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Potensi bahaya
mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian.
Pengenalan potensi bahaya di tempat
kerja merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta
dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka
pencegahan penyakit akibat kerja yagmungkin terjadi. Secara umum, potensi
bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai factor.
B.
KONDISI
HAZARD DI LINGKUNGAN KERJA
1. POTENSI
BAHAYA BIOLOGI
Bahaya
biologis pada bidang agricultur adalah zoonosis, seperti di gigit ular, digigit
tikus, dan infeksi cacing. Dan juga Faktor biologi di lingkungan petani adalah jamur. Karena
petani bekerja di sawah yang berair. Hal tersebut yang banyak petani mengalami
penyakit jamur.
1)
Bahaya gigitan ular
Ada
banyak Efek yang ditimbulkan akibat gigitan ular dapat dibagi 3 :
a) Local efek
Gigitan
beberapa spesies seperti akan memberikan efek yang agak sulit di deteksi dan
hanya bersifat minor tetapi beberapa spesies, gigitanya dapat menghasilkan efek
yang cukup besar seperti: bengkak, melepuh,perdarahan,memar sampai
dengan nekrosis.yang mesti diwaspadai adalah terjadinya shock
hipovolemik sekunder yang diakibatkan oleh berpindah cairan vaskuler ke
jaringan akibat pengaruh bisa ular tersebut.
b) General efek
gigitan
ular ini akan menghasilkan efek sistemik yang non-spesifik seperti : nyeri
kepala,mual dan muntah,nyeri perut, diare sampai pasien menjadi kolaps. Gejala
yang ditemui seperti ini sebagai tanda bahaya bagi tenaga kesehatan unuk
memberi petolongan segera.
c) Spesifik systemic efek
Dalam
hal ini spesifik systemic efek dapat di bagi berdasarkan :
·
Koagulopathy
Beberapa
Spesies ular dapat menyebabkan terjadinya koagulopathy. Tanda -tanda klinis
yang dapat ditemui adalah keluarnya darah terus menerus dari tempat gigitan,
dari gusi dan bila berkembang akan menimbulkan hematuria, haematomisis, melena
dan batuk darah.
·
Neurotoxic
Gigitan
ular ini dapat menyebabkan terjadinya flaccid paralysis. Ini biasanya berbahaya
bila terjadi paralysis pada pernafasan. Biasanya tanda – tanda yang pertama
kali di jumpai adalah pada saraf cranial seperti ptosis,opthalmophlegia, progresif.
bila tidak mendapat anti venom akan terjadi kelemahan anggota tubuh dan
paralisis pernafasan. Biasaya full paralysis akan memakan waktu lebih kurang 12
jam, pada beberapa kasus biasanya menjadi lebih cepat, 3 jam setelah gigitan.
·
Myotoxicity
Myotoxiticty
berat hanya akan di temui bila seseorang diserang atau digigit oleh ular laut.
Ular yang berada didaratan biasanya ditidak ada yang menyebabkan terjadinya
myotoxicity berat. Tanda dan gejala adalah : nyeri
otot,tenderness,myoglobinuria,dan berpotensi untuk terjadinya gagal ginjal,
hiperkalemia dan cardiotoxicity.
d) Bahaya Kematian
2)
Bahaya gigitan tikus
Digigit
tikus bisa menyebabkan Demam Gigitan Tikus yang merupakan infeksi disebabkan
oleh 1dari 2 bakteri yang berbeda, yang ditularkan melalui gigitan binatang
pengerat.
Lebih
dari 10% gigitan tikus menyebabkan demam gigitan tikus. Penyakit ini terutama
ditemukan diantara enduduk kampung Yahudi, gelandangan dan pegawai laboratorium
biomedik
Wabah
infeksi ini pernah dihubungkan dengan orang-orang yang meminum air yang tidak
dipasteurisasi (dipanaskan/dimasak sampai 70oCelsius untuk memberantas kuman
penyakit) dan susu yang terkontaminasi.
Jika
bakteri menyebar melalui cara seperti tersebut diatas, maka penyakitnya disebut
demam Haverhill. Tetapi biasanya suatu infeksi terjadi setelah gigitan tikus
atau mencit yang terinfeksi.
Sodoku
Merupakan jenis demam gigitan tikus lainnya yang disebabkan oleh spiroketa
Spirillum minus. Infeksi ini banyak ditemukan di Asia. Juga ditularkan melalui
gigitan tikus atau kadang-kadang gigitan mencit.
Luka
biasanya sembuh sempurna, tetapi peradangan terjadi dalam 4-28 hari setelah
gigitan (biasanya lebih dari 10 hari). Peradangan disertai dengan demam yang
hilang-timbul dan pembesaran kelenjar getah bening di daerah yang terkena.
Kadang-kadang muncul bercak kemerahan.
Gejala
lainnya berupa sakit kepala dan kelelahan yang timbul selama periode demam.
Jika
tidak diobati, demam akan muncul lagi setiap 2-4 hari selama 8 minggu dan
kadang-kadang sampai selama 1 tahun.
3)
Bahaya infeksi cacing
tambang
Infeksi
cacing tambang disebabkan oleh cecing gelang usus, baik ancilostoma maupun
Necator americanus.
Penyebabnya
adalah telur dari kedua cacing tersebut ditemukan didalam tinja dan menetas
dalam tanah setelah mengeram 1-2 hari dalam beberapa hari larva dilepaskan dan
hidup dalam tanah.
Manusia
bisa terinfeksi jika berjalan tanpa alas kaki diatas tanah yang terkontaminasi
tinja manusia karena larva bisa menembus kulit
Larva
sampai ke paru-paru melalui pembuluh getah bening dan aliran darah lalu naik
kesaluran pernafasan dan tertelan. Sekitar satu minngu setelah masuk melalui
kulit larva akan menancap ke usus dan menhisap darah
Gejala
:
a. Ruam menonjol terasa gatal
b. Demam batuk mengi
c. Nyeri perut bagian atas
d. Gagal jantung
e. Pembengkakan jaringan
2.
POTENSI BAHAYA FISIK
Faktor fisik di lingkungan kerja petani adalah
panas cahaya matahari dan hujan. Hal tersebut tentunya sangat mempengaruhi
kinerja para petani, pengaruh yang nyata tentunya pada kondisi fisik atau
stamina pada para petani.
3.
POTENSI BAHAYA KIMIA
Unsur kimia didapatkan dari pupuk
yang digunakan para petani, jenis pupuk yang digunakan biasanya serbuk dan
cair, dan digunakan melalui cara penyemprotan dan penebaran pupuk.
Pupuk tersebut bisa masuk lewat
saluran pernafasan melalui udara dan lewat saluran makan atau pencernaan.Tentu
jika para petani tidak hati-hati hal tersebut bisa menyebabkan fatality pada
petani.
4.
POTENSI BAHAYA ERGONOMI
Hal ergonomi pada petani biasanya ditemukan pada saat
mencangkul, jarang petani yang tahu mencangkul dengan posisi yang benar. Hal
tersebut yang menyebabkan banyak petani yang terkena LBP (low Back Pain) atau
nyeri pinggang.
5. POTENSI BAHAYA PSIKO-SOSIAL
yaitu potensi
bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan
yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga
kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen
atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak
sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya
sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara
individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya
tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
C.
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Satu hal yang sering dilupakan oleh petani pada penggunaan pestisida
adalah contact poison. Oleh karena itu route of entry melalui kulit sangat
efektif. Apalagi kalau ada defect kelainan kulit atau bersama keringat,
penyerapan oleh efektif akan lebih efektif. Petani umumnya kurang mengetahui
hal ini, mereka umumnya suka menggunakan masker dan telanjang dada, ketimbang
menutupi dirinya dengan pakaian pelindung.
D. SARAN DAN SOLUSI
a. Pada dasarnya pengendalian bahaya
untuk hewan ini dapat dengan melengkapi pekerja dengan alat pelindung diri yang
sesuai yaitu : catle pack, sepatu boot dan sarung tangan.
b. Mengkarantina hewan yang terinfeksi
dan vaksinasi
c. Membersihkan semua debu yang ada di
sistem pendingin paling tidak satu kali setiap bulan
d. Membuat sistem pembersihan yang
memungkinkan terbunuhnya mikroorganisme yang patogen pada system pendingin.
e. Pemasangan pagar pengaman
f. Pemasangan rambu/tanda
g. Pemasangan poster/himbauan tentang
K3
h.
Pemeriksaan Sebelum Bekerja
i.
Pemeriksaan Kesehatan
Secara Berkala
DAFTAR PUSTAKA
Bung
‘okles. 2008. Pengenalan Bahaya Di Lingkungan Kerja.
Mangunwidjaja,
D. dan Sailah, I. 2009. Pengantar Teknologi
Pertanian. Swadaya. Bogor.
Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan
Kecelakaan. Jakarta:
Gunung
Agung.
Subardi,
dkk. 2009. Buku Biologi SMA dan MA Kelas XII. Surabaya: JePe Press
Media Utama.
Suwarno. 2009. Buku Biologi
SMA dan MA Kelas X. Semarang: Aneka Ilmu.
Slamet soemirat juli. Kesehatan
lingkungan. Bandung : Gajah Mada.
Soemarwoto otto. Analisis mengenai
dampak lingkungan. Yogyakarta : UGM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar