A. KASUS
Penelitian di Jakarta BreastCancer pada
April 2001 sampai April 2003 menunjukan bahwa dari 2.834
orang me-meriksakan benjolan di payudaranya, 2.229 diantaranya (78%) merupakan
tumor jinak, 368orang (13%) terdiagnosis kanker payudara dan sisanya merupakan infeksidan
kelainan bawaan payudara (Djoerban dkk, 2003).Berdasarkan Profil Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2008, 10 peringkatutama penyakit neoplasma ganas atau
kanker pasien rawat inap di rumah sakit sejaktahun 2004-2008 tidak banyak
berubah. Tiga peringkat utama adalah neoplasmaganas payudara disusul neoplasma
ganas serviks uterus dan neoplasma ganas hati dansaluran intra hepatik. Kanker
payudara terus meningkat selama 4 tahun tersebut dengan kejadian 5.297 kasus di
tahun 2004, 7.850 kasus di tahun 2005, 8.328 kasus ditahun 2006, dan 8.277
kasus di tahun 2007.Faktor risiko kanker payudara adalah jenis kelamin, dengan
perbandingan laki-laki perempuan kira-kira 1:100. Berdasarkan data penelitian Harrianto
dkk di RumahSakit Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2005, faktor risiko kanker
payudara diantaranya adalah riwayat keluarga dengan penderita kanker payudara
(15,79%),menarche dini (8,77%), nullipara (7,02%) dan pemakaian pil yang
mengandungestrogen jangka panjang (42,11%). Selain itu, juga terdapat faktor
risiko lain yangdiduga berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara yaitu
menopause terlambat,riwayat pemberian ASI, dan obesitas
B.
PENGERTIAN
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari
kelenjar payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan
penunjangnya.
Kanker
payudara adalah jenis lain dari kanker yang terjadi pada jaringan payudara .
Ketika sel abnormal membagi tanpa kendali , mereka bisa menjadi besar dengan
jaringan ekstra untuk membentuk , atau tumor, yang dapat bersifat jinak atau
ganas . Sel tumor jinak tidak menyebar ke jaringan tubuh lainnya , biasanya
dapat diangkat dan tidak akan timbul lagi .
Menurut WHO, sekitar 8-9% wanita akan mengalami kanker
payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling
banyak ditemui pada wanita. Menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta
wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700000 meninggal karenanya.
Umur penderita kanker payudara yang termuda adalah 20-29
tahun, yang tertua 80-89 tahun, dan terbanyak berumur 40-49 tahun, yaitu 130
kasus
C.
Tanda
dan Gejala
Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan
yang terasa berbeda pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa
nyeri. Awalnya benjolan ini berukuran kecil, tapi lama kelamaan membesar dan
akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau
puting susu.
Berikut merupakan gejala kanker payudara, yaitu:
1.
Kulit
payudara berubah warna (dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit
jeruk).
2.
Benjolan
pada payudara atau terasa menebal dan berbeda dari jaringan di sekitarnya
3.
Perubahan
ukuran atau bentuk payudara
4.
Puting susu masuk ke dalam (retraksi). Bila tumor sudah
besar, salah satu puting susu tiba-tiba lepas atau hilang.
5.
Bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang
timbul.
6.
Kulit
payudara terasa seperti terbakar.
7.
Payudara
mengeluarkan darah atau cairan yang lain, tanpa menyusui.
8.
Adanya borok (ulkus). Ulkus akan semakin membesar dan mendalam
sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara.
9.
Payudara
sering berbau dan mudah berdarah
D.
Pencegahan
Pada prinsipnya strategi pencegahan dikelompokkan dalam 3
kelompok besar, begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan
antara lain berupa:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan
primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan agar
orang hidup sehay melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada
berbagai faktor risiko. Pencegahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan
SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga
memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan
sekunder dilakukan terhadap individu. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan
deteksi dini, salah satunya dengan menggunakan mammografi.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan
tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker
payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya
akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita
pencegahan
secara alami meliputi :
1. Berolah raga secara teratur.
2. Kurangi lemak.
3.Bila anda mengkonsumsi daging, jangan dimasak terlalu matang.
4.Makan lebih banyak buah dan sayuran.
5. Mengkonsumsi suplemen anti-oksidan.
6. Makan lebih banyak serat.
7. Makan lebih banyak tahu dan makanan yang mengandung kedelai.
8. Makan lebih banyak kacang-kacangan.
9. Hindari alkohol.
10. Perhatikan berat badan anda.
1. Berolah raga secara teratur.
2. Kurangi lemak.
3.Bila anda mengkonsumsi daging, jangan dimasak terlalu matang.
4.Makan lebih banyak buah dan sayuran.
5. Mengkonsumsi suplemen anti-oksidan.
6. Makan lebih banyak serat.
7. Makan lebih banyak tahu dan makanan yang mengandung kedelai.
8. Makan lebih banyak kacang-kacangan.
9. Hindari alkohol.
10. Perhatikan berat badan anda.
11.Berjemur
dibawah sinar matahari.
12. Jangan merokok.
12. Jangan merokok.
E.
Diagnosa
Ø
Anamnesea.
·
Anamnese terhadap keluhan di payudara atau ketiak apakah
ada benjolan, rasa sakit atau terjadi kelainan kulit.
·
Anamnese terhadap keluhan di tempat lain berhubungan denganmetastasis
(nyeri tulang, sakit kepala, sesak, batuk, dan lain-lain)
·
Anamnese terhadap faktor-faktor risiko (usia, faktor keluarga,
faktorhormonal, riwayat keluarga, dan konsumsi lemak).
Ø Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat
berupa pemeriksaanradiodiagnostik/imaging dilakukan untuk diagnostik dengan
menggunakan
·
Mamografi- Merupakan pemotretan pada
payudara dengan alat khusus menggunakan radiasi ringan sinar-x yang dapat
mendeteksi tumor sangat kecil yang tidak teraba oleh dokter sekalipun. Selain
itu, bermanfaat dalam menemukan lesi berukuran sangat kecil, sampai 2 mm, yang
tidak teraba dalam pemeriksaan klinis (biasanya berukuran di bawah 1 cm).
·
Pemeriksaan Klinis – Khususnya bila benjolan, keluarnya cairan dari puting,
atau perubahan payudara yang tidak biasa terjadi.
·
CT Scan : dapat digunakan pada
posisi lesi kelenjar payudara sebelum biopsy dibagian yang tidak dapat
disentuh, memastikan diagnosa kanker payudara sebelum operasi, periksa zona
payudara, aksiler dan ada tidaknya pembengkakan di internal kelenjar getah
bening susu, membantu menentukan rencana pengobatan.
·
Magnetic Resonance
Imaging, MRI – Pada beberapa kasus, pasien harus menjalani sken MRI untuk memperoleh
hasil pemeriksaan yang lebih jelas pada area yang diduga terkena kanker. Metode
ini sangat berguna bagi wanita yang berusia muda karena pada usianya mereka
memiliki kepadatan jaringan payudara yang lebih besar dan tes visual
konvensional seperti mamogram ataupun ultrasound menjadi kurang sensitif dan
spesifik untuk mendeteksi kanker payudara
·
Biopsi
Untuk memastikan kanker payudara, sebuah biopsi harus
dilakukan di mana bagian dari jaringan sel yang diduga kanker diangkat dan
diperiksa dengan mikroskop.
1. Fine-needle
aspiration Biopsy- Dokter
dapat menggunakan jarum tipis untuk mengambil sel atau cairan dari benjolan
pada payudara
2. Core
biopsy- Dokter
menggunakan jarum yang lebar untuk mengambil sampel dari jaringan payudara. dapat
menetukan jaringan. FNAB dapat menetukan sel dari suatu massa yang teraba, dan
ini semua kemudian dapat dianalisa untuk menentukan adanya sel kanker.
3. Skin
biopsy- Bila ditemukan perubahan pada
kulit payudara, dokter akan mengambil sedikit sampel dari kulit
4. Surgical
biopsy- ( biopsy dengan cara
operasi ) mengambil sejumlah besar jaringan.Biopsy ini bisa incisional (
mengambil sebagian dari benjolan ) atau excisional ( mengambil seluruh benjolan
).
·
Pemeriksaan ( USG )
USG dapat menjadi pemahaman yang jelas akan kondisi jaringan kelenjar payudara, perbatasan, ada tidaknya benjolan, ukuran, bentuk dan sifat (kistik atau padat) untuk identifikasi yang lebih handal akan jinak-ganasnya tumor. Ketepatan diagnosa USG buat kanker payudara berusia 30 tahun adalah 80-85%. Kanker menginfiltrasi jaringan disekitarnya dan membentuk echogenic band, struktur normal payudara akan rusak. Akan timbul gejala seperti penebalan kulit di atas benjolan tersebut atau mencekung, ini menjadi indeks penting diagnosis kanker payudara. USG tidak berbahaya, dapat diterapkan berulang kali.
USG dapat menjadi pemahaman yang jelas akan kondisi jaringan kelenjar payudara, perbatasan, ada tidaknya benjolan, ukuran, bentuk dan sifat (kistik atau padat) untuk identifikasi yang lebih handal akan jinak-ganasnya tumor. Ketepatan diagnosa USG buat kanker payudara berusia 30 tahun adalah 80-85%. Kanker menginfiltrasi jaringan disekitarnya dan membentuk echogenic band, struktur normal payudara akan rusak. Akan timbul gejala seperti penebalan kulit di atas benjolan tersebut atau mencekung, ini menjadi indeks penting diagnosis kanker payudara. USG tidak berbahaya, dapat diterapkan berulang kali.
Ø Pemriksaan fisik
Pemeriksaan
fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kiri dankanan berhubungan
dengan perubahan kulit, status kelenjar getah beningdanpemeriksaan metastasis
jauh
·
Pemeriksaan sewaktu mandi
Sewaktu mandi, bagian
dada disabunin dahulu untuk mempermudah pemeriksaan. Sewaktu pemeriksaan, satu
tangan dibelakang kepala, satu jari diluruskan dan gerakkan jari tangan dengan
gerakan memutar, teliti semua daerah bagian payudara, lihat apakah ada
benjolan, gunakan cara ini untuk memeriksa satu sisinya lagi.
·
Pemeriksaan di depan cermin
Berdiri di depan
cermin, kedua tangan direntangkan ke bawah, lihat dari luar apakah payudara
normal atau tidak, ada tidaknya pencekungan puting susu dan penyusutan kulit,
gejala pembengkakan, cubit perlahan puting susu ada tidaknya sekresi. Periksa
bawah ketiak, ada tidaknya pembengkakan kelenjar getah bening. Terakhir,
lakukan berulang kali dengan kedua tangan diangkat tinggi-tinggi ke atas
melewati kepala.
F. Ciri Ciri Kanker Payudara
·
Benjolan : Gejala kanker payudara yang paling mudahdikenali adalah munculnya
benjolan yang tidak normal. Benjolan itu bisa umumnyadiraba sendiri, meski
kadang-kadang hanya bisa diketahui keberadaannya lewat pemeriksaan mammograph.
Benjolan yang keras dengan bentuk tidak teratur lebih perlu diwaspadai
dibandingkan benjolan yang lunak dan bulat.Benjolan lunak biasanya dipicu oleh
adanya kista, meski kista juga bisamengeras jika mengalami pengapuran.
·
Pembengkakan : Meski tidak ada benjolan, payudara yangmembengkak atau terasa
berat perlu diwaspadai. Kehamilan dan retensi(penumpukan) cairan akibat terlalu
banyak konsumsi garam sebenarnya juga bisamenyebabkan payudara membengkak.
Namun pembengkakan akibat kanker biasanyatidak simetris antara payudara kiri
dan kanan.
·
Gejala dan tanda-tanda ketika penyakit
kanker Payudara Nyeri di bagian puting : Kista di payudara juga bisa menyebabkan rasanyeri di bagian
puting. Untuk membedakannya dengan kanker payudara, periksakansegera dan
mintalah dokter untuk melakukan pemeriksaan ultrasonik yang bisamembedakan
kista dengan sel kanker.
·
Pembengkakan kelenjar getah bening : Kanker payudara selalu ditandai denganpembengkakan kelenjar getah
bening di daerah ketiak. Periksakan segera untukmengantisipasi kemungkinan
tersebut, meski kadang-kadang infeksi juga bisamenyebabkan bagian ini membengkak.
·
Cairan aneh di puting : Selain susu, cairan apapun yang keluar dariputing perlu
diwaspadai terutama jika berwarna merah atau coklat. Biasanya dokter akan
melakukan ductogram yakni sejenis mammograph untuk memeriksakelainan kelenjar
susu, lalu mengamati cairan yang keluar dengan bawahmikroskop untuk mengetahui
adanya sel kanker di dalamnya.
·
Puting tenggelam (nipple retraction) : Meski jarang, pertumbuhan sel kanker payudaradi sekitar areola
juga bisa menyebabkan puting tenggelam. Jika gejala inimuncul tiba-tiba dan
bertahan hingga beberapa pekan, ada kemungkinan terjaditraksi atau pengencangan
kelenjar susu yang terjadi karena terdesak oleh seltumor.
DAFTAR
PUSTAKA
Ama, Faisol, 1990. Masalah Kanker
Payudara dan pemecahannya. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia. Tahun
XIX. Nomor 1 Maret. Jakarta.
Anonim. 2012. Kanker
Payudara.makassar
Diananda, Rahma. 2007. Mengenal
Seluk Beluk Kanker. Kata Hati.
Yogyakarta
Elisabeth, T., 2001. Panduan Lengkap Pencegahan
dan Pengendalian Kanker Pada Wanita. Ladang Pustaka dan Intimedia,
Jakarta.
Lincoln, J
& Wilensky. (2008). Kanker payudara, diagnosis dan solusinya. Cetakan
I. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Luwia, M.
2003. Problematika dan keperawatan payudara. Cetakan I. Jakarta: Kawan
Pustaka.
Tjindarbumi, D. 2002. Deteksi dini Kanker
Payudara dan Penanggulangannya, dalam Muchlis Ramli H, Deteksi Dini Kanker.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar