Jumat, 03 Oktober 2014

pengertian fertilitas dan alat kontrasepsi kb


Pengertian Fertilitas
Fertilitas merupakan kemampuan berproduksi yang sebenarnya dari penduduk (actual reproduction performance). Atau jumlah kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang atau sekelompok perempuan.
Kelahiran yang dimaksud disini hanya mencakup kelahiran hidup, jadi bayi yang dilahirkan menunjukan tanda-tanda hidup meskipun hanya sebentar dan terlepas dari lamanya bayi itu dikandung.
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seseorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fekunditas, sebaliknya, merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak. Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas. Natalitas mempunyai arti sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita dengan adanya tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak, bergerak, jantung berdenyut dan lain sebagainya. Sedangkan paritas merupakan jumlah anak yang telah dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan, maka disebut dengan lahir mati (still live) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran.
Kemampuan fisiologis wanita untuk memberikan kelahiran atau berpartisipasi dalam reproduksi dikenal dengan istilah fekunditas. Tidak adanya kemampuan ini disebut infekunditas, sterilitas atau infertilitas fisiologis.
Pengetahuan yang cukup dapat dipercaya mengenai proporsi dari wanita yang tergolong subur dan tidak subur belum tersedia. Ada petunjuk bahwa di beberapa masyarakat yang dapat dikatakan semua wanita kawin dan ada tekanan sosial yang kuat terhadap wanita/ pasangan untuk mempunyai anak, hanya sekiat satu atau dua persen saja dari mereka yang telah menjalani perkawinan beberapa tahun tetapi tidak mempunyai anak. Seorang wanita dikatakan subur jika wanita tersebut pernah melahirkan paling sedikit seorang bayi.
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas (kematian) karena seorang wanita hanya meninggal sekali, tetapi dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Kompleksnya pengukuran fertilitas ini karena kelahiran melibatkan dua orang (suami dan istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal). Seseorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya, seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak, tidak berarti resiko melahirkan dari wanita tersebut menurun.
Sembiring, BK. 1985. Demografi. Jakarta: FPS IKIP Jakarta
 Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap.Kontasepsi ditujukan untuk wanita dengan tujuan agar tidak mempunyai anak lebih dari 2 sesuai dengan program KB yang dicanangkan oleh pemerintah.
Tujuan Penggunaan Kontrasepsi
Kontrsepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan obat/alat, atau dengan cara operasi. Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan kontrsepsi, yaitu :
1.      Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun dianjurkan menunda kehamilannya.
         Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a. Reversibilitas yang tinggi karena akseptor belum mempunyai anak.
b. Efektivitas yang relative tinggi, penting karena dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi.
         Kontrasepsi yang sesuai pil, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) mini, cara sederhana.
         Alasan :
- Usia di bawah 20 tahun adalah usia dimana sebaiknya tidak mempunyai anak terlebih dahulu.
- Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral karena peserta masih muda.
- Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih sering berhubungan (frekuensi tinggi) sehingga akan mempunyai angka kegagalan yang tinggi
- Penggunaan AKDR mini bagi yang belum mempunyai anak dapat dianjurkan, terutama pada akseptor dengan kontraindikasi terhadap pil oral.
2. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat istri berusia 20-30 tahun   adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak dengan jarak kelahiran 3-4 tahun.
           Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a.  Reversibilitas cukup tinggi.
b.    Efektifitas cukup tinggi kerena akseptor masih mengharapkan mempunyi anak.
c.  Dapat dipakai 3-4 tahun.
d.   Tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI).
           Kontrasepsi yang sesuai : AKDR, pil, suntik, cara sederhana, susuk KB, kontrasepsi mantap (kontap).
           Alasan :
-          Usia 20-30 tahun merupakan usia terbaik untuk mengandung dan melahirkan.
-          Segera setelah anak lahir, dianjurkan untuk menggunakan AKDR sebagai pilihan utama.
-          Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun tidak/kurang berbahaya karena akseptor bareda pada usia yang baik untuk mengandung dan melahirkan.
3      Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi). Saat usia diatas 30 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 anak.
                 Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a. Efektifitas sangat tinggi karena kegagalan dapat menyebabkan kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak.
b.      Reversibilitas rendah.
c.  Dapat dipakai untuk jangka panjang.
d.      Tidak menambah kelainan yang sudah ada.
                Kontrasepsi yang sesuai : kontrasepsi mantap (tubektomi/vasektomi), susuk KB, AKDR suntikan, pil dan cara sederhana.
                 Alasan :
a. Ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan tidak hamil lagi atau tidak punya anak lagi karena alasan medis.
b.      Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.
c. Pada kondisi darurat, kontap cocok dipakai dan relatif baik dibandingkan dengan susuk KB atau AKDR.
d.      Pil kurang dianjurkan karena usia ibu relatif tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya efek samping dan komplikasi.


C.   Macam-macam kontrasepsi
1.    Kontrasepsi Alamiah :  -metode lendir serviks
-metode suhu tubuh basal
2.    Kontrsepsi Barier : -kondom
-diafragma
-obat spermatisid
3.    Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
4.    Kontrasepsi Hormonal : -pil
-suntik
- susuk norplant
- susuk implanon
D.  Cara Penggunaan Alat Kontrasepsi
 1. Kontrasepsi Alamiah
                     Pantang berkala
Prinsip system ini ialah tidak melakukan sanggama pada masa subur. Ovulasi terjadi 14+-2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Ovum mempunyai kemampuan untuk dibuahai dalam 24 jam setelah evulusi. Yang disebut masa subur atau ‘fase ovulasi’ terjadi mulai 48 jam sebelum ovulasi hingga 24 jam setelah ovulasi. Karena itu, jika konsepsi ingin dicegah, sanggama harus dihindarkan sekurang-kurangnya  3 hari (72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi terjadi.
Untuk menetapkan saat ovulasi, metode yang dianjurkan ialah sebagai berikut :
a.       Metode  Lendir Serviks
Dalam metode ini dilakukan penilaian lender serviks. Sifat cairan vagina bervariasi selama siklus haid. Lendir di vagina diperiksa dengan cara memasukkan jari tangan klien sendiri kedalam vagina dan mencatat bagaimana lender itu dirasakan setiap hari.
Cara kerja :
Dimulai dari hari pertama setelah haid berakhir, klien harus mencatat pola lendimnya terus menerus sampai 8-10 hari setelah hari terakhir dengan lendir yang licin dan basa, atau hari puncak (peak day). Hari puncak menunjukkan bahwa ovulasi telah dekat atau bahkan sering terjadi, dan pencatatan harus diteruskan sampai ia yakin bahwa ia tidak subur lagi. Ia harus terus mencatatat pola lendimnya setiap siklus sampai ia terbiasa memeriksa dan menilai pola lendirnya yang dapat memakan waktu beberapa bulan. Setelah terbiasa dengan hal ini, klien tidak perlu lagi memeriksa lendimnya setiap hari siklus haidnya ; ia dapat berhenti setelah menjalankan Aturan Hari Puncak (Peak Day Rule)  karena ia telah mencapai masa tidak subur. Karena lendir mungkin berubah sepanjang hari, yang terbaik adalah mencatatnya pada malah hari dan selalu mencatat lendir yang dirasakan paling subur pada hari itu.
b.      Metode Suhu Tubuh Basal
Cara kerja :
Hormone progesterone, yang disekresi korpus luteum setelah ovulasi bersifat termogenik atau memproduksi panas. Ia dapat menaikkan suhu tubuh 0,05o sampai 0,2oC (0,4o sampai IoF) dan mempertahankannya pada tingkat ini sampai saat haid berikutnya. Peningkatan suhu tubuh ini disebut sebagai peningkatan termal dan ini merupakan dasar dari Metode Suhu Tubuh Basal (STB). Siklus ovulasi dapat dikenali dari catatan suhu tubuh.

2.      Kontrasepsi Barier
                    Kondom
Kondom adalh selaput karet yang dipasang pada penis selama hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis tipis, berbentuk silindris, dengan muaranya bepinggir tebal, bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti putting susu. Kondom juga membantu pencegahan penularan Penyakit Menular Seksual (PMS), termasuk AIDS.
Intruksi pemakaian :
-             Kondom digunakan pada penis yang ereksi sebelum penis masuk ke vagina.
-            Jika kondom tak ada penampung di ujungnya, sisakan 1-2 cm di ujung kondom untuk menampung ejakulat.
-             Lepaskan kondom sebelum penis selesai ereksi, pegang kondom pada                          pangkalnya dengan jari untuk mencegah sperma tumpah atau merembes.
-             Tiap kondom hanya sekali pakai dan langsung dibuang
-             Jangan menyimpan kondom di tempat panas, serta jangan memakan minyak    goreng, baby oil atau jellyminyak untuk pelicin kondom, karena akan    menyebabkan kerusakan kondom.

3.      Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR), Intra Uterine Device (IUD)
                          Mekanisme kerja
Sampai saat ini mekanisme kerja AKDR belum diketahui secara pasti. Pendapat terbanyak mengatakan AKDR menimbulkan reaksi radang endometrium dengan sebutan leukosit yang dapat menghancurkan blastoksita atau sperma. AKDR yang mengandung tembaga (Cu) juga menghambat kasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopii, dan menginaktifkan sperma. AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir serviks hingga menghalangi pergerakan sperma.

4.      Kontasepsi Hormonal
Macam-macam kontrasepsi hormonal
a.       Pil
Ada tiga macam pil kontrasepsi, yaitu minipil, pil kombinasi, dan pil pascasanggama (morning after pill). Yang umum digunakan ialah pil kombinasi antara estrogen dan progesterone. Minipil yang hanya mengandung progestin dosis rendah biasanya diberikan pada ibu yang menyusui (hingga kira-kira 9 bulan setelah melahirkan),
Cara menggunakan pil kombinasi
Pil yang berjumlah 21-22 diminum mulai hari ke-5 haid tiap hari 1 pil terus menerus atau sesuai hari di dalam bungkus. Sebaiknya pil diminum dalam waktu yang kurang lebih sama tiap harinya, misalnya malam sebelum tidur. Beberapa hari setelah minum pil dihentikan, biasanya terjadi withdrawal bleeding, lalu pil bungkus ke-2 diminum mulai hari ke-5 perdarahan tersebut. Jika tidak terjadi withdrawal bleeding, pil bungkus ke-2 diminum mulai 7 hari setelah pil bungkus pertama habis. Sedangkan pil yang berjumlah 28 diminum terus menerus tiap malam. Tujuh pil terakhir mengandung zat besi atau gula.
b.      Suntik
Saat ini terdapat 2 macam kontrasepsi suntikan, yaitu golongan progestin dan golongan progestin dengan campuran estrogen propionate. Suntikan diberikan mulai hari ke-3 sampai ke-5 pascapersalinan, segera setelah keguguran, atau pada interval lima hari pertama haid. Hormone disuntikkan secara intramuskuler dalam didaerah gluterus maksimus atau deltoid. Selanjutnya suntikan Cyclofem diberikan tiap bulan, Noristerat tiap 2 bulan, dan Depo Provera tiap 3 bulan sekali.
c.         Susuk KB/Implan
Cara kerja
      Menghambat terjadinya ovulasi
      Menyebabkan endometrium/selaput lendir tidak siap untuk nedasi/menerima pembuahan
      Mempertebal lendir serviks/rahim.
      Menipiskan lapisanendometrium/selaput lendir
d.        Susuk norplan
Cara kerja :
       Klien diminta mencuci lengan kirinya secara bersih dengan sabun sementara peralatan dipersiapkan.
       Klien diminta berbaring dan dilakukan konseling intuk memantapkan dan menjelaskan apa yang akan dilakukan, juaga apakah menderita alergi.
       Cari daerah dilengan kiri yang tidak ada vena dan lembut 8 cm dari lipat siku, dan titik sesuai/seperti kipas atau sesuai model mack dengan spidol.
       Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan handuk bersih dan kering. Kenakan sarung tangan steril, bila diberi bedak maka hapus bedak dengan kasa yang telah dicelup dalam air steril.
       Lakukan antisepsis dengan kasa yang dibasahi betadin dengan gerakan melingkar ke arah luar 2-3 kali seluas 8-13 cm. pasang duk steril
       Suntikan anestesi infiltrasi 0,4 ml tepat dibawa kulit pada tempat insisi yang telah ditentukan sampai insisi sedikit menggelembung. Teruskan suntikan ke lapisan dibawa kulit kurang lebih 4 cm dan masukkan anestesi antara garis 1-2, 3-4, 5-6 masing-masing 1 ml sambil ditarik keluar, kemudian di-massase, uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi dengan skapel.
       Buat insisi dangkal dengan skapel selebar 2 mm. Masukkan trokar dan pendorongnya melalui tempat insisi dengan sudut 45o sambil mengungkit kulit, sampai garis batas pertama trokar  tepat berada di luka insisi.
       Pendorong dikeluarkan dan diletakkan di tempat steril. Angkat tabung dengan jari telunjuk kanan.
       Tangkap tabung dengan tangan kiri dalam posisi menadah dengan rapat. Masukkan kapsul implantpertama dalam trokar.masukkan pendorong dan dorong sampai terasa ada tahanan.
       Lepaskan kedua tangan , periksa kelurusan posisi trokar dan periksa tahanan pada pendorong dengan mendorong dari luar.
       Tahan pendorong di tenpatnya dengan satu tangan, dan tarik keluar trokar sampai mencapai pegangan pendorong, dorong 3 kali.
       Tarik trokar dan pendorongnya secara bersamaan sampai batas tanda ke dua (pada ujung trokar ) terlihat pada luka insisi.jangan sampai trokar keluar dari luka insisi
       Tahan kapsul yang telah terpasang dengan 1 jari dan masukkan kembali trokar serta pendorong ke arah kanan lalu ke kiri ke tujuan berikutnya.
       Bila telah dipasang semua, periksa seluruh kapsul dari atas dan bawah (ingat-ingat, karena akan digambar dalam status ). Pastikan tidak berada didekat luka insisi. Keluarkan trokar dengan hati-hati.
       Tutup dan tekan luka bekas insisi dengan kasa, lepaskan duk. Bersihkan coretan spidol dan sekitar dengan kapas alcohol. Tarik kulit sekitar insisi agar luka tertutup dengan rapi kemudian tutup dengan plester. Tutup dengan kasa diatasnya lalu balut sekitar lengan dengan perban.
       Setelah selesai, pasien diperbolehkan turun dan dinasihati untuk tidak terkena air sampai perban dilepas (3 hari kemudian), bila ada keluhan diminta secepatnya datang kembali, jangan berhubungan dengan suami dulu selama 3 hari, control seminggu lagi, dan diminta menunggu dulu 10-15 menit diruang tunggu. Bila tidak ada keluhan, pasien boleh pulang.
e.         Susuk implanon
Cara insersi implanon :
           Bersihkan daerah suntikan dengan antiseptik. Lepaskan inserter steril sekali pakai dari pembungkus aluminium, lalu lepaskan penutup jarum.
           Masukkan jarum di bawah kulit di bagian dalam dan lengan atas (yang tidak dominan sampai dengan batas sempit).
           Lepaskan pengikat topangan pendorong suntikan dengan semprit sambil mempertahankan inserter dengan tangan yang lain.
           Putar pendorong suntikan 1800. Pertahankan pendorong suntikan di tempat dengan menekannya pada lengan dan tarik semprit dengan tangan yang lain untuk melepaskan susuk.
            Aplikasikan kasa steril dan balut tekan yang dipertahankan selama 3 hari.


E. Prinsip Kerja Alat Kontrasepsi
1.      Pil KB
Cara Kerja :
             Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur.
             Mengendalikan lendir mulut rahim sehingga sel mani/sperma tidak dapat masuk kedalam rahim
             Menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir di vagina.
2.      Suntikan KB
Cara Kerja :
         Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita.
         Mengentalkan lender mulut rahim, sehingga sel mani/sperma tidak dapat masuk kedalam rahim.
         Menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir sehingga tidak siap untuk kehamilan.
3.   Susuk KB/  Implant
Cara Kerja :
             Menghambat terjadinya ovulasi.
             Menyebabkan endometrium.
             Mempertebal lendir serviks.
             Menipiskan selaput lender.
4.   Iud/ AKDR
Cara Kerja :
         Mencegah masuknya spermatozoa.
             Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas.
5.   Kondom
Cara Kerja :
         Dipasang pada penis selama berhubungan seksual untuk mencegah sperma memasuki vagina, karena cairan sperma tertampung dalam kondom.


F. Metode Operatif Kontrasepsi  Wanita dan Pria
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan wanita bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi. Tubektomi merupakan alat kontrasepsi yang paling efektif dengan angka kegagalan kurang dari 1%.
Tubektomi dapat dilakukan pascakeguguran, pascapersalinan, atau pada masa interval.  Tubektomi pascakeguguran sebaiknya dilakukan 48 jam setelah melahirkan karena belum dipersulit dengan edema tuba, infeksi, dan alat genital belum menciut. Sedangkan dalam tubektomi dikenal 2 tipe pelayanan yaitu minilaparotomi dan laparoskopi.
 Teknik minilaparotomi pascapersalinan dengan tubektomi cara modifikasi Pomeroy :
         Calon akseptor yang sudah dipuasakan 6-8 jam sebelum tindakan diminta berbaring.
         Anestesi umum dengan ketalar atau anesti lokal dengan lidokain.
         Dengan posisi operator di kiri calon akseptor dan asisten dikanannya, buat insisi kecil sepanjang 2cm setinggi fundus.
         Jika fundus terletak dibawah pusat pada 3-5 hari pascapersalinan, lakukan insisi mediana setinggi 2 kaki dibawah fundus uteri sepanjang 1-2 cm.
         Tampilkan tuba dengan menarik retraktor kearah tuba yang akan dicapai, atau dengan mendorong uterus dan tuba dengan cara jari lewat lubang sayatan.
         Jepit 1/3 bagian proksimal tuba dengan klem Babcock dan tarik perlahan-lahan keluar lubang.
         Tutup peritoneum dengan jahitan jelujur catgut  no.00 dan kulit dengan 1-2 jahitan sutera atau catgutno.00 subkutis.
Metode Operatif Wanita
Cara Kerja :
         Menghambat perjalanan sel telur wanita sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma
Metode Operatif Pria
Cara Kerja :
         Menghalangi transport spermatozoa/ jalannya sel mani pria sehingga tidak dapat membuahi sel telur.


F.    Manfaat Program Keluarga Berencana (KB)
Program Keluarga Berencana (KB) mempunyai banyak keuntungan. Salah satunya adalah dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium. Bahkan dengan perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Ini berarti program tersebut dapat memberikan keuntungan ekonomi dan kesehatan.
Pengaturan kelahiran memiliki benefit (keuntungan) kesehatan yang nyata, salah satu contoh pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium, penggunaan kondom dapat mencegah penularan penyakit menular seksual, seperti HIV. Meskipun penggunaan alat/obat kontrasepsi mempunyai efek samping dan risiko yang kadang-kadang merugikan kesehatan, namun demikian benefit penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut akan lebih besar dibanding tidak menggunakan kontrasepsi yang memberikan risiko kesakitan dan kematian maternal.
Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran mengurangi risiko kematian bayi. Selain memberi keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat, KB juga membantu remaja mangambil keputusan untuk memilih kehidupan yang lebih balk dengan merencanakan proses reproduksinya.
Program KB, bisa meningkatkan pria untuk ikut bertanggung jawab dalam kesehatan reproduksi mereka dan keluarganya. Ini merupakan keuntungan seseorang mengikuti program KB.
G.   Kekurangan Program Keluarga Berencana (KB)
Program KB ini dirasa dianggap kurang memadai, karena tidak semua Posyandu di pedesaan dibekali dengan infrastruktur dan keahlian pemeriksaan KB, ditambah lagi dengan kurangnya presentasi tentang pengetahuan KB di daerah pedesaan, sehingga kebanyakan masyarakat indonesia yang berdomisili di pedesaan masih kurang pengetahuaannya tentang Program KB dan manfaatnya, mereka masih beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki, padahal zaman semakin maju dan harus diimbangi dengan pemikiran yang semakin maju pula.

Saifuddin AB. 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Bina Pustaka- Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar