Kamis, 25 September 2014

tuberculosis paru


Tugas Agen Penyakit
Tuberculosis Paru


Disusun Oleh :
Liyana Putri Afifah                 25010113120151



Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
2013

1.      Karakteristik agen penyakit Tuberculosis Paru
a.       hampir bersifat resisten terhadap disifektan kimia atau antibiotika dan mampu bertahan hidup pada dahak yang kering untuk jangka waktu yang lama
2.      Penjelasan mengapa faktor risiko Tuberculosis Paru dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit
a.       kondisi sanitasi lingkungan
kondisi sanitasi lingkungan yang termasuk faktor resiko ini berupa kondisi rumah dan kelembaban udara. Kondisi rumah dapat menjadi salah satu faktor resiko penularan penyakit TBC. Atap, dinding dan lantai dapat menjadi tempat perkembang biakan kuman. Lantai dan dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan debu, sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi berkembangbiaknya kuman Mycrobacterium tuberculosis.
Kelembaban udara dalam ruangan untuk memperoleh kenyamanan, dimana kelembaban yang optimum berkisar 60% dengan temperatur kamar 22° – 30°C. Kuman TB Paru akan cepat mati bila terkena sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
b.      Perilaku
Perilaku dapat terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan penderita TB Paru yang kurang tentang cara penularan, bahaya dan cara pengobatan akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku sebagai orang sakit dan akhinya berakibat menjadi sumber penular bagi orang disekelilingnya.
Perilaku penderita TB Paru seperti membuang ludah di sembarang tempat, kebiasaan tidak menutup mulut saat batuk dan saat orang lain batuk. Padahal melalui media tersebut TB Paru dapat menular ke orang sekitarnya.
c.       Status Gizi
Status gizi juga disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi yang berkaitan erat dengan pendidikan, keadaan sanitasi lingkungan, gizi dan akses terhadap pelayanan kesehatan. Penurunan pendapatan dapat menyebabkan kurangnya kemampuan daya beli dalam memenuhi konsumsi makanan sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi. Apabila status gizi buruk maka akan menyebabkan kekebalan tubuh yang menurun sehingga memudahkan terkena infeksi TB Paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan status gizi kurang mempunyai resiko 3,7 kali untuk menderita TB Paru berat dibandingkan dengan orang yang status gizinya cukup atau lebih. Kekurangan gizi pada seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan tubuh dan respon immunologik terhadap penyakit.
3.      Beri pendapat mengenai pencegahan yang dapat dilakukan berdasarkan faktor risiko Tuberculosis Paru tersebut.
·         Memberi pemahaman kepada penderita atau kepada sekitar penderita agar tidak membuang air liur sembarangan.
·         Jika si penderita sedang batuk hendaklah memakai masker, agar si penderita tidak menularkan kepada orang lain.
·         Kondisi lingkungan bersih dan sehat agar tidak menimbulkan penyakit.
·         Sehat tidak harus mahal, tetapi dengan mengkonsumsi sayur-sayuran juga dapat mencegah penyakit.

4.      daftar pustaka yang diacu
Soeharsono. 2005. Zoonosis Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia. Volume II. Yogyakarta:   Penerbit Kanisius
Chandra, Budiman dr, 1996. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Depkes RI. Survei Kesehatan Rumah Tangga. 2001
Depkes RI. Pelatihan Manajemen Tuberkulosis di Kabupaten. 1997
Soemirat. Kesehatan Lingkungan. 2000



Tidak ada komentar:

Posting Komentar