Nama :
Liyana Putri Afifah
NIM :
25010113120151
Kelas
: B 2013
1.
Pertumbuhan
dan Perkembangan Tanaman Lumut
Tumbuhan
lumut merupakan sekumpulan
tumbuhan kecil yang termasuk dalam Bryophytina (dari bahasa Yunani bryum,
"lumut").Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara
organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga
belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar").
Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan
pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini
terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang
dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber
hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut" dapat merujuk
pada beberapa divisio. Klasifikasi lama pun menggabungkan pula lumut hati dan lumut tandukke
dalam Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta terangkum lumut tanduk, lumut
hati, dan lumut sejati (Musci).
Namun, perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini parafiletik,
sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan lumut tanduk kuluar dari
Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk
lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia[1]. Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat memiliki "taman lumut" yang
mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dan lumut hati dari berbagai wilayah di Indonesia dan
dunia.Pada tumbuhan lumut, proses reproduksi baik secara seksual dan aseksual
berlangsung melalui suatu proses yang disebut sebagai metagenesis. Dalam
metagenesis, terjadi pergiliran keturunan antara generasi sporofit (2n) dan
generasi gametofit (n). Ketika ada spora yang jatuh pada tempat yang
sesuai, maka spora tadi akan tumbuh menjadi protonema. Protonema tadi akan
segeratumbuh menjadi tumbuhan lumut dewasa yang akan menghasilkan gamet
jantan, yaitu anteridium yang akan menghasilkan spermatozoid dan
juga menghasilkan gamet betina, yaitu arkegonium yang akan menghasilkan
ovum. Apabila terjadi fertilisasi antara spermatozoid dengan ovum maka akan
terbentuk zigot, zigot tadi akan segera berkembang menjadi sporogonium yang
akan menghasilkan spora. Spora yang dihasilkan sporogonium akan membelah
dan akan keluar serta tumbuh lagi menjadi protonema. Siklus akan berjalan
seperti semula. Daur hidup tumbuhan lumut dapat digambarkan sebagai mana
tertera di bawah ini.
Siklus
Hidup
Kebanyakan dari tanaman memiliki dua bagian
kromosom di sel-selnya (diploid, beberapa kromosom hidup dengan sebuah pasangan
yang mengandung informasi genetik yang sama). Sedang lumut (dan Bryophyta lain)
hanya memiliki satu set kromosom (haploid, beebrapa kromosom hidup dalam sebuah
salinan sel yang unik). Periode siklus hidup lumut secara lengkap, merusak
kromosom, tetapi hal ini hanya pada sporofit.
Ciri Siklus Hidup Lumut (Polytricum
commune)
Lumut hidup
diawali dari sebuah spora haploid, yang bertunas untuk memproduksi sebuah
protonema, yang menumpuk filamen atau thalloid (flat dan thallus like). Ini
merupakan tingkatan sementara dalam hidup lumut. Dari protonema tumbuh
gametophore yang dideferensiasi menjadi tangkai dan akar/ leaves (mikrofil).
Dari keterangan dari tangkai atau cabang develop organ sex lumut. Organ betina
disebut archegonia (archegonium) dan terlindungi oleh kumpulan tangkai yang
termodifikasi yang disebut perichaetum (plural, perichaeta). Archegonia
memiliki leher disebut venters dimana sperma jantan turun. Organ jantan disebut
antheridia (singular antheredium) dan tertutup oleh modifikasi tangkai disebut
perigonium (plural, perigonia).Lumut bisa menjadi dioicous atau monoicous. Pada
lumut dioicous, kedua organ sex, jantan dan betina terlahir pada gametofit
tanaman. Pada monoicous (juga disebut autoicous) lumut, mereka terlahir pada
tanaman yang sama. Pada pengairan, sperma dari antheridia berjalan ke
archegonia dan terjadi fertilisasi, mengawali produksi sporofit diploid. Sperma
lumut adalah biflagellate, mereka memiliki dua flagella yang membantu sebagai
daya pendorong. Tanpa air, fertilisasi tidak dapat terjadi. Setelah
fertilisasi, sporofit mandul didorong keluar dari archegonial venter. Ini
membutuhkan kira-kira seperempat sampai setengah tahun untuk sporofit untuk
matang. Badan sporofit terdiri dari gagang panjang, disebut seta, dan capsule
disebut operculum. Capsule dan operculum terlapisi oleh calyptra yang merupakan
sisa archegonial venter. Calyptra biasanya mengecil / berkurang ketika capsule
matang. Withing the capsule, sel-sel pereproduksi spora mengalami meiosis untuk
membentuk spora haploid, dimana siklus dapat berjalan lagi. Mulut capsule biasanya
dikelilingi oleh set gigi disebut peristome. Ini mungkin tidak terjadi pada
beberapa lumut.Pada beberapa lumut, struktur vegetatif hijau disebut gemmae
yang diproduksi pada tangkai atau cabang, yang bisa merusak dan membentuk
kembali tanaman tanpa perlu melalui fertilisasi. Ini disebut dengan reproduksi
asexual.
Perkembangan lumut
secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid,
berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema.
Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada
protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi
tumbuhan lumutnya. Tubuh tumbuhan lumut berupa tallus seperti lembaran-lembaran
daun (hepaticae), atau telah mempunyai habitus seperti pohon kecil dengan
batang dan daun-daunnya (pada musci), tetapi padanya belum terdapat akar yang
sesungguhnya, melainkan hanya rizoid-rizoid yang berbentuk benang-benang atau
kadang-kadang memang telah menyerupai akar. Pada tumbuhan inilah dibentuk gametangium.Setelah
sel telur dibuahi oleh spermatozoid yang bentuknya seperti spiral atau alat
pembuka gabus tutup botol dengan dua bulu cambuk itu, maka zigot tidak
memerlukan waktu istirahat dulu tetapi terus berkembang menjdi embrio yang
diploid.Bagian bawah embrio dinamakan kakinya. Kaki masuk ke jaringan lumut
yang lebih dalam dan berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium). Embrio itu
lalu tumbuh merupakan suatu badan yang bulat atau jorong dengan tangkai pendek
atau panjang dan seperti telah telah disebut di atas disebut sporogonium. Di
dalam bagian yang bulat itu dibentuk spora, oleh sebab itu bagian tersebut juga
disebut capsule spora. Capsule spora juga dianggap sinonim dengan sporogonium
karena leher arkegonium amat sempit, maka sporogonium tidak dapat menembusnya
dan bekas dinding arkegonium ikut terangkat dan merupakan tudung capsule spora.
Mengingat bentuknya seperti tudung akar,
2. Perkembangan dan Pertumbuhan Tanaman Mangga
A.
Dengan Cangkok
mencangkok adalah suatu perbanyakan vegetatif
secara buatan tanpa baikan dengan menggunakan bagian dari tanaman tujuan
mencangkok yaitu Untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat-sifat
sama dengan induknya. Mencangkok adalah membuat cabang batang tanaman menjadi
berakar. Mencangkok dilakukan pada cabang yang dekat dengan batang, yang
berfungsi untuk menumbuhkan akar pada batang tanaman. Mencangkok hanya dapat
dilakukan pada tanaman berkambium atau tumbuhan dikotil, seperti mangga.
Keuntungan mencangkok :
1.
Cepat berbuah
2.
Sifat sama dengan induknya
3.
Pohon tidak terlalu tinggi
Kerugian mencangkok :
1.
Pohon kurang kuat
2.
Berumur pendek
Langkah-langkah mencangkok mangga
1.
Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua
ataupun terlalu muda
2.
Kuliti hingga bersih cabang atau ranting
tersebut sepanjang 5-10 cm
3.
Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus
dengan plastik atau sabut kelapa. Ikat pada kedua ujungnya seperti
membungkus permen. Bila menggunakan plastik, lubangi plastiknya terlebih dahulu
4.
Jaga kelembaban tanah dengan cara
menyiramnya setiap hari
5.
Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang
atau ranting tersebut, dan tanamlah di dalam tanah
6.
Lakukan sekali lagi pada ranting lain , tetapi langkah
3 diubah, tidak perlu ditunggu 15 menit, tapi langsung dibungkus
Perkembangan :
- Minggu Pertama : Hasil belum ada terlihat karna masih satu minggu, tapi cangkokan masih secara rutin disiram
- Minggu Kedua : Sama seperti minggu pertama, mengamati, bahwa perubahan belum muncul
- Minggu Ketiga : Perubahan masih belum Nampak, karna masih baru beberapa minggu, tapi berhubung karna hujan terus menerus turun setiap hari, maka mulai membatasi menyiram cangkokan tersebut
- Minggu keempat : tetap saja, perubahan belum sedikitpun nampak. Tapi terus memantau perkembangannya
Hasil cangkok belum membuahkan hasil, belum ada
perkembangan dari mulai minggu pertama mencangkok, akar yang di harapkan tumbuh
batang yang dilapis tanah dan tertutup oleh plastik belum juga muncul. Mungkin
ini membutuhkan waktu yang lama, dan juga harus telaten untuk menyiramnya saat
keadaannya kering.
Hasil cangkok baru akan terlihat setelah beberapa
bulan, lalu, akan tumbuh akar di sekitar batang yang ditutupi plastik, maka
siaplah batang tersebut untuk di potong dan ditanam untuk menghasilkan pohon
mangga yang baru.
Mencangkok pohon mangga tidak semudah dan secepat
yang dibayangkan, hasil cangkok akan berhasil apabila benar – benar
diperhatikan dengan pemiliknya, yaitu dengan cara rajin memberinya air saat
tanah keringHasil cangkok akan terlihat setelah beberapa bulan, kemudian saat
akar tumbuh disekitarnya, maka batang yang dilapisi tanah dan dibungkus dengan
plastik tersebut siap untuk dipotong dan ditanam kembali untuk menghasilkan
pohon yang baru, yang cepat berbuah dan bersifat sama dengan induknya, namun
pohon tersebut tidak kokoh sehingga tak panjang umurnya.
B.
Dengan Okulasi
Okulasi sering juga disebut dengan
menempel, oculatie (Belanda) atau Budding (Inggris). Cara memperbanyak tanaman
dengan okulasi mempunyai kelebihan jika dibandingkan setek dan cangkok.
Kelebihannya adlah hasil okulasi mempunyai mutu lebih baik daripada induknya.
Bisa dikatakan demikian karena okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai
perakaran yang baik dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit
dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa buah yang lezat, tetapi mempunyai
perakaran kurang baik. Tanaman yang mempunyai perakaran baik digunakan sebagai
batang bawah. Sedang tanaman yang mempunyai buah lezat diambil mata tunasnya
untuk ditempelkan pada batang bawah yang dikenal dengan sebutan entres atau
batang atas.
Pengaruh Batang Bawah Terhadap Batang Atas
Menurut Ashari (1995) pengaruh
batang bawah terhadap batang atas antara lain (1) mengontrol kecepatan tumbuh
batang atas dan bentuk tajuknya, (2) mengontrol pembungaan, jumlah tunas dan
hasil batang atas, (3) mengontrol ukuran buah, kualitas dan kemasakan buah, dan
(4) resistensi terhadap hama dan penyakit tanaman. Menurut Sumarsono (2002),
Stadia entres berpengaruh terhadap pertumbuhan batang bawah. Pertambahan batang
bawah yang diokulasi dengan entres muda selama 90 hari mencapai 1,80 cm,
sedangkan yang diokulasi dengan entres agaktua dan tua bertambah sebnayak 1,20
cm dan 1,10 cm saja
Pengaruh batang atas terhadap
batang bawah juga sangat nyata. Namun pada umumnya efek tersebut timbal balik
sebagaimana pengaruh batang bawah terhadap batang atas. Perbanyakan Batang
Bawah Batang bawah ada yang berasal dari semai generatif dan
dari tan vegetatif (klon). Batang bawah asal biji (semai) lebih menguntungkan
dalam jumlah, umumnya tidak membawa virus dari pohon induknya dan
sistem perakarannya bagus. Kelemahannya yaitu secara genetik tidak
seragam. Variasi genetik ini dapat mempengaruhi penampilan tanaman batang
atas setelah ditanam. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi secermat mungkin
terhadap batang bawah asal biji (Ashari, 1995)
Selain pengaruh batang atas dan
batang bawah ada faktor yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi
keberhasilan dalam okulasi, faktor tersebut adalah faktor lingkungan seperti
suhu, kelembapan, dan oksigen sangat berpengaruh dalam keberhasilan
penyambungan dan okulasi. Faktor berikutnya adalah serangan penyakit yang
menyebabkan kegagalan okulasi meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan
dan kelembapan yang tinggi
Cara mengokulasi :
- Ambil mata tunas (mata tempel) berikut kayunya dari pohon yang benar-benar unggul.
- Pohon pangkal (under stump) dikupas setinggi 10-15 cm di atas tanah.
- Kulit yang dikupas dipotong dua per tiga bagiannya.
- Mata tunas diselipkan pada pohon pangkal, lalu diikat erat dengan tali plastik, tunasnya jangan ikut terikat.
- Setelah 3 minggu ikatan tali plastik dilepas, jika mata tunas tetap hijau artinya okulasi berhasil, jika layu/ kering bearti gagal, dapat dilakukan ulangan disebelahnya.
- Bila pohon pangkal berhasil, maka pohon pangkal dirundukkan (dipatahkan dengan gunting) lebih kurang 10 cm di atas tunas mata, maksudnya untuk mendesak tunas mata tumbuh, sedang daun-daun masih berfungsi untuk menghasilkan makanan. Setelah mata tunas tumbuh, pohon pangkal yang dirundukkan itu dipotong sama sekali.
C. Dengan
Kultur Jaringan
Kultur Jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi
bagian tanaman seperti akar, daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian
tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur
tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat
memperbanyak diri & bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utamanya
adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman,
menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Teknik kultur jaringan pada saat ini telah berkembang menjadi teknik perkembangbiakan tanaman yang sangat penting pada berbagai spesies tanaman. Tumbuh menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi in vitro (didalam gelas). Jadi Kultur in vitro dapat diartikan sebagai bagian jaringan yang dibiakkan didalam tabung inkubasi atau cawan petri dari kaca atau material tembus pandang lainnya. Secara teoritis teknik kultur jaringan dapat dilakukan untuk semua jaringan, baik dari tumbuhan,hewan, bahkan juga manusia, karena berdasarkan teori Totipotensi sel, bahwa setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap. Sel dari suatu organisme multiseluler dimana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari suatu sel tersebut, setiap sel berasal dari satu sel. Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Hal yang paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya
Teknik kultur jaringan pada saat ini telah berkembang menjadi teknik perkembangbiakan tanaman yang sangat penting pada berbagai spesies tanaman. Tumbuh menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi in vitro (didalam gelas). Jadi Kultur in vitro dapat diartikan sebagai bagian jaringan yang dibiakkan didalam tabung inkubasi atau cawan petri dari kaca atau material tembus pandang lainnya. Secara teoritis teknik kultur jaringan dapat dilakukan untuk semua jaringan, baik dari tumbuhan,hewan, bahkan juga manusia, karena berdasarkan teori Totipotensi sel, bahwa setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap. Sel dari suatu organisme multiseluler dimana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari suatu sel tersebut, setiap sel berasal dari satu sel. Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Hal yang paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya
Kelebihan
teknik kultur jaringan adalah dapat memperbanyak tanaman tertentu yang sangat
sulit dan lambat diperbanyak secara konvensional, dalam waktu singkat dapat
menghasilkan jumlah bibit yang lebih besar, perbanyakannya tidak membutuhkan tempat
yang luas, dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa mengenal musim, bibit yang
dihasilkan lebih sehat dan dapat memanipulasi genetik dan biaya pengangkutan
bibit lebih murah. Sedangkan kelemahannya adalah dibutuhkannya biaya yang
relatif lebih besar untuk pengadaan laboratorium, dibutuhkan keahlian khusus
untuk mengerjakannya dan tanaman yang dihasilkan berukuran kecil dengan kondisi
aseptik, terbiasa dilingkungan hidup dengan kelembaban tinggi dan relatif
stabil sehingga perlu perlakuaan khusus setelah aklimatisasi dan perlu
penyesuaian lagi untuk kelingkungan eksternal .
Kultur jaringan memiliki banyak manfaat diantarnya tanaman cepat tumbuh,
tidak membutuhkan tempat yang luas, tidak mudah terinfeksi oleh oleh jamur dan
bakteri.
Metode
kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya
untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang
dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah
yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu
menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan
mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan
perbanyakan konvensional
Pengakaran
adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang
menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan
baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan
perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun
jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna
putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri)
D. Dengan Biji
Pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan mangga dimulai sejak perkecambahan biji. Kecambah
kemudian berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna. Setelah tumbuh hingga
mencapai ukuran dan usia tertentu, tumbuhan mangga akan berkembang membentuk
bunga dan buah atau biji sebagai alat perkembangbiakannya. Pertumbuhan pada
tumbuhan mangga terjadi di daerah meristematis (titik tumbuh), yaitu bagian
yang mengandung jaringan meristem. Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung
akar, dan kambium. Aktivitas jaringan meristem yang terletak di ujung
batang/akar menghasilkan pola pertumbuhan yang berbeda bila dibandingkan dengan
jaringan meristem di cambium.
Biji (bahasa Latin:semen)
adalah bakal biji (ovulum)
dari tumbuhan berbunga yang
telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, padaAngiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat
bertahan lebih lama pada kondisi
kurang sesuai untuk pertumbuhan.
Perbanyakan tanaman mangga dengan
biji : Biji dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas. Biji
dikeringanginkan dan kulitnya dibuang.Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50
x 20 cm 3 dengan media tanah kebun dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada
jarak 10-20 cm. Dapat pula mangga disemai dikebun dengan jarak tanam
30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas tanah yang gembur. Persemaian diberi naungan
dari plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi jangan sampai udara di dalam persemaian
menjadi terlalu lembab. Biji ditanam dengan perut ke arah bawah supaya akar
tidak bengkok. Selama penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air. Pada umur 2
minggu bibit akan berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan,
sisakan hanya satu yang benar-benar kuat dan baik. Bibit di kotak persemaian
harus dipindahtanamkan ke dalam polybag jika tingginya sudah mencapai 25-30 cm.
Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yang lemah dan tumbuh abnormal
dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6 bulan.
3.
Pertumbuhan dan Perkembangan Binatang Ternak
A.
Pertumbuhan dan
Perkembangan Ikan Mas dengan Pemijahan
Pemijahan merupakan bagian dari reproduksi
ikan yang menjadi mata rantai daur hidup kelangsungan hidup spesies. Penambahan
populasi ikan bergantung kepada berhasilnya pemijahan ini dan juga
bergantung kepada kondisi dimana telur dan larva ikan diletakkan untuk tumbuh.
Oleh karena itu sesungguhnya pemijahan menuntut suatu kepastian untuk keamanan
kelangsungan hidup keturunannya dengan memilih tempat, waktu dan kondisi yang
menguntungkan. Berdasarkan hal ini pemijahan tiap spesies ikan mempunyai
kebiasaan yang berbeda tergantung kepada habitat pemijahan itu untuk
melangsungkan prosesnya. Dalam keadaan normal ikan melangsungkan pemijahan
minimum satu kali dalam satu daur hidupnya seperti yang terdapat pada
ikan salmon dan sidat. Sesudah melakukan pemijahan, induk ikan
tersebut mati karena kehabisan tenaga. Sehubungan dengan pemijahan,
dikenal ada tiga macam ikan yaitu vivipar, ovovivipar dan ovipar.
Cara pemijahan ikan mas yang telah
dikerjakan oleh para petani ikan di Indonesia sesuai dengan sifat alami ikan
ini, yaitu menggunakan kakaban atau hamparan ijuk yang dijepit oleh bambu untuk
menempelkan telur sebagai pengganti rumput kalau berpijah di alam bebas. Ikan
mas yang dibudidayakan dapat dipijahkan pada umur yang lebih muda, kurang dari
satu tahun, dari pada. ikan mas yang terdapat di alam bebas. Di daerah bermusim
empat ikan mas mulai berpijah untuk pertama kali pada waktu berumur dua tahun
sebagai pemijah awal musim panas.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pemijahan ikan mas:
- Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
- Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25 derajat C.
- Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
- Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
Pemberian makanan dengan kandungan
protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore
hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.
Berdasarkan hal ini maka tingkah
laku ikan itu dapat Pula dibagi menjadi tiga yaitu tingkah laku pada fase pra
pemijahan, tingkah laku ikan pada fase pemijahan dan tingkah laku ikan pada
fase pasca pemijahan. Tingkah laku reproduksi ini berhubungan erat dengan sifat
ikan itu sendiri. Apakah ikan itu melakukan perlindungan terhadap keturunannya
atau tidak. Tingkah laku ikan yang menjaga keturunannya dapat dikatakan relatif
lebih banyak variasinya dari pada ikan ovipar, terutama tingkah laku pasca
pemijahan.
Fase Pra-Pemijahan
Macam-macam tingkah laku ikan pada
fase pra pemijahan diantaranya ialah: aktifitas mencari makan, ruaya, pembuatan
sarang, sekresi feromon (pengenalan lawan jenis, mencari pasangan),
gerakan-gerakan rayuan dan lain-lain
Fase
pemijahan
Tingkah laku ikan pada fase
pemijahan diantaranya ialah: Bersamaan dengan pengeluaran produk seksual ada
ikan yang melakukan sentuhan bagian-bagian tubuh, gerakan eksotik dengan
menggetarkan seluruh bagian tubuh, gerakan pembelitan tubuh ikan jantan atau
ikan betina oleh ikan jantan, penyimpanan telur oleh ikan jantan atau ikan
betina ke dalam sarang, gua, bagian pada tubuh, pada busa, tumbuh-tumbuhan dan
lain-lain.
Fase Pasca Pemijahan
Tingkah laku ikan pada fase pasca
pemijahan diantaranya ialah penyempurnaan penutupan sarang, penjagaan sarang
yang berisi telur yang telah dibuahi atau telur yang sedang berkembang,
menjauhi daerah pemijahan dan lain-lain.
Semua tingkah laku ikan itu
merupakan resultante sejumlah rangsangan motoris yaitu rangsangan eksternal dan
rangsangan internal berasal dari sekresi hormon, sedangkan rangsangan luar
berasal dari berbagai macam sumber seperti faktor lingkungan, zat kimia dan
lain-lain yang dimediasikan melalui organ-organ sensori dari visual. Begitu
ikan memperlihatkan suatu tindakan sebenarnya merupakan suatu fenomena yang
dinamik, termasuk tingkah laku "hibernasi" dan "aestivasi"
musim panas.
Sebagai tambahan terhadap fungsi
dalam pengaturan tingkah laku, sistem hormon juga mengatur perkembangan sifat
seksual sekunder yang berhubungan erat dengan interaksi tingkah laku. Yang
memegang peranan penting dalam sifat seksual sekunder ini adalah steroid_yang
dihasilkan gonad. Hal ini meliputi pewarnaan tubuh dalam pemijahan sebagai daya
tarik pasangannya, persaingan antara ikan-ikan jantan, mempertahankan isolasi
reproduksi dan bentuk-bentuk structural pada tubuh yang mrliputi timbulnya
semacam jerawat di atas kepala pada masa pemijahan , modifikasi sirip seperti
gonopodium ikan famili poeciliidae temasuk sifat seksual pada ikan yang
dipengaruhi steroid.
Setiap mahluk hidup pasti melakukan
perkawinan untuk menjaga kelestarian spesiesnya. Pada organisme akuatik proses
perkawinan ini sering disebut memijah. Proses pemijahan dibagi menjadi beberapa
tahapan, yaitu proses matting, spawning, dan proses pasca spawning.
Dalam melakukan pemijahan selain
lingkungan yang mendukung salah satu syarat utama adalah induk harus matang
gonad. Tingkat kematangan gonad setiap individu berbeda – beda. Tingkat
kematangan gonad setiap individu bisa dilihat dari alat kelaminnya atau
morfologi dari tubuh spesies tersebut.
B.
Pertumbuhan dan Perkembangan Kambing dengan Teknik
Alami
Kambing merupakan binatang memamah biak yang berukuran sedang. Kambing ternak
(Capra aegagrus hircus) adalah subspesies kambing liar yang secara alami
tersebar di Asia Barat
Daya (daerah
"Bulan sabit yang subur" dan Turki) dan Eropa. Kambing liar jantan maupun betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk
pada kambing jantan lebih besar. Umumnya, kambing mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atas dan kebanyakan berbulu lurus dan kasar. Panjang tubuh kambing
liar, tidak termasuk ekor, adalah 1,3 meter - 1,4 meter, sedangkan ekornya 12 sentimeter-
15 sentimeter. Bobot yang betina 50 kilogram - 55 kilogram, sedangkan yang jantan
bisa mencapai 120 kilogram. Kambing liar tersebar dari Spanyolke
arah timur sampai India, dan dari India ke
utara sampai Mongolia dan Siberia.
Habitat yang disukainya adalah daerah pegunungan yang berbatu-batu.
Kambing
sudah dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang
lalu. Di alam aslinya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor. Dalam
pengembaraannnya mencari makanan, kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang
paling tua, sementara kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan kawanan.
Waktu aktif mencari makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya adalah rumput-rumputan
dan dedaunan.
Kambing berkembang biak dengan
melahirkan. Kambing bisa melahirkan dua hingga tiga ekor anak, setelah bunting selama 150 hingga 154 hari. Dewasa
kelaminnya dicapai pada usia empat bulan. Dalam setahun,
kambing dapat beranak sampai dua kali.
Kambing
adalah binatang kurban untuk acara Idul Adha dalam kebudayaan muslim. Pada saat
nabi Ismail akan disembelih oleh ayahnya atas perintah Allah, dijadikan kambing
sebagai penggantinya. Menurut kitab Al Quran, binatang ternak ( salah satunya
adalah kambing ) adalah salah satu sumber pelajaran yang penting bagi umat
manusia . Semua bagian tubuhnya bisa dijadikan manfaat bagi manusia.
Namun dalam
melakukan cara beternak kambing yang baik harus memperhatikan makanan apa yang
digemari kambing dan memberikan efek maksimal dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Jenis daun-daunan yang cukup digemari opleh kambing antara
lain daun turi, lamtoro dan nangka.
Siapkan secara khusus minuman air yang sudah dicampur
dengan POC CIREMAI, dengan dosis
1 tutup botol / 5 liter air bersih. Tujuannya adalah untuk meningkatkan nafsu
makan kambing dan membantu proses pencernaan makanan agar lebih sempurna. Pupuk
organik cair CIREMAI dibuat dari bahan-bahan alami yang bersih dan ramah
lingkungan, sehingga aman untuk ternak.
Cara beternak kambing yang baik :
1.
Memilih bibit
yang baik
2.
Mengatur perkawinan kambing
3.
Mengetahui waktu untuk
mengawinkan
4.
Menangani kelahiran yang benar
5.
Perawatan anak kambing
6.
Menyusui
7.
Pendugaan umur
8.
Memberikan pakan yang baik
9.
Mempersiapkan dan merawat
kandang yang sehat
10. Dapat
mengenali penyakit dan tahu cara mengatasinya
C.
Pertumbuhan dan Perkembangan Kucing dengan Kultur
Jaringan
kultur jaringan/sel hewan (animal tissue/cell culture)
merupakan metode untuk mempelajari tingkah laku atau sifat-sifat sel hewan
dalam keadaan fisiologis maupun dalam kondisi artifisial karena suatu perlakuan
(treatment). Pada awalnya yang digunakan untuk kultur adalah jaringan
sehingga kembangkan kultur jaringan menjadi istilah yang digunakan.
Kultur jaringan (tissue culture) dalam arti luas
menyangkut pengertian umum yang meliputi: kultur organ (organ culture),
kultur jaringan (explant culture), dan kultur sel (cell culture).
Padahal sebenarnya, batasan mengenai kultur organ adalah kultur dari organ utuh
atau sebagian organ yang secara histologis seperti halnya in vivo.
Sedangkan kultur jaringan dan/atau kultur sel merupakan kultur dispersi sel
(sel yang telah dipisahkan) yang berasal atau yang didapat dari jaringan
orisinal setelah terlebih dahulu mengalami pemisahan (disagregasi)
secara mekanis, atau kimiawi (enzimatis).
Kultur sel yang didapat dari jaringan secara langsung disebut kultur sel
primer, sedangkan kultur sel yang telah mengalami penanaman berulang-kali (passage)
disebut kultur cell line atau sel strain.
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk memperbanyak jaringan/sel
yang berasal atau yang didapat dari jaringan orisinal tumbuhan atau hewan
setelah terlebih dahulu mengalami pemisahan (disagregasi)
secara mekanis, atau kimiawi (enzimatis) secara in vitro (dalam tabung kaca).
Menurut Bedetti & Cantafora (1990), penggunaan kultur jaringan/sel (in
vitro) memiliki beberapa kelebihan dan keuntungan dibanding dengan menggunakan
hewan hidup (in vivo) antara lain sebagai berikut :
1. Pengambilan kesimpulan relatif lebih
mudah dengan menggunakan populasi sel yang homogeny
2. Kultur sel primer tetap memiliki
integritas morfologi dan biokimiawi dalam jangka waktu lama, dengan demikian memungkinkan
melakukan penelitian ulang (reproducible) dan terkontrol
3. Kultur sel tidak terdapat pengaruh
sistemik
Meskipun demikian penggunaan KSG memiliki beberapa kekurangan antara lain :
1. Dalam kasus kultur sel telah mengalami
perubahan sifat aslinya, maka hasil pengamatan yang diperoleh akan menyimpang
2. Tidak ada pengaruh sistemik dan kerjasama
antar-sel yang berbeda dalam suatu jaringan yang kemungkinan memegang peran
penting dalam aktivitas fisiologis
Manfaat kultur jaringan hewan
a.
dalam bidang penelitian :
·
menganalisis kromosom untuk mengetahui kelainan
genetic dari bayi dalam kandungan
·
mengetahui
efek toksik dari komponen obat
b.
dalam bidang industry :
·
produksi
virus yang kemudian dibuat vaksin
·
produksi antibody monoklonal
.Hewan
yang dikultur jaringan adalah kucing.
Kucing, Felis silvestris catus, adalah
sejenis karnivora. Kata
"kucing" biasanya merujuk kepada "kucing" yang telah
dijinakkan,[3] tetapi
bisa juga merujuk kepada "kucing besar" seperti singa, harimau, dan macan. Kucing adalah makhluk yang sangat menggemaskan.
Sikapnya yang manja membuatnya mudah dijadikan sahabat manusia. Dengkuran halus
akan terdengar jika kepalanya dibelai sayang. kucing adalah salah satu hewan
peliharaan terpopuler di dunia.[6] Kucing
yang garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucingtrah atau galur murni (pure breed), seperti persia,
siam, manx, sphinx. Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di tempat
pemeliharaan hewan resmi. Jumlah kucing ras hanyalah 1% dari seluruh kucing di
dunia, sisanya adalah kucing dengan keturunan campuran seperti kucing liar atau
kucing kampung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar