Jumat, 26 September 2014

komunikasi dalam organisasi


BAB 1
PENDAHULUAN


1.1 Latar belakang

Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang dimaksud dapat dimengerti. Dalam penyampaian atau penerimaan informasi ada dua pihak yang terlibat yaitu :
1. Komunikator : Orang / kelompok orang yang menyampaikan informasi atau pesan
2. Komunikan : orang atau kelompok orang yang menerima pesan.
Dalam berkomunikasi keberhasilan komunikator atau komunikan sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : Cakap, Pengetahuan, Sikap, Sistem Sosial, Kondisi lahiriah. Menurut Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
a.    Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang setara bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
b.     Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa(telepon, surat, megapon, dsb.).Dari penjabaran di atas, komunikasi berperan penting bagi kehidupan manusia, karena manusia itu sendiri dikenal sebagai makhluk sosial. Setiap saat pasti manusia di dunia ini melakukan komunikasi, baik itu komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal.

1.2 Tujuan
Tujuan umum dari pembuatan makalah Komunikasi dalam Organisasi (Koordinasi ) ini adalah untuk mengetahui konsep komunikasi dalam suatu organisasi. Sedangkan tjuan khususnya adalah:
1.     Untuk mengetahui pengertian komunikasi.
2.    Untuk mengetahui  unsur – unsur dalam komunikasi dan proses berkomunikasi.
3.    Untuk mengetahui jenis – jenis komunikasi.
4.    Untuk mengetahui manfaat komunikasi.
5.    Untuk mengetahui teknik – teknik komunikasi.
6.    Untuk mengetahui pengertian koordinnasi.
7.    Untuk mengetahui sifat- sifat koordinasi.
8.    Untuk mengetahui bentuk – bentuk koordinasi.
1.3  Manfaat
Manfaat dari makalah Komunikasi dalam Organisasi (Koordinasi) ini adalah agar mahasiswa mampu memahami konsep – konsep dasar dalam komunikasi yang meliputi pengertian, unsur-unsur, proses, jenis, manfaat, dan teknik-teknik dalam komunikasi serta pengertian, sifat, dan bentuk koordinasi.








BAB 2
ISI

2.1 Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan , tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi mengirimkan berita dan menerima berita sangat tergantung pada ketrampilan-ketrampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara, dan lain-lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi. (Handoko, 2009)
Komunikasi, sebagai suatu proses dimana orang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui berita secara simbolis, dapat menghubungkan unsur- unsur komunikasi adalah :
1. suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti
2. suatu sarana pengaliran informasi dan,
 3. suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi di antara     individu-individu.(handoko,2009)
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
1.    Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2.    Pesan (mengatakan apa?)
3.    Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
4.    Komunikan (kepada siapa?)
5.    Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
2.2 Unsur-Unsur dan Proses Komunikasi
Dalam model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4 unsur utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 unsur sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.
1.      Source (Sumber), Sumber adalah orang yang menyampaikan pesan atau dapat disebut sebagai komunikator. Sumber dapat individu maupun kelompok Sumber juga sering dikatakan sebagai source, sender, atau encoder.
2.      Message (Pesan), pesan adalah isi dari komunikasi yang memiliki nilai dan disampaikan oleh komunikator. Pesan bersifat menghibur, informatif, edukatif, persuasif, maupun propaganda. Pesan dapat berupa verbal dan non verbal melalui tatap muka atau melalui sebuah media komunikasi. Pesan bisa dikatakan sebagai Message, Content, atau Information.
3.      Channel (Media dan saluran komunikasi), Sebuah saluran komunikasi terdiri atas 3 bagian. Lisan, Tertulis, dan Elektronik. Media adalah alat untuk mengirimkan pesan tersebut.
4.      Receiver (Penerima Pesan), Penerima adalah orang yang mendapatkan pesan dari komunikator melalui media (sasaran komunikasi). Penerima dapat juga disebut sebagai public, khalayak, masyarakat, dll.
Elemen tambahan:
1.      Feedback (Umpan Balik), Umpan balik adalah respon yang diberikan oleh penerima.
2.      Efek, sebuah komunikasi dapat menyebabkan efek tertentu. Efek komunikasi adalah sebuah respon pada diri sendiri yang bisa dirasakan ketika kita mengalami perubahan (baik itu negatif atau positif) setelah menerima pesan. Efek ini adalah sebuah pengaruh yang dapat mengubah pengetahuan, perasaan, dan perilaku.
3.      Lingkungan, adalah sebuah situasi yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu komunikasi.
4.      Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).



Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1.      Penginterpretasian
Proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
2.      Penyandian.
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3.      Pengiriman
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
4.      Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5.      Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6.      Penyandian balik
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).


7.      Penginterpretasian.
Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.

http://www.lusa.web.id/wp-content/uploads/2009/05/proses-komunikasi.jpg

2.3 Jenis-jenis Komunikasi

a.      komunikasi antara perseorangan
melihat bagaimana komunikasi berlaku di antara dua individu dalam persekitaran bersemuka (face to face).
b.      komunikasi kumpulan
interaksi diantara individu (3 orang atau lebih) dalam situasi membuat keputusan. Komunikasi kumpulan juga melibatkan antara perseorangan.
c.       komunikasi keorganisasian
berlaku dalam jaringan kerjasama yang merangkumi semua bentuk komunikasi lain. Ia melibatkan struktur dan fungsi organisasi, hubungan manusia, komunikasi dan proses mengorganisasikan, serta budaya organisasi.


d.      komunikasi massa
merujuk kepada komunikasi umum yang selalu menggunakan perantaraan. Oleh karena itu segala aspek komunikasi antara perseorangan,
kumpulan, dan organisasi amat berkait rapat dengan komunikasi massa.
      Walaupun cara memberi klasifikasi teori mengikut bentuk-bentuk di atas mempunyai kelemahan tetapi itu adalah cara yang mudah untuk melihat keterkaitan diantara tahap-tahap komunikasi

2.4 Manfaat Komunikasi
Fungsi dari komunikasi adalah
1.    Memberikan informasi (to inform)
2.    Mendidik (to educate)
3.    Mengibur (to entertain)
4.    Mempengaruhi (to influence)

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi . Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsur komunikasi seperti: komunikator, pesan, medium dan resipiens.
a.      Faktor-faktor pada komunikator
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi adalah:
1) Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan dan berkomunikasi.
Yang dimaksudkan adalah penguasaan bahasa dan keterampiIan mempergunakan bahasa; keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada resipiens; kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di samping itu jenis hubungan antara komunikator dan resipiens dapat juga mempengaruhi efektivitas proses komunikasi.

2) Sikap komunikator

Sikap komunikator seperti agresif (menyerang) atau cepat membela diri, sikap yang mantap dan meyakinkan; sikap rendah hati, rela mendengar dan menerima anjuran dapat memberi dampak yang besar dalam proses komunikasi retoris.
3) Pengetahuan umum

Demi efektivitas dalam komunikasi retoris, komunikator se-baiknya memiliki pengetahuan umum yang luas, karena dengan begitu dia dapat mengenal dan menyelami situasi pendengar dan dapat mengerti mereka secara lebih baik. Dia harus mengetahui dan menguasai bahan yang dibeberkan secara mendalam, teliti dan tepat. Dia juga hendaknya mengetahui dan mengerti hal-hal praktis dari kehidupan harian para pendengarnya, supaya dapat menyampaikan sesuatu yang mampu menggugah hati mereka.

4) Sistem sosial

Setiap komunikator berada dan hidup di dalam sistem masyarakat tertentu. Posisi, pangkat atau jahatan yang dimiliki komunikator di dalam masyarakat sangat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris (misalnya: sebagai pemimpin atau bawahan; sebagai orang yang berpengaruh atau tidak).

5) Sistem kebudayaan

Di samping sistem sosial, sistem kebudayaan yang dimiliki se-orang komunikator juga dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Tingkah laku, tata adab dan pandangan hidup yang diwarisinya dari suatu kebudayaan tertentu akan juga mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris dengan manusia lain.


b. Faktor-faktor pada resipien

Faktor-faktor ini pada umurnnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikator.

1) Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi

Supaya dapat terjadi komunikasi, resipiens harus menguasai Bahasa yang dipergunakan. Keduanya hanya dapat saling berkomunikasi dan saling mengerti apabila mereka mempergunakan perbendaharaan kata yang sama dan yang dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi tidak akan terjadi apabila bahasa yang dipergunakan oleh komunikator tidak dimengerti oleh resipiens. Dalam hubungan dengan hal ini, perlu diperhatikan bahwa pendengar mempunyai cara mendengar dan mengerti sendiri, yang dapat berbeda dari apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh komunikator.

2) Sikap resipiens

Faktor ini juga ikut menentukan efektivitas komunikasi retoris. Sikap-sikap positif seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan memberi pengaruh positif dalam proses komunikasi; Sebaliknya sikap-sikap negatif seperti tertutup, jengkel, tidak simpatik terhadap komunikator akan mendatangkan pengaruh negatif.

3) Sistem sosial dan kebudayaan

Sistem sosial dan kebudayaan tertentu dapat menghasilkan sifat dan karakter khusus pada resipiens. Orang dapat bersifat patuh, rendah hati. suka mendengar, tidak banyak bicara atau tidak berani menantang. Di lain pihak orang bisa menjadi kritis, suka memhantah dan tidak mudah tunduk kepada pimpinan. Juga cara menyampaikan sesuatu tidak sama di antara masyarakat yang satu dengan yang lain. Sebab itu komunikator harus memperhatikan segala faktor ini. apabila dia mau mengharapkan efek yang besar dalam proses komunikasi dengan para pendengarnya.

c. Faktor-faktor pada pesan dan medium

Antara komunikator dan resipiens ada pesan dan medium. Kedua faktor ini perlu diperhatikan oleh komunikator secara khusus dalam proses komunikasi retoris.

1) Elemen-elemen Pesan

Komunikator menerjemahkan pesan dengan mempergunakan medium. Dalam proses ini, komunikator harus memperhatikan elemen-elemen yang membentuk pesan, supaya komunikasi dapat membawa efek yang bestir. Elemen-elemen itu berupa kata-kata dan kalimat, pikiran atau ide yang dibeberkan, alat peraga yang dipakai untuk meng-konkretisasi pesan, suara, tekanan suara, artikulasi, mimik dan gerak-gerak untuk mempedelas pesan yang disampaikan.

2) Struktur Pesan

Struktur pesan yang ingin disampaikan juga dapat mempengaruhi efektivitas proses komunikasi retoris. Yang perlu diperhatikan adalah susunan organis di mana elemen-elemen itu dikedepankan untuk mengungkapkan pesan. Pada prinsipnya struktur atau susunan pesan harus jelas dan mudah dimengerti.

3) Isi Pesan

Isi pesan yang di ungkapkan lewat medium harus dipertenggangkan dengan situasi resipiens. Isi pesan seharusnya mudah ditangkap, tidak boleh terlalu sulit, dan tidak rnengandung terlalu banyak ke-benaran, karena dapat membingungkan resipiens. Sebaiknya isi pesan dibatasi pada satu atau dua pokok pikiran yang diuraikan secara jelas, terinci dan tepat.

4) Proses Pembeberan

Yana dimaksudkan adalah cara membawakan dan mengemukakan pesan dari komunikator. Ada tiga kemungkinan yang dapat dipilih, yaitu membawakan secara bebas, tanpa teks, terikat pada teks, atau setengah bebas. Ketiga kemungkinan ini membawa efek yang berbeda dalam proses komunikasi. Tentang hal ini akan dibicarakan lebih lanjut.

2.6 Prinsip-prinsip Komunikasi
Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :
Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.

Prinsip 2        : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat  dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)
Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
Prinsip 6        : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.
Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
Prinsip 8        : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
Prinsip 11 : komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
2.7 Teknik Komunikasi
1.    Komunikasi Informatif (informative communication)
Komunikasi informasi adalah jenis informasi yang bertujuan memberikan informasi atau penjelasan. Isi informasinya dapat bersifat pemaparan pandangan atau argumentatif.
Contoh:
-          Pemaparan pandangan, misalnya penjelasan dari seorang guru mengenai hambatan belajar anak didik, penjelasan dari seorang manajer penjualan mengenai keadaan pasar kepada armada penjualan.
-          Pemaparan argumentatif, misalnya penjelasan anggota DPR terhadap kebijaksaan ekonomi pemerintah.

2.    Komunikasi Persuasif (persuasive comminication)
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang dilakukan sebagai ajakan atau bujukan agar mau bertindak sesuai dengan keinginan komunikator.
Contoh :
Ajakan dari mahasiswa FKM Undip untuk hidup bebas dari rokok
3.    Komunikasi Instruktif/koersif (instructive/coersive communication)
Komunikasi instruktif/koersif adalah komunikasi yang bertujuan agar komunikan dapat mengikuti maksud atau melalukan sesuatu yang diintruksikan komunikator. Sifat komunikasi intruksi adalah memberi instruksi,perintah,pelatihan atau didikan. Komunikasi intruktif sama dengan yang terjadi pada komunikasi informatif, tetapi didalam komunikasi instruktif tingkat efektivitasnya akan lebih mudah tercapai karena sudah dapat dipastikan bahwa komunikan sudah mempunyai pandangan positif bahwa yang akan diberikan oleh komunikator adalah sesuatu yang dapat bermanfaat baginya.
Contoh :
      Dosen dasar manajemen meberikan penjelas matakuliah tentang kepemimpinan kepada mahasiswanya. Dan mahasiwa akan menggunakan ilmu itu di dunia kerja nanti.

4.    Hubungan Manusiawi (human relations)
Hubungan manusiawi adalah bagaimana kita memperlakukan orang-orang dengan hormat, santun dan siap menolong atau tindakan ramah tamah yang keluar dari serangkaian perilaku yang sehat serta nilai-nilai insani.
2.8 Pengertian Koordinasi
Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. (Terry, 2003)


2.9 Sifat-sifat Koordinasi
  1. Koordinasi bersifat dinamis, bukan statis
  2. Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang koordinasi (manager) dalam rangka mencapai sasaran
  3. Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan
2.10 Bentuk Koordinasi
·         Forum : dalam wujud pertemuan-pertemuan atau rapat koordinasi,periodik atau insidental.     
Pengertian forum adalah tempat anggota-anggota yang terdaftar di forum untuk mendiskusikan berbagai topik yang memungkinkan user saling berbagi informasi. Misalnya kaskus.com, forum detik.com dan sebagainya.
·         Tim, Panitia, Kelompok Kerja, Gugus tugas : jika kegiatan yang dilakukan bersifat kompleks, mendesak, multisektor, multidisiplin dan multifungsi. 
Tim adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Tim bisa melakukan berbagai hal: membuat produk, memberikan jasa, menegosiasikan berbagai perjanjian, mengoordinasi proyek-proyek, memberikan nasihat, dan membuat keputusan.
Jenis-jenis tim
Ø  Tim penyelesai masalah
Tim penyelesai masalah adalah kelompok-kelompok yang terdiri dari 5-12 orang dari departemen yang sama yang bertemu beberapa jam seminggu untuk mendiskusikan berbagai cara poeningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja
Ø  Tim kerja yang mengelola diri sendiri
Tim kerja yang mengelola diri sendiri adalah kelompok-kelompok yang terdiri atas 10 sampai 15 orang yang memikul tanggung jawab dari para pengawas mereka terdahulu.
Ø  Tim lintas fungsional
Tim lintas fungsional adalah orang-orang yang berasal dari tingkat hierarki yang kurang lebih sama, tetapi dari berbagai bidang pekerjaan yang berbeda, yang berkumpul untuk menyelesaikan sebuah tugas.
Ø  Tim virtual
Tim virtual adalah tim yang menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan anggota-anggota yang terpisah secara fisik guna mencapai tujuan bersama.

·         Dewan atau Badan : dibentuk untuk menangani masalah yang sifatnya kompleks, sulit dan terus menerus.ORS/OSS : model pelayanan terpadu.
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Massa, Organisasi Sosial Politik, atau Organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

BAB 3
RINGKASAN
1.    Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang dimaksud dapat dimengerti.
2.      Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu: Komunikator (siapa yang mengatakan?), Pesan (mengatakan apa?),  Media (melalui saluran/ channel/media apa?), Komunikan (kepada siapa?), Efek (dengan dampak/efek apa?).
3.      Dalam model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4 unsur utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 unsur sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.
4.      Tahapan proses komunikasi adalah Penginterpretasian, Penyandian, Pengiriman, Perjalanan, Penerimaan, Penyandian balik, Penginterpretasian.
5.      Jenis – jenis komunikasi ada 4 yaitu : komunikasi antara perseorangan, komunikasi kumpulan, komunikasi keorganisasian, komunikasi massa.
6.      Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya.
7.      Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi . Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsur komunikasi seperti: komunikator, pesan, medium dan resipiens.
8.      Ada pun  Teknik Komunikasi adalah Komunikasi Informatif (informative communication), Komunikasi Persuasif (persuasive comminication), Komunikasi Instruktif/koersif (instructive/coersive communication), Hubungan Manusiawi (human relations)
9.      Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan
10.  Bentuk dari Koordinasi adalah  Forum, Tim, Panitia, Kelompok Kerja, Gugus tugas, Dewan atau Badan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar