Selasa, 17 Maret 2015

kanker payudara beserta kasus

A.   KASUS
Penelitian di Jakarta BreastCancer pada April 2001 sampai April 2003 menunjukan bahwa dari 2.834 orang me-meriksakan benjolan di payudaranya, 2.229 diantaranya (78%) merupakan tumor jinak, 368orang (13%)  terdiagnosis kanker payudara dan sisanya merupakan infeksidan kelainan bawaan payudara (Djoerban dkk, 2003).Berdasarkan Profil Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008, 10 peringkatutama penyakit neoplasma ganas atau kanker pasien rawat inap di rumah sakit sejaktahun 2004-2008 tidak banyak berubah. Tiga peringkat utama adalah neoplasmaganas payudara disusul neoplasma ganas serviks uterus dan neoplasma ganas hati dansaluran intra hepatik. Kanker payudara terus meningkat selama 4 tahun tersebut dengan kejadian 5.297 kasus di tahun 2004, 7.850 kasus di tahun 2005, 8.328 kasus ditahun 2006, dan 8.277 kasus di tahun 2007.Faktor risiko kanker payudara adalah jenis kelamin, dengan perbandingan laki-laki perempuan kira-kira 1:100. Berdasarkan data penelitian Harrianto dkk di RumahSakit Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2005, faktor risiko kanker payudara diantaranya adalah riwayat keluarga dengan penderita kanker payudara (15,79%),menarche dini (8,77%), nullipara (7,02%) dan pemakaian pil yang mengandungestrogen jangka panjang (42,11%). Selain itu, juga terdapat faktor risiko lain yangdiduga berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara yaitu menopause terlambat,riwayat pemberian ASI, dan obesitas


B.    PENGERTIAN
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya.
Kanker payudara adalah jenis lain dari kanker yang terjadi pada jaringan payudara . Ketika sel abnormal membagi tanpa kendali , mereka bisa menjadi besar dengan jaringan ekstra untuk membentuk , atau tumor, yang dapat bersifat jinak atau ganas . Sel tumor jinak tidak menyebar ke jaringan tubuh lainnya , biasanya dapat diangkat dan tidak akan timbul lagi .
Menurut WHO, sekitar 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700000 meninggal karenanya.
Umur penderita kanker payudara yang termuda adalah 20-29 tahun, yang tertua 80-89 tahun, dan terbanyak berumur 40-49 tahun, yaitu 130 kasus

C.  Tanda dan Gejala
Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan yang terasa berbeda pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri. Awalnya benjolan ini berukuran kecil, tapi lama kelamaan membesar dan akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau puting susu.
Berikut merupakan gejala kanker payudara, yaitu:
1.    Kulit payudara berubah warna (dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk).
2.    Benjolan pada payudara atau terasa menebal dan berbeda dari jaringan di sekitarnya
3.    Perubahan ukuran atau bentuk payudara
4.      Puting susu masuk ke dalam (retraksi). Bila tumor sudah besar, salah satu puting susu tiba-tiba lepas atau hilang.
5.     Bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang timbul.
6.    Kulit payudara terasa seperti terbakar.
7.    Payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, tanpa menyusui.
8.     Adanya borok (ulkus). Ulkus akan semakin membesar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara.
9.    Payudara sering berbau dan mudah berdarah

D.  Pencegahan
Pada prinsipnya strategi pencegahan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
1.    Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan agar orang hidup sehay melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko. Pencegahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
2.    Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini, salah satunya dengan menggunakan mammografi.
3.    Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita

pencegahan secara alami meliputi :

1. Berolah raga secara teratur.
2. Kurangi lemak.
3.Bila anda mengkonsumsi daging, jangan dimasak terlalu matang.
4.Makan lebih banyak buah dan sayuran.
5. Mengkonsumsi suplemen anti-oksidan.

6. Makan lebih banyak serat.
7. Makan lebih banyak tahu dan makanan yang mengandung kedelai.
8. Makan lebih banyak kacang-kacangan.
9. Hindari alkohol.
10. Perhatikan berat badan anda.
11.Berjemur dibawah sinar matahari.
12. Jangan merokok.




E.    Diagnosa
Ø  Anamnesea.

·         Anamnese terhadap keluhan di payudara atau ketiak apakah ada benjolan, rasa sakit atau terjadi kelainan kulit. 
·         Anamnese terhadap keluhan di tempat lain berhubungan denganmetastasis (nyeri tulang, sakit kepala, sesak, batuk, dan lain-lain) 
·         Anamnese terhadap faktor-faktor risiko (usia, faktor keluarga, faktorhormonal, riwayat keluarga, dan konsumsi lemak).


Ø  Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat berupa pemeriksaanradiodiagnostik/imaging dilakukan untuk diagnostik dengan menggunakan
·         Mamografi- Merupakan pemotretan pada payudara dengan alat khusus menggunakan radiasi ringan sinar-x  yang dapat mendeteksi tumor sangat kecil yang tidak teraba oleh dokter sekalipun. Selain itu, bermanfaat dalam menemukan lesi berukuran sangat kecil, sampai 2 mm, yang tidak teraba dalam pemeriksaan klinis (biasanya berukuran di bawah 1 cm).
·         Pemeriksaan Klinis – Khususnya bila benjolan, keluarnya cairan dari puting, atau perubahan payudara yang tidak biasa terjadi.
·         CT Scan : dapat digunakan pada posisi lesi kelenjar payudara sebelum biopsy dibagian yang tidak dapat disentuh, memastikan diagnosa kanker payudara sebelum operasi, periksa zona payudara, aksiler dan ada tidaknya pembengkakan di internal kelenjar getah bening susu, membantu menentukan rencana pengobatan.
·         Magnetic Resonance Imaging, MRI – Pada beberapa kasus, pasien harus menjalani sken MRI untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang lebih jelas pada area yang diduga terkena kanker. Metode ini sangat berguna bagi wanita yang berusia muda karena pada usianya mereka memiliki kepadatan jaringan payudara yang lebih besar dan tes visual konvensional seperti mamogram ataupun ultrasound menjadi kurang sensitif dan spesifik untuk mendeteksi kanker payudara
·         Biopsi
Untuk memastikan kanker payudara, sebuah biopsi harus dilakukan di mana bagian dari jaringan sel yang diduga kanker diangkat dan diperiksa dengan mikroskop.
1.    Fine-needle aspiration Biopsy- Dokter dapat menggunakan jarum tipis untuk mengambil sel atau cairan dari benjolan pada payudara
2.    Core biopsy- Dokter menggunakan jarum yang lebar untuk mengambil sampel dari jaringan payudara. dapat menetukan jaringan. FNAB dapat menetukan sel dari suatu massa yang teraba, dan ini semua kemudian dapat dianalisa untuk menentukan adanya sel kanker.
3.    Skin biopsy- Bila ditemukan perubahan pada kulit payudara, dokter akan mengambil sedikit sampel dari kulit
4.    Surgical biopsy( biopsy dengan cara operasi ) mengambil sejumlah besar jaringan.Biopsy ini bisa incisional ( mengambil sebagian dari benjolan ) atau excisional ( mengambil seluruh benjolan ).

·         Pemeriksaan ( USG )
 USG dapat menjadi pemahaman yang jelas akan kondisi jaringan kelenjar payudara, perbatasan, ada tidaknya benjolan, ukuran, bentuk dan sifat (kistik atau padat) untuk identifikasi yang lebih handal akan jinak-ganasnya tumor. Ketepatan diagnosa USG buat kanker payudara berusia 30 tahun adalah 80-85%. Kanker menginfiltrasi jaringan disekitarnya dan membentuk echogenic band, struktur normal payudara akan rusak. Akan timbul gejala seperti penebalan kulit di atas benjolan tersebut atau mencekung, ini menjadi indeks penting diagnosis kanker payudara. USG tidak berbahaya, dapat diterapkan berulang kali.



Ø  Pemriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kiri dankanan berhubungan dengan perubahan kulit, status kelenjar getah beningdanpemeriksaan metastasis jauh
·         Pemeriksaan sewaktu mandi
Sewaktu mandi, bagian dada disabunin dahulu untuk mempermudah pemeriksaan. Sewaktu pemeriksaan, satu tangan dibelakang kepala, satu jari diluruskan dan gerakkan jari tangan dengan gerakan memutar, teliti semua daerah bagian payudara, lihat apakah ada benjolan, gunakan cara ini untuk memeriksa satu sisinya lagi.
·         Pemeriksaan di depan cermin
Berdiri di depan cermin, kedua tangan direntangkan ke bawah, lihat dari luar apakah payudara normal atau tidak, ada tidaknya pencekungan puting susu dan penyusutan kulit, gejala pembengkakan, cubit perlahan puting susu ada tidaknya sekresi. Periksa bawah ketiak, ada tidaknya pembengkakan kelenjar getah bening. Terakhir, lakukan berulang kali dengan kedua tangan diangkat tinggi-tinggi ke atas melewati kepala.


F.  Ciri Ciri Kanker Payudara
·         Benjolan : Gejala kanker payudara yang paling mudahdikenali adalah munculnya benjolan yang tidak normal. Benjolan itu bisa umumnyadiraba sendiri, meski kadang-kadang hanya bisa diketahui keberadaannya lewat pemeriksaan mammograph. Benjolan yang keras dengan bentuk tidak teratur lebih perlu diwaspadai dibandingkan benjolan yang lunak dan bulat.Benjolan lunak biasanya dipicu oleh adanya kista, meski kista juga bisamengeras jika mengalami pengapuran.
·         Pembengkakan : Meski tidak ada benjolan, payudara yangmembengkak atau terasa berat perlu diwaspadai. Kehamilan dan retensi(penumpukan) cairan akibat terlalu banyak konsumsi garam sebenarnya juga bisamenyebabkan payudara membengkak. Namun pembengkakan akibat kanker biasanyatidak simetris antara payudara kiri dan kanan.
·         Gejala dan tanda-tanda ketika penyakit kanker Payudara Nyeri di bagian puting : Kista di payudara juga bisa menyebabkan rasanyeri di bagian puting. Untuk membedakannya dengan kanker payudara, periksakansegera dan mintalah dokter untuk melakukan pemeriksaan ultrasonik yang bisamembedakan kista dengan sel kanker.
·         Pembengkakan kelenjar getah bening : Kanker payudara selalu ditandai denganpembengkakan kelenjar getah bening di daerah ketiak. Periksakan segera untukmengantisipasi kemungkinan tersebut, meski kadang-kadang infeksi juga bisamenyebabkan bagian ini membengkak.
·         Cairan aneh di puting : Selain susu, cairan apapun yang keluar dariputing perlu diwaspadai terutama jika berwarna merah atau coklat. Biasanya dokter akan melakukan ductogram yakni sejenis mammograph untuk memeriksakelainan kelenjar susu, lalu mengamati cairan yang keluar dengan bawahmikroskop untuk mengetahui adanya sel kanker di dalamnya.
·         Puting tenggelam (nipple retraction) : Meski jarang, pertumbuhan sel kanker payudaradi sekitar areola juga bisa menyebabkan puting tenggelam. Jika gejala inimuncul tiba-tiba dan bertahan hingga beberapa pekan, ada kemungkinan terjaditraksi atau pengencangan kelenjar susu yang terjadi karena terdesak oleh seltumor.


DAFTAR PUSTAKA

Ama, Faisol, 1990. Masalah Kanker Payudara dan pemecahannya. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia. Tahun XIX. Nomor 1 Maret. Jakarta.

Anonim.  2012. Kanker Payudara.makassar

Diananda, Rahma. 2007. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Kata Hati. Yogyakarta

Elisabeth, T., 2001. Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengendalian Kanker Pada Wanita. Ladang Pustaka dan Intimedia, Jakarta.
Lincoln, J & Wilensky. (2008). Kanker payudara, diagnosis dan solusinya. Cetakan I. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Luwia, M. 2003. Problematika dan keperawatan payudara. Cetakan I. Jakarta: Kawan Pustaka.

Tjindarbumi, D. 2002. Deteksi dini Kanker Payudara dan Penanggulangannya, dalam Muchlis Ramli H, Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar