FERTILITAS
A. Teori-teori
Tentang Fertilitas
1.
Teori Penduduk Modern
a. Pandangan
Merkantilisme
Dicetuskan oleh machiavelly
dan bodin idenya antara lain :
- Kekuasaan
dan kesejahteraan Negara, terutama akumulasi uang dan logam mulia dipandang
sebagai sasaran utama kebijaksanaan nasional
- Pertumbuhan
penduduk sangat penting, kebijaksanaan ditujukan untuk merangsang pertumbuhan
penduduk, memasang perkawinan dan pembantukan keluarga besar, meingkatkan
kesehatan masyarakat, mencegah arus emigrasi, dan meningkatkan imigrasi
terutama pekerja yang memiliki keterampilan tertentu.
- Jumlah
penduduk yang banyak sebagai element penting dalam kekuatan negara.
b. Aliran
Fisiokrat
Menurut Glide dan Rist
konsep aliran fisiokrat yang fundamental adalah
- Tatanan
alamiah yaitu tanah dalam produksi merupakan aspek ekonomi yang menonjol
- Pertumbuhan
Produksi pertanian dapat menunjang pertambahan jumlah penduduk.
c. Teori
Aritmatik Politis
Dicetuskan oleh graut dan
petty teori ini menitik beratkan pada “betapa pentingnya jumlah penduduk
sebagai modal manusia”. Tenaga kerja disebutnya sebagai bapak yang merupakan
prinsip aktif dari kesejahteraan dan tanah disebutnya sebagai ibu. Petty
dianggap sebagai orang pertamanya yang mengembangkan pembagian penduduk dan
ekonomi dalam tahap kegiatan primer, sekunder dan tersier.
1.
Teori Penduduk Sosial
a. Teori
Maltus (1766 – 1834)
Essay maltus yang pertama :
- Makanan
merupakan unsur penting bagi kehidupan manusia
- Nafsu
manusia tidak dapat dibendung dan ditahan, akibatnya pertambahan penduduk jauh
lebih pesat daripada pertumbuhan makanan. Penduduk bertambah menurut deret ukur
sedangkan makanan bertambah menurut deret hitung.
Selanjutnya maltus mengakui
bahwa penduduk bertambah tidak terlalu cepat karena:
- Adanya
rintangan yang diderita mansuia berupa kejahatan dan kesengsaraan
- Adanya
tendensi/teknolgi melipatgandakan bahan makanan
- Adanya
faktor pencegah yang mengurangi ketimpangan antara jumlah.
Penduduk dan persediaan
bahan makanan berupa positive cheks dan preventive cheks. Pokok pikiran maltus
berikutnya adalah :
- kontrasepsi
tidak akan dapat menjadi preventive cheks yang efektif
- tiap
usaha untuk menurunkan tingkat kelahiran adalah positive cheks, kecuali
penundaan usia perkawinan.
b. Teori
Transisi
Dikemukakan oleh blacker (1948)
Pada dasarnya teori ini
menguraikan tentang perubahan dari satu stasioner ke stasioner yang lain. Tahap
transisi terjadi apabila mortalitas turun disusul dengan turunnya tingkat
kelahiran, sesudah transisi tingkat kematian dan kelahiran akan sama lagi.
Blacker mengemukakan 5 tahap ke 2 dan 3 adalah tahap yang bersifat transisi.
No
|
Tahap
|
Tingkat Kelahiran
|
Tingkat Kematian
|
Pertambahan Alami
|
Contoh
|
1
|
Stasioner
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Nol/sangat rendah
|
Eropa Pada abad ke 14
|
2
|
Awal perkembangan
|
Tinggi
|
Lambat menurun
|
lambat
|
India sebelum PD II
|
3
|
Akhir perkembangan
|
Menurun
|
Menurun lebih cepat dari pada tingkat kelahiran
|
Cepat
|
Eropa selatan dan timur sebelum PD II
|
4
|
Stasioner rendah
|
Rendah
|
Rendah
|
Sangat rendah
|
Australia, selandia baru, amerika serikat pada tahun
1930-an
|
5
|
Menurun
|
Rendah
|
Lebih tinggi dari pada tingkat kelahiran
|
Negatif
|
Perancis sebelum PD II jerman timur dan barat tahun
1975
|
c. Teori
Neo Maltusian
Kelahiran seorang bayi
kedunia sebagai suatu tekanan terhadap lingkungan, setiap bayi yang lahir
memerlukan ruang, air, makanan, pakaian, transportasi, pendidikan, perawatan
kesehatan, dan pekerjaan setelah ia dewasa. Semakin banyak bai yang dilahirkan
semakin besar tekanan terhadap lingkungan dan pembangunan.
d. Teori
J.B Canning
Tanah merupakan ajang yang
efektif dibanding pertambahan penduduk, hasil pengeksplotasian tanah tergantung
pada 4 variable yaitu :
- Kemajuan
teknologi
- Penemuan
sintetris bahan makanan
- Jumlah
penduduk
- Luas
tanah
Tapi ia lebih fokus pada
kemajuan teknologi dan penemuan sintetris bahan makanan.
e. Teori
Arsene Damont
“Kapilaritas Sosial”
Ia mengumapakan individu
bagai minyak dalam sumbu, ingin mencapai tingkat yang tertinggi. Angka
kelahiran akan turun pada saat orang berlomba-lomba untuk mencapai kemakmuran.
Arsene Dumont sependapat
dengan maltus bahwa over population akan terjadi akan tetapi terhambat
kebebasan individu yang semakin besar.
f. Teori
Nassau William Senior
Cita-cita untuk memperbaiki
keluarga sama kuatnya dengan keinginan untuk menurunkan tingkat keturunan.
Akibatnya dalam suasana kehidupan yang normal, pertambahan penduduk tidak
mungkin lebih tinggi dari bahan kehidupan yang ada.
g. Teori
H. Leibenstein
Kelahiran akan
dipertimbangkan atas dasar perbandingan antara benefit and cost dari segi benefit
anak merupakan consumtion goods, production goods., dan nource of security.
Sementara biaya yang harus dikeluarkan dengan adanya anak adalah berupa biaya
langsung dan biaya tidak langsung.
h. Teori
edwin Cannan dan franz Oppenheimer
Kedua tokoh ini membantah
teori maltus mereka berpendapat :
- Pengaruh
kemunduran akan kenaikan dapat dilenyapkan seiring kemajuan teknik
pertanian dan perindustrian.
- Pertambahan
jumlah penduduk menyebabkan perbaikan teknik pertanian dan perindustrian
yang akan mempertinggi produktivitas.
- Edwin
mengakui bahwa suatu waktu manusia akan mengalami berlakunya “point of
maximum return”. Hanya saja waktu itu dapat diperpanjang.
Franz Oppenheimer mendukung
Pernyataan Edwin bahawa :
- akan
kenaikan hasil dapat dikurangi oleh perbaikan teknik dalam pertanian.
- Pertambahan
penduduk dapat memperbaiki teknik pertanian
- Pada
masa yang laa perimbangan akan pertambahan penduduk dan perbekalan hidup akan
tertanggu
i. Teori
Alexander, Morriscar dan Sauders
“economically desirable number”
- Orang
selalu berusaha mencapai jumlah optimum
- Sejumlah
itulah yang diperhitungan terhadap lingkungan alam.
j. John
Stuart Mill
Ia menerima teori maltus
mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan makanan tetapi :
- Pada
situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku Demo grafisnya
- Apabila
produktivitas seseorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai keluarga yang
kecil.
k. Durkheim
Pada suatu wilayah dimana
angka kepadatan penduduknya tinggi akibat dari tingginya laju pertumbuhan
penduduk, akan timbul persaingan sempurna. Dalam memenangkan persaingan setiap
orang berusaha untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan serta megambil
spesialisasi tertentu.
1.
Teori Penduduk Natural
a. Raymond
S. Pearl
Ia mengemukakan teori
universal tentang pertumbuhan penduduk yang didasarkan atas dugaan atau asumsi
biologi dan geografi. Tiap penduduk mula-mula mengalami pertambahan atau
kenaikan jumlah sangat lambat, yang makin lama makin cepat mencapai titik
tengah daur, dan kemduaian makin berkurang pertambahannya hingga mencapai akhir
daur pertumbuhan. Daur tersebut mengikuti kurva normal atau kurva logistik.
b. Ginni
Dikemukakan oleh Corrado
Ginni, pertumbuhan penduduk oleh ginni dilihat dari sudut pendangan statistik
biologi, dan ia percaya bahwa tendensi reproduksi. Penduduk mengikuti kurva
parabola matematik. Penduduk mengalami tingkat muda pada permulaan dengan
pertumbuhan cepat kemudian mencapai kedewasaan, menjadi tua, dan menurun
jumlahnya. Karena faktor kelelahan Reproduksi.
c. Thomas
Doudleday
Ia menghubungkan
pertumbuhan penduduk dengan makanan. Pertumbuhan penduduk akan tinggi jika
masyarakat kurang makan. Pada masyarakat yang makanan penduduknya melimpah,
terjadi penurunan pertumbuhan penduduk.
d. Herbert
Sepncer
Dasar Teorinya adalah perbandingan
energi yang digunakan untuk kegiatan peroduksi dengan energi yang digunakan
untuk bereproduksi. Ia berpendapat over population pasti terjadi, tetapi dapat
ditahan dengan menggunakan energi otak.
e. Pitrin
A. Sorokin, O. Spencer, dan O.E. Baker
Mereka berpendapat bahwa
pengaruh budaya terhadap unsur biologis akan menyebabkan terjadinya penurunan
pertumbuhan penduduk.
B. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Fertilitas
Proses reproduksi mencakup
tiga hal yaitu :
A.
1.
Hubungan kelamin
2.
konsepsi
3.
Kehamilan dan kelahiran
Hal-hal yang terjadi diluar seperti
lingkungan, budaya, dan lain-lain tidak berpengaruh secara langsung terhadap
fertilitas, melainkan melalui variabel-variabel antara. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut :
1.
Faktor yang mempengaruhi kemungkinan hubungan
seks (variabel hubungan seks)
a. Meliputi
dimulai dan diakhirnya hubungan seks (ikatan seksual) dalam usia reproduksi.
· Usia memulai hbungan seks ( usia kawin
pertama).
Semakin banyak usia kawin
pertama dalam usia muda maka fertilitasnya positif tetapi sering dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi konsepsi dan kehamilan. Meskipun
misalnya senggama dapat dimulai pada usia muda kehamilan dan kelahiran dapat
dicegah.
Pada masyarakat pra
industri umur kawin pada umumnya muda, dan nilai fertilitas pada variabel ini
biasanya positif, sedangkan pada variabel lainnya nilai fertilitas sering
negatif. Hal ini dikarenakan pada masyarakat pra industri angka mortalitasnya
tinggi dari tahun ke tahun dan di ancam oleh mingkatnya angka motralitas secara
tiba-tiba sehingga dengan kawin muda diharapkan nilai fertilitas akan meningkat
guna mengimbangi jumlah penduduk yang mengalami kamatian.
· Selibat permanen
Selibat permanen adalah
proporsi wanita yang tidak pernah mengadakan hubungan seks. Selibat permanen
dan kawin tua dapat memberi hasil minus pada fertilitas dengan cara harus ada
pertarakan diluar perkawinan atau alat-alat yang mencegah kelahiran bayi bila
diadakan hubungan kelamin. Namun selibat permanen pengaruhnya yang negatif
terhadap fertilitas tidak seberapa karena jarang ditemukan sejumlah penduduk
yang lebih dari 20% wanitanya melewatkan masa reproduksinya tanpa pernah kawin
sekalipun.
· Perpisahan pada usia Reproduksi
Bila ikatan perkawinan
putus karena perceraian, perpisahan ditinggal suami, atau karena suami
meninggal dunia, dan wanitanya tidak menikah lagi maka nilai fertilitas
negatif, tetapi jika menikah lagi nilai fertilitasnya positif, walaupun mereka
telah kehilangan sedikit kesempatan untuk mengadakan hubungan kelamin.
b. Meliputi
kemungkinan hubungan seks selama dalam ikatan seksual
· Abstinensi dengan sengaja atau sukarela
Abstinensi sukarela atau
sengaja yang berupa larangan atau pantangan berhubungan seks meliputi 5 macam
yaitu :
1. sehabis
melahirkan (postfartum)
2. berhenti
seterusnya (terminan)
3. berhenti
berkala
4. dalam
keadaan mengandung
5. dan
selama masa haid
Namun absitensi sukarela
atau abstinensi sengaja tersebut kecil pengaruhnya terhadap fertilitas, karena
adanya pengaruh dari kebudayaan.
· Absinensi terpaksa
Absinensi terpaksa dapat
terjadi karena impotensi, sakit dan perpisahan yang tak terelakkan tetapi hanya
bersifat sementara misalnya suami bekerja diluar daerah, pada variabel ini
mempunyai pengaruh yang rendah terhadap fertilitas.
· Frekuensi Hubungan Kelamin
Variabel ini kecil
pegaruhnya terhadap nilai fertilitas karena meskipun orang sendiri dapat
mengaturnya namun kenyataannya hal ini sangat pribadi dan sangat tergantung
pada kemampuan fisik untuk diatur oleh segi kebudayaan.
1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan
konsepsi (variabel konsepsi)
· Kesuburan dan kemandulan biologis (fekunditas
dan infekunditas)
Kesuburan yaitu kemampuan
seorang laki-laki maupun perempuan yang telah melakukan hbungan kelamin untuk
mempunyai anak keturunan. Sedangkan kemandulan adalah kemampuan seorang
laki-laki maupun perempuan untuk mempunyai anak secara biologis.
Kemandulan yang tidak
disengaja bisa terjadi karena usia, kelaparan hebat, penyakit kelamin,
amennorhea (periode tidak haid) setelah melahirkan yang disusul dengan periode
menyusui yang panjang.
- Digunakan
atau tidaknya kontrasepsi yang meliputi
Cara kimia dan mekanis
tabel dibawah ini :
Cara Mekanis
Jenis kelamin Cara
kerja alat
Kondom Pria Mencegah
masuknya sperma
Diafragma Wanita Mencegah
masuknya sperma
Penyemprotan Wanita Mencegah
masuknya sperma
Spermasida Wanita Mencegah
masuknya sperma
IUD Wanita Mencegah
permasukan secara perlahan-lahan
Cara Kimia
Pil Wanita Mencegah
ovulasi
Suntikan Wanita Mencegah
ovulasi
Cara-cara Alami
Senggama Pria Mencegah
masuknya sperma
Terputus
Pantang berkala Pria
& wanita Pantang senggama selama periode ovulasi
1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gestasi dan
kelairan dengan selamat (variael gestasi)
- Mortalitas
janin yang tidak disengaja meliputi aborsi spontan yang disebut kesuburan, dan
lahir mati
- Motalitas
janin yang disengaja meliputi penggunaan baik pengguguran yang tidak resmi
maupun karena penyakit yang mengharuskan diadakan pengguguran.
Teori Nassau william senior menyatakan
cita-cita untuk memperbaiki keluarga sama kuatnya dengan keinginan untuk
menurunkan tingkat keturunan, akibatnya dalam suasana kehidupan normal,
pertambahan penduduk tidak mungkin lebih tinggi dari bahan kehidupan yang ada.
Teori ini menjelaskan bahwa kesejahteraan
keluarga berbanding terbalik dengan fertilitas, artinya ketika seseorang ingin
sejahtera ia harus mengurangi fertilitasnya sehingga tidak terjadi kekurangan
makanan.
Hipotesis
Keluarga yang tingkat kesejahteraannnya
tinggi maka fertilitasnya akan rendah.
Untuk mengukurnya digunakan :
No
|
Variabel Bentuk / Kondisi Rumah
|
Fertilitas
|
0 – 2
|
2 – 4
|
> 4
|
1
|
Tidak permanent
|
|
|
|
2
|
Semi permanent
|
|
|
|
3
|
Permanent
|
|
|
|
No
|
Variabel Pekerjaan
|
Fertilitas
|
0 – 2
|
2 – 4
|
> 4
|
1
|
Pegawai
|
|
|
|
2
|
Pengusaha
|
|
|
|
3
|
Petani / Nelayan
|
|
|
|
No
|
Variabel Kepemilikan Tanah
|
Fertilitas
|
0 – 2
|
2 – 4
|
> 4
|
1
|
Tidak punya tanah
|
|
|
|
2
|
Punya tanah sempit
|
|
|
|
3
|
Punya tanah luas
|
|
|
|
Sampel yang diambil dari penelitian ini
adalah Rumah Tangga (RT) terutama para Ibu Rumah Tangganya.
MORTALITAS
A. Teori
Tentang Mortalitas
Teori Caldwell menyatakan bahwa pendidikan
memberi wanita kekuasaan dan kepercayaan diri untuk mengambil keputusan atas
tanggung jawab wanita itu sendiri.
B. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Mortalitas
1.
Pendidikan
Terdapat hubungan negatif
antara tingkat pendidikan ibu dan kematian anak, tetapi tinggi rendahnya
pendidikan yang dibutuhkan untuk menurunkan mortalitas secara berarti
berbeda-beda dari satu budaya ke budaya lain.
Pendidikan memberi
kepercayaan diri kepada wanita untuk mengambil keputusan atas tanggung jawab
wanita itu sendiri. Dalam hal ini ada 3 faktor yaitu :
- Berkurangnya
fatalisme dalam menghadapi kesehatan buruk yang menimpa anak
- Kesanggupan
yang lebih besar untuk menguasai dunia dalam mengetahui adanya fasilitas
kesehatan.
- Perubahan
perimbangan tradisional dalam hubungan keluarga yang mengalihkan titik
berat kekuasaan dari sesepuh kepada anak.
Analalisis khusus
mengelompokkan ibu-ibu yang bisa baca tulis , serta yang mengikuti sekolah baik
formal maupun non formal terdapat angka kematian yang berbeda.
1.
Pendapatan
Pendapatan sangat penting
dalam kaitannya dengan membayar pengeluaran untuk kesehatan faktor pendapatan
atau ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan kondisi rumah saling berhubungan dalam
mempengaruhi kematian bayi/anak.
Apabila salah satu
indikator sosial ekonomi dihubungkan dengan tingkat kematian bayi dan anak,
ternyata terdapat hubungan yang negatif.
1.
Kesehatan
Kesehatan berhubungan
negatif terhadap angka kematian bayi, salah satu upaya yang terus dilakukan
adalah pembangunan kesehatan. Indikator yang digunakan untuk menggambarkan
pembangunan dan fasilitas kesehatan adalah rasio tenaga medis dan para medis,
terhadap jumlah penduduk.
1.
Faktor Demografi
Yang dipilih adalah tingkat
kelahiran, yaitu tingkat fertilitas total (TFR). Apabila tertilitasnya rendah
maka mortalitasnya juga akan rendah. Hubungan posifit antara mortalitas bayi
dan fertilitas ini timbal balik, keberhasilan menurunkan salah satu faktor
diantaranya akan mengakibatkan penurunan variabel lain.
Teori “Pendidikan
memberi wanita kekuasaan dan kepercayaan diri untuk mengambil keputusan atas
tanggung jawab wanita itu sendiri”.
Hipotesis “
wanita yang pendidikannya rendah akan memiliki mortalitas yang tinggi, demikian
sebaliknya apabila pendidikannya tinggi maka mortalitasnya akan rendah.
Untuk hubungan antara dua variabel tersebut
digunakan indikator sebagai berikut :
Baca Tulis
|
Mortalitas
|
Bisa baca tulis
|
|
Tidak bisa baca tulis
|
Jenjang Pendidikan
|
Mortalitas
|
SD
|
|
SLTP
|
SMA
|
Perguruan Tinggi
|
Pada Hal ini sampel penelitiannya adalah ibu
rumah tangga yang mempunyai anak yang telah meninggal.
MOBILITAS
A. Teori
Tentang Mobilitas
Teori todaro “Migrasi berlangsung sebagai
akibat dari perbedaan desa – kota yang lebih, mengenai penghasilan yang
diharapkan dari pada penghasilan aktual.
B. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Mobilitas.
1.
Keadaan Ekonomi
Penduduk bermigrasi dari
wilyah yang begitu miskin ke daerah yang lebih kaya, ciri ini begitu umum,
sehingga Ravenstein (1885) dan dian Lee (1969) hal tersebut dinyatakan sebagai
hukum migrasi.
1.
Jarak
Jarak yang deitempuh oleh
pendapat dalam rangka memenuhi kebutuhannya menyebabkan terjadinya imigrasi
jarak yang jauh antara daerah tujuan ekonomi dengan tempat tinggal menyebabkan
terjadinya migrasi.
1.
Alasan Sosial
Migrasi juga sering terjadi
karena alsan sosial contohnya saja karena ingin bergabung dengan teman atau
anggota keluarga.
1.
Daya tarik Kota
Penduduk beranggapan bahwa
kota-kota besar lebih menarik dijaikan tempat tinggal daripada kota kecil
karena semua fasilitas berpusat dikota.
1.
Perbedaan ciri Migran
Penduduk bermigrasi sering
karena perbedaan ciri-ciri khas, ciri-ciri tersebut terutama adalah jenis
kelamin, umur, pendidikan, dan keterampilan.
Contohnya :
Penduduk yang memilik
keahlian terentu didaerah asal sangat dibutuhkan didaerah tujuan, maka
kepergian mereka merubah struktur sosial dan demografi dari kelompok asalnya
maupun daerah tujuan.
Teori Todaro
“Migrasi berlangsung sebagai akibat perbedaan
desa kota yang lebih mengenai pengahsilan yang diharapkan daripada penghasilan
aktual.”.
Hipotesis
Seorang yang memiliki penghasilan rendah
didaerah asal cenderung melakukan migrasi guna mendapatkan pengasilan seperti
yang diharapkan.
Untuk mengukur hubungan antara kedua variabel
tersebut dapat menggunakan indikator sebagai berikut :
Jenis Pekerjaan
|
Mobilitas
|
Pegawai
|
|
Pengusaha
|
|
Petani
|
|
Pedagang
|
|
Kondisi Rumah
|
Mobilitas
|
Tidak permanen
|
|
Semi permanen
|
|
Permanen
|
|
Keterampilan
|
Mobilitas
|
Tidak punya keterampilan khusus
|
|
Punya keterampilan khusus
|
|
Kepemilikan Tanah
|
Mobilitas
|
Tidak punya tanah
|
|
Punya tanah sempit
|
|
Punya tanah luas
|
|
Sampai yang diperlukan dalam penelitian ini
adalah orang-orang yang melakukan migrasi baik internal maupun internasional,
baik didaerah asal maupun didaerah tujuan.