Tugas Agen Penyakit
Tuberculosis Paru
Disusun Oleh :
Liyana Putri
Afifah 25010113120151
Fakultas
Kesehatan Masyarakat
Universitas
Diponegoro
2013
1. Karakteristik
agen penyakit Tuberculosis Paru
a. hampir bersifat
resisten terhadap disifektan kimia atau antibiotika dan mampu bertahan hidup
pada dahak yang kering untuk jangka waktu yang lama
2. Penjelasan mengapa faktor risiko Tuberculosis
Paru dapat meningkatkan
kemungkinan terkena penyakit
a. kondisi
sanitasi lingkungan
kondisi
sanitasi lingkungan yang termasuk faktor resiko ini berupa kondisi rumah dan
kelembaban udara. Kondisi rumah dapat menjadi salah satu faktor resiko
penularan penyakit TBC. Atap, dinding dan lantai dapat menjadi tempat
perkembang biakan kuman. Lantai dan dinding yang sulit dibersihkan akan
menyebabkan penumpukan debu, sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik
bagi berkembangbiaknya kuman Mycrobacterium tuberculosis.
Kelembaban
udara dalam ruangan untuk memperoleh kenyamanan, dimana kelembaban yang optimum
berkisar 60% dengan temperatur kamar 22° – 30°C. Kuman TB Paru akan cepat mati
bila terkena sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama
beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
b.
Perilaku
Perilaku
dapat terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan penderita TB
Paru yang kurang tentang cara penularan, bahaya dan cara pengobatan akan
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku sebagai orang sakit dan akhinya
berakibat menjadi sumber penular bagi orang disekelilingnya.
Perilaku
penderita TB Paru seperti membuang ludah di sembarang tempat, kebiasaan tidak
menutup mulut saat batuk dan saat orang lain batuk. Padahal melalui media
tersebut TB Paru dapat menular ke orang sekitarnya.
c.
Status Gizi
Status
gizi juga disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi yang berkaitan erat dengan
pendidikan, keadaan sanitasi lingkungan, gizi dan akses terhadap pelayanan
kesehatan. Penurunan pendapatan dapat menyebabkan kurangnya kemampuan daya beli
dalam memenuhi konsumsi makanan sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi.
Apabila status gizi buruk maka akan menyebabkan kekebalan tubuh yang menurun
sehingga memudahkan terkena infeksi TB Paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
orang dengan status gizi kurang mempunyai resiko 3,7 kali untuk
menderita TB Paru berat dibandingkan dengan orang yang status gizinya cukup
atau lebih. Kekurangan gizi pada seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan
daya tahan tubuh dan respon immunologik terhadap penyakit.
3.
Beri
pendapat mengenai pencegahan yang dapat dilakukan berdasarkan faktor risiko Tuberculosis
Paru tersebut.
·
Memberi pemahaman kepada penderita atau kepada sekitar penderita
agar tidak membuang air liur sembarangan.
·
Jika si penderita sedang batuk hendaklah memakai masker, agar si
penderita tidak menularkan kepada orang lain.
·
Kondisi lingkungan bersih dan sehat agar tidak menimbulkan
penyakit.
·
Sehat tidak harus mahal, tetapi dengan mengkonsumsi
sayur-sayuran juga dapat mencegah penyakit.
4.
daftar
pustaka yang diacu
Soeharsono.
2005. Zoonosis Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia. Volume II.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Chandra, Budiman dr,
1996. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Depkes RI. Survei Kesehatan Rumah Tangga. 2001
Depkes RI. Pelatihan Manajemen Tuberkulosis di Kabupaten. 1997
Soemirat. Kesehatan Lingkungan. 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar