BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Komunikasi
adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara dua orang
atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang dimaksud dapat
dimengerti. Dalam penyampaian atau penerimaan informasi ada dua pihak yang
terlibat yaitu :
1. Komunikator : Orang / kelompok orang
yang menyampaikan informasi atau pesan
2. Komunikan : orang atau kelompok
orang yang menerima pesan.
Dalam
berkomunikasi keberhasilan komunikator atau komunikan sangat ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu : Cakap, Pengetahuan, Sikap, Sistem Sosial, Kondisi
lahiriah. Menurut Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi
menjadi dua tahap, yaitu:
a.
Proses
komunikasi secara primer
Proses
komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal
(bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau
perasaan komunikator kepada komunikan.
Komunikasi
berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh
komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang setara
bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama
komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada
komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya
ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan.
Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari
komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan
atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam
proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan
dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
b.
Proses komunikasi sekunder
Proses
komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang
komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena
komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya
banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film,
dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses
komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan
sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa(telepon,
surat, megapon, dsb.).Dari penjabaran di atas, komunikasi berperan penting bagi
kehidupan manusia, karena manusia itu sendiri dikenal sebagai makhluk sosial.
Setiap saat pasti manusia di dunia ini melakukan komunikasi, baik itu
komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal.
1.2 Tujuan
Tujuan
umum dari pembuatan makalah Komunikasi dalam Organisasi (Koordinasi ) ini
adalah untuk mengetahui konsep komunikasi dalam suatu organisasi. Sedangkan
tjuan khususnya adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi.
2. Untuk
mengetahui unsur – unsur dalam
komunikasi dan proses berkomunikasi.
3. Untuk
mengetahui jenis – jenis komunikasi.
4. Untuk
mengetahui manfaat komunikasi.
5. Untuk
mengetahui teknik – teknik komunikasi.
6. Untuk
mengetahui pengertian koordinnasi.
7. Untuk
mengetahui sifat- sifat koordinasi.
8. Untuk
mengetahui bentuk – bentuk koordinasi.
1.3
Manfaat
Manfaat
dari makalah Komunikasi dalam Organisasi (Koordinasi) ini adalah agar mahasiswa
mampu memahami konsep – konsep dasar dalam komunikasi yang meliputi pengertian,
unsur-unsur, proses, jenis, manfaat, dan teknik-teknik dalam komunikasi serta
pengertian, sifat, dan bentuk koordinasi.
BAB 2
ISI
2.1 Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari
bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal
katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini
bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki
makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki
tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi adalah proses pemindahan
pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.
Perpindahan pengertian melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan
dalam percakapan , tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan
sebagainya. Perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data,
tetapi mengirimkan berita dan menerima berita sangat tergantung pada
ketrampilan-ketrampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara, dan
lain-lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi. (Handoko, 2009)
Komunikasi, sebagai suatu proses
dimana orang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui berita
secara simbolis, dapat menghubungkan unsur- unsur komunikasi adalah :
1. suatu kegiatan untuk membuat
seseorang mengerti
2. suatu sarana pengaliran informasi dan,
3. suatu
sistem bagi terjalinnya komunikasi di antara individu-individu.(handoko,2009)
Komunikasi secara terminologis
merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada
orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi
adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16)
mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process
through which individuals –in relationships, group, organizations and
societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one
another. Bahwa
komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu
hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan
pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi
tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa
para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh
Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication
in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk
menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who
Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas
menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari
pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
1. Komunikator
(siapa yang mengatakan?)
2. Pesan
(mengatakan apa?)
3. Media (melalui
saluran/ channel/media apa?)
4. Komunikan
(kepada siapa?)
5. Efek (dengan
dampak/efek apa?).
Jadi
berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi
adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya
melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek
tertentu.
2.2 Unsur-Unsur
dan Proses Komunikasi
Dalam
model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4 unsur
utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 unsur
sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.
1.
Source (Sumber), Sumber adalah orang yang menyampaikan pesan atau dapat disebut
sebagai komunikator. Sumber dapat individu maupun kelompok Sumber juga sering
dikatakan sebagai source, sender, atau encoder.
2.
Message (Pesan), pesan adalah isi dari komunikasi yang memiliki nilai dan
disampaikan oleh komunikator. Pesan bersifat menghibur, informatif, edukatif,
persuasif, maupun propaganda. Pesan dapat berupa verbal dan non verbal melalui
tatap muka atau melalui sebuah media komunikasi. Pesan bisa dikatakan sebagai
Message, Content, atau Information.
3.
Channel (Media dan saluran
komunikasi), Sebuah saluran komunikasi
terdiri atas 3 bagian. Lisan, Tertulis, dan Elektronik. Media adalah alat untuk
mengirimkan pesan tersebut.
4.
Receiver (Penerima Pesan), Penerima adalah orang yang mendapatkan pesan dari komunikator
melalui media (sasaran komunikasi). Penerima dapat juga disebut sebagai public,
khalayak, masyarakat, dll.
Elemen tambahan:
1. Feedback (Umpan Balik), Umpan balik adalah respon yang diberikan oleh penerima.
2. Efek, sebuah komunikasi dapat menyebabkan efek tertentu. Efek
komunikasi adalah sebuah respon pada diri sendiri yang bisa dirasakan ketika
kita mengalami perubahan (baik itu negatif atau positif) setelah menerima
pesan. Efek ini adalah sebuah pengaruh yang dapat mengubah pengetahuan,
perasaan, dan perilaku.
3. Lingkungan, adalah sebuah situasi yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu
komunikasi.
4. Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan,
sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1.
Penginterpretasian
Proses komunikasi tahap
pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator
berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan
(masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
2.
Penyandian.
Tahap ini masih ada dalam
komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi
manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal
budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan
abstrak menjadi konkret.
3.
Pengiriman
Proses ini terjadi ketika
komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan
peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
4.
Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara
komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh
komunikan.
5.
Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan
diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6.
Penyandian balik
Tahap ini terjadi pada diri
komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi
sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
7.
Penginterpretasian.
Tahap ini terjadi pada
komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.
2.3 Jenis-jenis Komunikasi
a. komunikasi antara perseorangan
melihat
bagaimana komunikasi berlaku di antara dua individu dalam persekitaran
bersemuka (face to face).
b. komunikasi kumpulan
interaksi
diantara individu (3 orang atau lebih) dalam situasi membuat keputusan.
Komunikasi kumpulan juga melibatkan antara perseorangan.
c. komunikasi keorganisasian
berlaku
dalam jaringan kerjasama yang merangkumi semua bentuk komunikasi lain. Ia
melibatkan struktur dan fungsi organisasi, hubungan manusia, komunikasi dan
proses mengorganisasikan, serta budaya organisasi.
d. komunikasi massa
merujuk
kepada komunikasi umum yang selalu menggunakan perantaraan. Oleh karena itu
segala aspek komunikasi antara perseorangan,
kumpulan,
dan organisasi amat berkait rapat dengan komunikasi massa.
Walaupun cara memberi klasifikasi teori
mengikut bentuk-bentuk di atas mempunyai kelemahan tetapi itu adalah cara yang
mudah untuk melihat keterkaitan diantara tahap-tahap komunikasi
2.4 Manfaat
Komunikasi
Fungsi dari komunikasi adalah
1.
Memberikan
informasi (to inform)
2.
Mendidik (to
educate)
3.
Mengibur (to
entertain)
4.
Mempengaruhi
(to influence)
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan
kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna
antara komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk
menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya). Ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi proses komunikasi . Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsur
komunikasi seperti: komunikator, pesan, medium dan resipiens.
a.
Faktor-faktor pada komunikator
Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi proses komunikasi adalah:
1) Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan dan berkomunikasi.
Yang dimaksudkan adalah penguasaan bahasa dan keterampiIan mempergunakan bahasa; keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada resipiens; kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di samping itu jenis hubungan antara komunikator dan resipiens dapat juga mempengaruhi efektivitas proses komunikasi.
1) Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan dan berkomunikasi.
Yang dimaksudkan adalah penguasaan bahasa dan keterampiIan mempergunakan bahasa; keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada resipiens; kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di samping itu jenis hubungan antara komunikator dan resipiens dapat juga mempengaruhi efektivitas proses komunikasi.
2) Sikap komunikator
Sikap komunikator seperti agresif
(menyerang) atau cepat membela diri, sikap yang mantap dan meyakinkan; sikap
rendah hati, rela mendengar dan menerima anjuran dapat memberi dampak yang
besar dalam proses komunikasi retoris.
3) Pengetahuan umum
3) Pengetahuan umum
Demi efektivitas dalam komunikasi retoris, komunikator se-baiknya memiliki pengetahuan umum yang luas, karena dengan begitu dia dapat mengenal dan menyelami situasi pendengar dan dapat mengerti mereka secara lebih baik. Dia harus mengetahui dan menguasai bahan yang dibeberkan secara mendalam, teliti dan tepat. Dia juga hendaknya mengetahui dan mengerti hal-hal praktis dari kehidupan harian para pendengarnya, supaya dapat menyampaikan sesuatu yang mampu menggugah hati mereka.
4) Sistem sosial
Setiap komunikator berada dan hidup di dalam sistem masyarakat tertentu. Posisi, pangkat atau jahatan yang dimiliki komunikator di dalam masyarakat sangat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris (misalnya: sebagai pemimpin atau bawahan; sebagai orang yang berpengaruh atau tidak).
5) Sistem kebudayaan
Di samping sistem sosial, sistem kebudayaan yang dimiliki se-orang komunikator juga dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Tingkah laku, tata adab dan pandangan hidup yang diwarisinya dari suatu kebudayaan tertentu akan juga mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris dengan manusia lain.
b. Faktor-faktor pada resipien
Faktor-faktor ini pada umurnnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikator.
1) Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi
Supaya dapat terjadi komunikasi, resipiens harus menguasai Bahasa yang dipergunakan. Keduanya hanya dapat saling berkomunikasi dan saling mengerti apabila mereka mempergunakan perbendaharaan kata yang sama dan yang dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi tidak akan terjadi apabila bahasa yang dipergunakan oleh komunikator tidak dimengerti oleh resipiens. Dalam hubungan dengan hal ini, perlu diperhatikan bahwa pendengar mempunyai cara mendengar dan mengerti sendiri, yang dapat berbeda dari apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh komunikator.
2) Sikap resipiens
Faktor ini juga ikut menentukan efektivitas komunikasi retoris. Sikap-sikap positif seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan memberi pengaruh positif dalam proses komunikasi; Sebaliknya sikap-sikap negatif seperti tertutup, jengkel, tidak simpatik terhadap komunikator akan mendatangkan pengaruh negatif.
3) Sistem sosial dan kebudayaan
Sistem sosial dan kebudayaan tertentu dapat menghasilkan sifat dan karakter khusus pada resipiens. Orang dapat bersifat patuh, rendah hati. suka mendengar, tidak banyak bicara atau tidak berani menantang. Di lain pihak orang bisa menjadi kritis, suka memhantah dan tidak mudah tunduk kepada pimpinan. Juga cara menyampaikan sesuatu tidak sama di antara masyarakat yang satu dengan yang lain. Sebab itu komunikator harus memperhatikan segala faktor ini. apabila dia mau mengharapkan efek yang besar dalam proses komunikasi dengan para pendengarnya.
c. Faktor-faktor pada pesan dan medium
Antara komunikator dan resipiens ada pesan dan medium. Kedua faktor ini perlu diperhatikan oleh komunikator secara khusus dalam proses komunikasi retoris.
1) Elemen-elemen Pesan
Komunikator menerjemahkan pesan dengan mempergunakan medium. Dalam proses ini, komunikator harus memperhatikan elemen-elemen yang membentuk pesan, supaya komunikasi dapat membawa efek yang bestir. Elemen-elemen itu berupa kata-kata dan kalimat, pikiran atau ide yang dibeberkan, alat peraga yang dipakai untuk meng-konkretisasi pesan, suara, tekanan suara, artikulasi, mimik dan gerak-gerak untuk mempedelas pesan yang disampaikan.
2) Struktur Pesan
Struktur pesan yang ingin disampaikan juga dapat mempengaruhi efektivitas proses komunikasi retoris. Yang perlu diperhatikan adalah susunan organis di mana elemen-elemen itu dikedepankan untuk mengungkapkan pesan. Pada prinsipnya struktur atau susunan pesan harus jelas dan mudah dimengerti.
3) Isi Pesan
Isi pesan yang di ungkapkan lewat medium harus dipertenggangkan dengan situasi resipiens. Isi pesan seharusnya mudah ditangkap, tidak boleh terlalu sulit, dan tidak rnengandung terlalu banyak ke-benaran, karena dapat membingungkan resipiens. Sebaiknya isi pesan dibatasi pada satu atau dua pokok pikiran yang diuraikan secara jelas, terinci dan tepat.
4) Proses Pembeberan
Yana dimaksudkan adalah cara membawakan dan mengemukakan pesan dari komunikator. Ada tiga kemungkinan yang dapat dipilih, yaitu membawakan secara bebas, tanpa teks, terikat pada teks, atau setengah bebas. Ketiga kemungkinan ini membawa efek yang berbeda dalam proses komunikasi. Tentang hal ini akan dibicarakan lebih lanjut.
2.6 Prinsip-prinsip
Komunikasi
Terdapat
12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari
definisi dan hakekat komunikasi yaitu :
Prinsip
1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
Prinsip
3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
Prinsip
4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai
tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)
Prinsip
5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan
waktu Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara
verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi
itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu
berlangsung.
Prinsip
6 : Komunikasi
melibatkan prediksi peserta komunikasi Tidak dapat dibayangkan jika
orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat.
Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan
membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan
membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi
tenang dalam melakukan proses komunikasi.
Prinsip
7 : Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
Prinsip
8 : Semakin
mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi
berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua
pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua
pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling
dipertukarkan.
Prinsip
9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
Prinsip
10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis
dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
Prinsip
11 : komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
Prinsip
12 : Komunikasi bukan panasea untuk
menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan
satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
2.7 Teknik
Komunikasi
1.
Komunikasi
Informatif (informative communication)
Komunikasi informasi adalah jenis informasi yang bertujuan memberikan
informasi atau penjelasan. Isi informasinya dapat bersifat pemaparan pandangan
atau argumentatif.
Contoh:
-
Pemaparan
pandangan, misalnya penjelasan dari seorang guru mengenai hambatan belajar anak
didik, penjelasan dari seorang manajer penjualan mengenai keadaan pasar kepada
armada penjualan.
-
Pemaparan
argumentatif, misalnya penjelasan anggota DPR terhadap kebijaksaan ekonomi
pemerintah.
2.
Komunikasi
Persuasif (persuasive comminication)
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang dilakukan sebagai ajakan
atau bujukan agar mau bertindak sesuai dengan keinginan komunikator.
Contoh :
Ajakan dari mahasiswa FKM Undip untuk hidup
bebas dari rokok
3.
Komunikasi
Instruktif/koersif (instructive/coersive communication)
Komunikasi
instruktif/koersif adalah komunikasi yang bertujuan agar komunikan dapat
mengikuti maksud atau melalukan sesuatu yang diintruksikan komunikator. Sifat
komunikasi intruksi adalah memberi instruksi,perintah,pelatihan atau didikan.
Komunikasi intruktif sama dengan yang terjadi pada komunikasi informatif,
tetapi didalam komunikasi instruktif tingkat efektivitasnya akan lebih mudah
tercapai karena sudah dapat dipastikan bahwa komunikan sudah mempunyai
pandangan positif bahwa yang akan diberikan oleh komunikator adalah sesuatu
yang dapat bermanfaat baginya.
Contoh
:
Dosen dasar manajemen
meberikan penjelas matakuliah tentang kepemimpinan kepada
mahasiswanya. Dan mahasiwa akan menggunakan ilmu itu di dunia kerja nanti.
4.
Hubungan
Manusiawi (human relations)
Hubungan
manusiawi adalah bagaimana kita memperlakukan orang-orang dengan hormat, santun
dan siap menolong atau tindakan ramah tamah yang
keluar dari serangkaian perilaku yang sehat serta nilai-nilai insani.
2.8 Pengertian
Koordinasi
Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur
untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan
untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang
telah ditentukan. (Terry, 2003)
2.9 Sifat-sifat Koordinasi
- Koordinasi bersifat dinamis, bukan
statis
- Koordinasi menekankan pandangan
menyeluruh oleh seorang koordinasi (manager) dalam rangka mencapai sasaran
- Koordinasi hanya meninjau suatu
pekerjaan secara keseluruhan
·
Forum : dalam wujud pertemuan-pertemuan atau rapat koordinasi,periodik
atau insidental.
Pengertian
forum adalah tempat anggota-anggota yang terdaftar di forum untuk
mendiskusikan berbagai topik yang memungkinkan user saling berbagi informasi.
Misalnya kaskus.com, forum detik.com dan sebagainya.
·
Tim, Panitia, Kelompok Kerja, Gugus tugas : jika kegiatan yang
dilakukan bersifat kompleks, mendesak, multisektor, multidisiplin dan
multifungsi.
Tim adalah kelompok
yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada
jumlah masukan individual. Tim bisa melakukan berbagai hal: membuat produk,
memberikan jasa, menegosiasikan berbagai perjanjian, mengoordinasi
proyek-proyek, memberikan nasihat, dan membuat keputusan.
Jenis-jenis tim
Ø Tim penyelesai masalah
Tim penyelesai masalah adalah
kelompok-kelompok yang terdiri dari 5-12 orang dari departemen yang sama yang
bertemu beberapa jam seminggu untuk mendiskusikan berbagai cara poeningkatan
kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja
Ø Tim kerja yang mengelola diri sendiri
Tim kerja yang mengelola diri
sendiri adalah kelompok-kelompok yang terdiri atas 10 sampai 15 orang yang
memikul tanggung jawab dari para pengawas mereka terdahulu.
Ø Tim lintas fungsional
Tim lintas fungsional adalah
orang-orang yang berasal dari tingkat hierarki yang kurang lebih sama, tetapi
dari berbagai bidang pekerjaan yang berbeda, yang berkumpul untuk menyelesaikan
sebuah tugas.
Ø Tim virtual
Tim virtual adalah tim yang
menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan anggota-anggota yang terpisah
secara fisik guna mencapai tujuan bersama.
·
Dewan atau Badan : dibentuk untuk
menangani masalah yang sifatnya kompleks, sulit dan terus
menerus.ORS/OSS : model pelayanan terpadu.
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha
yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya,
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan,
Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Massa, Organisasi Sosial Politik, atau
Organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi
kolektif dan bentuk usaha tetap.
BAB 3
RINGKASAN
1. Komunikasi adalah proses pengiriman
dan penerimaan informasi atau pesan antara dua orang atau lebih dengan cara
yang efektif, sehingga pesan yang dimaksud dapat dimengerti.
2. Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi
meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu: Komunikator
(siapa yang mengatakan?), Pesan (mengatakan apa?), Media (melalui saluran/ channel/media apa?), Komunikan
(kepada siapa?), Efek (dengan dampak/efek apa?).
3. Dalam model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi
terdiri dari 4 unsur utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver)
lalu ditambah 3 unsur sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.
4.
Tahapan proses komunikasi
adalah Penginterpretasian,
Penyandian, Pengiriman, Perjalanan, Penerimaan,
Penyandian balik, Penginterpretasian.
5. Jenis – jenis
komunikasi ada 4 yaitu : komunikasi antara perseorangan, komunikasi kumpulan,
komunikasi keorganisasian, komunikasi massa.
6.
Proses komunikasi adalah
bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga
dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya.
7.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses
komunikasi . Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsur komunikasi seperti:
komunikator, pesan, medium dan resipiens.
8.
Ada pun Teknik Komunikasi adalah Komunikasi Informatif (informative
communication), Komunikasi
Persuasif (persuasive comminication), Komunikasi
Instruktif/koersif (instructive/coersive communication), Hubungan Manusiawi (human relations)
9. Koordinasi
adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu
yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang
seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan
10. Bentuk dari Koordinasi adalah Forum, Tim, Panitia, Kelompok
Kerja, Gugus tugas, Dewan atau Badan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar