LINGKUNGAN FISIK
, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan
gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya:
terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin),
intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.
a) Radiasi
Radiasi adalah
pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel
atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa
sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah
televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer,
dan lain-lain.
Sel
dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic.
Bila
sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru
tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau
pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam
jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang
bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau
kanker. Paparan radiasi dosis rendah dapat menigkatkan resiko kanker dan efek
pewarisan yang secara statistik dapat dideteksi pada suatu populasi, namun
tidak secara serta merta terkait dengan paparan individu.
· Radiasi
infra merah dapat menyebabkan katarak.
· Laser
berkekuatan besar dapat merusak mata dan kulit.
· Medan
elektromagnetik tingkat rendah dapat menyebabkan kanker.
· Contoh
: Radiasi ultraviolet : pengelasan, Radiasi Inframerah : furnacesn/
tungku pembakaran, Laser : komunikasi, pembedahan .
b) Kebisingan
dapat
diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat memberi
pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang maupun suatu
populasi.
Aspek yang
berkaitan dengan kebisingan antara lain : jumlah energi bunyi, distribusi
frekuensi, dan lama pajanan.
· Kebisingan
dapat menghasilkan efek akut seperti masalah komunikasi, turunnya konsentrasi,
yang pada akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja.
· Pajanan
kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu dapat
menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis.
· Tuli
permanen adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim .
· Contoh
: Pengolahan kayu, tekstil, metal, dll.
Berdasarkan
frekuensi, tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi dan tenaga bunyi maka bising
dibagi dalam 3 kategori:
1) Occupational
noise (bising yang berhubungan dengan pekerjaan) yaitu bising yang
disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, misal bising dari mesin ketik.
2) Audible noise
(bising pendengaran) yaitu bising yang disebabkan oleh frekuensi bunyi antara
31,5 . 8.000 Hz.
3) Impuls noise
(Impact noise = bising impulsif) yaitu bising yang terjadi akibat adanya bunyi
yang menyentak, misal pukulan palu, ledakan meriam, tembakan bedil.
Selanjutnya
dengan ukuran intensitas bunyi atau desibel ini dapat ditentukan apakah bunyi
itu bising atau tidak. Dari ukuran-ukuran ini dapat diklasifikasikan seberapa
jauh bunyi-bunyi di sekitar kita dapat diterima / dikehendaki atau tidak
dikehendaki / bising.
Jenis Bunyi
|
Skala
Intensitas Desibel Batas Dengar Tertinggi
|
Halilintar
Meriam
Mesin uap
Jalan yang
ramai
Pluit
Kantor gaduh Radio Rumah gaduh Kantor pada umumnya Rumah tenang Kantor perorangan Sangat tenang , Suara daun jatuh, Tetesan air |
120 DB
110 DB
100 DB
90 DB
80 DB
70 DB
60 Db
50 DB
40 DB
30 DB
20 DB
10 DB
|
Tabel Skala Intensitas Kebisingan
Menurut
SK Dirjen P2M dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Departemen Kesehatan RI Nomor
70-1/PD.03.04.Lp, (Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Kebisingan yang Berhubungan
dengan Kesehatan Tahun 1992), tingkat kebisingan diuraikan sebagai berikut:
1) Tingkat
kebisingan sinambung setara (Equivalent Continuous Noise Level =Leq) adalah
tingkat kebisingan terus menerus (=steady noise) dalam ukuran dBA, berisi
energi yang sama dengan energi kebisingan terputus-putus dalam satu periode
atau interval waktu pengukuran.
2) Tingkat
kebisingan yang dianjurkan dan maksimum yang diperbolehkan adalah rata-rata
nilai modus dari tingkat kebisingan pada siang, petang dan malam hari.
3) Tingkat ambien
kebisingan (=Background noise level) atau tingkat latar belakang kebisingan
adalah rata-rata tingkat suara minimum dalam keadaan tanpa gangguan
kebisingan pada tempat dan saat pengukuran dilakukan, jika diambil nilainya
dari distribusi statistik adalah 95% atau L-95.
Kebisingan mempengaruhi kesehatan antara lain
dapat menyebabkan kerusakan pada indera pendengaran sampai kepada ketulian.
Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa intensitas bunyi yang dikategorikan
bising dan yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran) adalah diatas 60 dB. Oleh
sebab itu para karyawan yang bekerja di pabrik dengan intensitas bunyi mesin
diatas 60 dB maka harus dilengkapi dengan alat pelindung (penyumbat) telinga
guna mencegah gangguan pendengaran. Disamping itu kebisingan juga dapat
mengganggu komunikasi. Dengan suasana yang bising memaksa pekerja berteriak
didalam berkomunikasi dengan pekerja lain. Kadang-kadang teriakan atau
pembicaraan yang keras ini dapat menimbulkan salah komunikasi (miss
communication) atau salah persepsi terhadap orang lain.
Oleh
karena sudah biasa berbicara keras di lingkungan kerja sebagai akibat
lingkungan kerja yang bising ini maka kadang-kadang di tengah-tengah keluarga
juga terbiasa berbicara keras. Bisa jadi timbul salah persepsi di kalangan
keluarga karena dipersepsikan sebagai sikap marah. Lebih jauh kebisingan yang
terus-menerus dapat mengakibatkan gangguan konsentrasi pekerja yang akibatnya
pekerja cenderung berbuat kesalahan dan akhirnya menurunkan produktivitas
kerja.
Kebisingan terutama yang berasal dari
alat-alat bantu kerja atau mesin dapat dikendalikan antara lain dengan
menempatkan peredam pada sumber getaran atau memodifikasi mesin untuk
mengurangi bising. Penggunaan proteksi dengan sumbatan telinga dapat mengurangi
kebisingan sekitar 20-25 dB.
Tetapi penggunaan penutup telinga ini pada umumnya tidak disenangi oleh pekerja karena terasa risih adanya benda asing di telinganya. Untuk itu penyuluhan terhadap mereka agar menyadari pentingnya tutup telinga bagi kesehatannya dan akhirnya mau memakainya.
Tetapi penggunaan penutup telinga ini pada umumnya tidak disenangi oleh pekerja karena terasa risih adanya benda asing di telinganya. Untuk itu penyuluhan terhadap mereka agar menyadari pentingnya tutup telinga bagi kesehatannya dan akhirnya mau memakainya.
c) Penerangan / Pencahayaan
( Illuminasi )
Berkaitan dengan
pencahayaan dalam hubungannya dengan penglihatan orang didalam suatu lingkungan
kerja maka faktor besar-kecilnya objek atau umur pekerja juga mempengaruhi.
Pekerja di suatu pabrik arloji misalnya objek yang dikerjakan sangat kecil maka
intensitas penerangan relatif harus lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas
penerangan di pabrik mobil. Demikian juga umur pekerja dimana makin tua umur
seseorang, daya penglihatannya semakin berkurang. Orang yang sudah tua dalam
menangkap objek yang dikerjakan memerlukan penerangan yang lebih tinggi
daripada orang yang lebih muda.
Akibat dari
kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan kelelahan fisik dan
mental bagi para karyawan atau pekerjanya. Gejala kelelahan fisik dan mental
ini antara lain sakit kepala (pusing-pusing), menurunnya kemampuan intelektual,
menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Disamping itu kurangnya
penerangan memaksa pekerja untuk mendekatkan matanya ke objek guna mmeperbesar
ukuran benda. Hal ini akomodasi mata lebih dipaksa dan mungkin akan terjadi
penglihatan rangkap atau kabur.
Untuk mengurangi kelelahan akibat dari penerangan yang tidak cukup dikaitkan dengan objek dan umur pekerja ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Untuk mengurangi kelelahan akibat dari penerangan yang tidak cukup dikaitkan dengan objek dan umur pekerja ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
· Perbaikan
kontras dimana warna objek yang dikerjakan kontras dengan latar
belakang objek tersebut. Misalnya cat tembok di sekeliling tempat kerja harus
berwarna kontras dengan warna objek yang dikerjakan.
belakang objek tersebut. Misalnya cat tembok di sekeliling tempat kerja harus
berwarna kontras dengan warna objek yang dikerjakan.
· Meningkatkan
penerangan, sebaiknya 2 kali dari penerangan diluar tempat kerja.Disamping itu
di bagian-bagian tempat kerja perlu ditambah dengan dengan lampu-lampu
tersendiri.
· Pengaturan
tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur masing-masing tenaga kerja.
Misalnya tenaga kerja yang sudah berumur diatas 50 tahun tidak diberikan tugas
di malam hari.
· Disamping
akibat-akibat pencahayaan yang kurang seperti diuraikan diatas, penerangan /
pencahayaan baik kurang maupun cukup kadang-kadang juga menimbulkan masalah
apabila pengaturannya kurang baik yakni silau. Silau juga menjadi beban
tambahan bagi pekerja maka harus dilakukan pengaturan atau dicegah.Pencegahan
silau dapat dilakukan antara lain :
a. Pemilihan jenis lampu yang tepat misalnya neon. Lampu neon kurang
menyebabkan silau dibandingkan lampu biasa. b. Menempatkan sumber-sumber cahaya / penerangan sedemikian rupa sehingga
tidak langsung mengenai bidang yang mengkilap.
c. Tidak menempatkan benda-benda yang berbidang mengkilap di muka jendela yang langsung memasukkan sinar matahari.
d. Penggunaan alat-alat pelapis bidang yang tidak mengkilap.
e. Mengusahakan agar tempat-tempat kerja tidak terhalang oleh bayangan suatu benda. Dalam ruangan kerja sebaiknya tidak terjadi bayangan-bayangan.
Penerangan yang silau buruk (kurang maupun silau) di lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut :
a. Pemilihan jenis lampu yang tepat misalnya neon. Lampu neon kurang
menyebabkan silau dibandingkan lampu biasa. b. Menempatkan sumber-sumber cahaya / penerangan sedemikian rupa sehingga
tidak langsung mengenai bidang yang mengkilap.
c. Tidak menempatkan benda-benda yang berbidang mengkilap di muka jendela yang langsung memasukkan sinar matahari.
d. Penggunaan alat-alat pelapis bidang yang tidak mengkilap.
e. Mengusahakan agar tempat-tempat kerja tidak terhalang oleh bayangan suatu benda. Dalam ruangan kerja sebaiknya tidak terjadi bayangan-bayangan.
Penerangan yang silau buruk (kurang maupun silau) di lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut :
· Kelelahan
mata yang akan berakibat berkurangnya daya dan efisiensi kerja.
· Kelemahan
mental
· Kerusakan
alat penglihatan (mata).
· Keluhan
pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
· Sehubungan
dengan hal-hal tersebut diatas maka dalam mendirikan bangunan tempat kerja
(pabrik, kantor, sekolahan, dan sebagainya) sebaiknya mempertimbangkan ketentuan-ketentuan
antara lain sebagai berikut :
Jarak antara gedung dan abngunan-bangunan lain tidak mengganggu masuknya cahaya matahari ke tempat kerja, Jendela-jendela dan lubang angin untuk masuknya cahaya matahari harus cukup,
seluruhnya sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas bangunan, Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat kerja, harus diganti
dengan penerangan lampu yang cukup, Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan panas (tidak
melebihi 32 derajat celsius), Sumber penerangan tidak boleh menimbulkan silau dan bayang-bayang yang mengganggu kerja, Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang tetap dan menyebar
serta tidak berkedip-kedip .Efek pencahayaan yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit kepala, berkurangnya kemampuan melihat, dan menyebabkan kecelakaan. Keuntungan pencahayaan yang baik : meningkatkan semangat kerja, produktivitas, mengurangi kesalahan, meningkatkan housekeeping, kenyamanan lingkungan kerja, mengurangi kecelakaan kerja.
Jarak antara gedung dan abngunan-bangunan lain tidak mengganggu masuknya cahaya matahari ke tempat kerja, Jendela-jendela dan lubang angin untuk masuknya cahaya matahari harus cukup,
seluruhnya sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas bangunan, Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat kerja, harus diganti
dengan penerangan lampu yang cukup, Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan panas (tidak
melebihi 32 derajat celsius), Sumber penerangan tidak boleh menimbulkan silau dan bayang-bayang yang mengganggu kerja, Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang tetap dan menyebar
serta tidak berkedip-kedip .Efek pencahayaan yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit kepala, berkurangnya kemampuan melihat, dan menyebabkan kecelakaan. Keuntungan pencahayaan yang baik : meningkatkan semangat kerja, produktivitas, mengurangi kesalahan, meningkatkan housekeeping, kenyamanan lingkungan kerja, mengurangi kecelakaan kerja.
d) Getaran
· Getaran
mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti: frekuensi,
amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atau
intermitten.
· Metode
kerja dan ketrampilan memegang peranan penting dalam memberikan efek yang
berbahaya. Pekerjaan manual menggunakan “powered tool” berasosiasi dengan
gejala gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai ” Raynaud’s phenomenon ”
atau ” vibration-induced white fingers”(VWF).
· Peralatan
yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem saraf dan
sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan sakit tulang
belakang.
· Contoh
: Loaders, forklift truck, pneumatic tools, chain saws.
Efek getaran
terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai tubuh:
· 3
. 9 Hz : Akan timbul resonansi pada dada dan perut.
· 6
. 10 Hz : Dengan intensitas 0,6 gram, tekanan darah, denyut jantung,
pemakaian O2 dan volume perdenyut sedikit berubah. Pada
intensitas 1,2 gram terlihat banyak perubahan sistem peredaran darah.
· 10
Hz : Leher, kepala, pinggul, kesatuan otot dan tulang akan
beresonansi.
· 13
. 15 Hz : Tenggorokan akan mengalami resonansi.
· <
20 Hz : Tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis ini otot
menjadi lemah, rasa tidak enak dan kurang ada perhatian.
LINGKUNGAN KIMIA
yaitu potensi
bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses
produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja
melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui
mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit).
Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung
dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap.
asap; daya acun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam TUBUH.
Adapun
potensi bahaya yang bisa ditimbulkan oleh bahan kimia adalah
a) Korosi
· Bahan
kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan tempat dimana
terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh yang
paling umum terkena.
· Contoh
: konsentrat asam dan basa , fosfor.
b) Iritasi
· Iritasi
menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi kulit bisa
menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat
pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema (
bengkak )
· Contoh
:
o
Kulit
: asam, basa,pelarut, minyak .
o
Pernapasan
: aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide, phosgene, chlorine
,bromine, ozone.
c) Reaksi
Alergi
· Bahan
kimia alergen atau sensitizers dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit atau
organ pernapasan
· Contoh
:
o
Kulit
: colophony ( rosin), formaldehyde, logam seperti chromium atau nickel, epoxy
hardeners, turpentine.
o
Pernapasan
: isocyanates, fibre-reactive dyes, formaldehyde, nickel.
d) Asfiksiasi
· Asfiksian
yang sederhana adalah inert gas yang mengencerkan atmosfer yang ada, misalnya
pada kapal, silo, atau tambang bawah tanah. Konsentrasi oksigen pada udara
normal tidak boleh kurang dari 19,5% volume udara.
· Asfiksian
kimia mencegah transport oksigen dan oksigenasi normal pada darah atau mencegah
oksigenasi normal pada kulit.
· Contoh
:
o
Asfiksian
sederhana : methane, ethane, hydrogen, helium
o
Asfiksian
kimia : carbon monoxide, nitrobenzene, hydrogen cyanide, hidrogen sulphide
e) Kanker
· Karsinogen
pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah terbukti pada manusia.
· Kemungkinan
karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas sudah terbukti
menyebabkan kanker pada hewan .
· Contoh
:
o Terbukti karsinogen pada
manusia : benzene ( leukaemia); vinylchloride ( liver
angiosarcoma) ; 2-naphthylamine, benzidine (kanker kandung kemih ); asbestos
(kanker paru-paru , mesothelioma);
o Kemungkinan karsinogen pada
manusia : formaldehyde, carbon tetrachloride, dichromates, beryllium
f) Efek
Reproduksi
· Bahan-bahan
beracun mempengaruhi fungsi reproduksi dan seksual dari seorang manusia.
· Perkembangan
bahan-bahan racun adalah faktor yang dapat memberikan pengaruh negatif pada
keturunan orang yang terpapar, sebagai contoh :aborsi spontan.
· Contoh
:
o
Manganese,
carbondisulphide, monomethyl dan ethyl ethers dari ethylene glycol, mercury.
Organic mercury compounds, carbonmonoxide, lead, thalidomide, pelarut.
g) Racun
Sistemik
· Racun
sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau sistem tubuh.
· Contoh
:
o
Otak
: pelarut, lead, mercury, manganese
o
Sistem
syaraf peripheral : n-hexane, lead, arsenic, carbon disulphide
o
Sistem
pembentukan darah : benzene, ethylene glycol ethers
o
Ginjal
: cadmium, lead, mercury, chlorinated hydrocarbons
o
Paru-paru
: silica, asbestos, debu batubara ( pneumoconiosis )
4.
Pencegahan Faktor Lingkungan Kerja Kimia :
Ada beberapa cara pencegahan factor kimia
lingkungan kerja antara lain:
1. Subtitusi
Yang
dimaksud subtitusi adalah penggantian bahan-bahan berbahaya/beracun dengan bahan yang tidak beracun,
hal ini agak sukar dilaksanakan mengingat banyak dari bahan kimia yang dipakai
dalam proses produksi yang apabila diganti dengan bahan lain dapat
mempengaruhi dari hasil
produksi dengan kata lain produksi mungkin akan tidak sama bila memakai bahan
aslinya dan untuk mendapatkan hasil yang sama diperlukan penelitian-penelitian
yang saksama dan membutuhkan biaya tinggi.
2. Isolasi
Isolasi yang dimaksud disini adalah mengisolir tempat atau ruangan-ruangan
yang mengandung aspek bahan kimia yang berbahaya dari para pekerja atau tidak
kontak langsung bahan-bahan berbahaya tersebut, cukup dilakukan dengan
mengontrol dari luar atau tempat lain.
3. Ventilasi
Ventilasi yang
dimaksudkan disini adalah mengatur sirkulasi udara yang baik masuk kedalam
ruang kerja. Ada berapa macam ventilasi, tetapi disini yang dibicarakan adalah
ventilasi ekshauster. Ada dua macam ekshauster sebagai berikut:
a. Lokal Ekshauster
Yaitu
ekshauster yang dipakai hanya pada tempat dimana orang bekerja.
b. General
ekshauster.
Yaitu
ventilasi untuk seluruh ruangan
4. Pemakaian Alat
Pelindung Diri (APD)
Pemakaian alat pelindung diri hanya dilakukan apabila ketiga sistem
tersebut diatas tidak dapat mengurangi atau menghilangkan bahaya bahan kimia
yang ada pada suatu lingkungan kerja ataupun kurang efisien penggunaannya.
Ada berapa macam alat pelindung
diri antara lain:
a. Masker
Alat ini dipakai untuk melidungi tenaga kerja
dari debu ataupun uap, gas yang dapat masuk kedalam tubuh melalui pernapasan.
b. Sarung tangan
Alat ini dipakai melindungi tenaga kerja dari
kontak dengan bahan kimia berbahaya
c. Pakaian kerja
Alat ini dipakai untuk melindungi tenaga
kerja dari kontak bahan kimia yang berbahaya.
d. Respirator
Alat
ini dipakai untuk melindungi pernapasan tenaga kerja dimana konsentrasi bahan
kimia dalam ruangan kerja dimungkinkan dengan hanya mermakai masker.
LINGKUNGAN BIOLOGI
yaitu potensi
bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di
udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita
penyakit-penyakit tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll Faktor
biologi ditempat kerja umumnya dalam bentuk mikro organisma sebagai berikut :
a) Bakteri
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung dan batang (basil). Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri : anthrax, tbc, lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan sebagainya.
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung dan batang (basil). Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri : anthrax, tbc, lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan sebagainya.
b) Virus
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan sebagainya.
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan sebagainya.
c) Jamur
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme atau hewan lain.
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme atau hewan lain.
d) Mikroorganisme
penyebab penyakit di tempat kerja
Beberapa
literatur telah menguraikan infeksi akibat organisme yang mungkin ditemukan di
tempat kerja, diantaranya :
Daerah
pertanian
Llingkungan
pertanian yang cenderung berupa tanah membuat pekerja dapat terinfeksi oleh
mikroorganisme seperti : Tetanus, Leptospirosis, cacing, Asma bronkhiale atau
keracunan Mycotoxins yang merupakan hasil metabolisme jamur.
Di lingkungan berdebu (Pertambangan atau pabrik)
Di lingkungan berdebu (Pertambangan atau pabrik)
Di
tempat kerja seperti ini, mikroorganisme yang mungkin ditemukan adalah bakteri
penyebab penyakit saluran napas, seperti : Tbc, Bronchitis dan Infeksi saluran
pernapasan lainnya seperti Pneumonia.
Di
Laboratorium
Para
pekerja di laboratorium mempunyai risiko yang besar terinfeksi, terutama untuk
laboratorium yang menangani organisme atau bahan-bahan yang megandung organisme
pathogen
Di
Perkantoran : terutama yang menggunakan pendingin tanpa ventilasi alami
Para pekerja di perkantoran seperti itu dapat berisiko mengidap penyakit seperti : Humidifier fever yaitu suatu penyakit pada saluran pernapasan dan alergi yang disebabkan organisme yang hidup pada air yang terdapat pada system pendingin, Legionnaire disease penyakit yang juga berhubungan dengan sistem pendingin dan akan lebih berbahaya pada pekerja dengan usia lanjut.
Cara penularan kedalam tubuh manusia
Para pekerja di perkantoran seperti itu dapat berisiko mengidap penyakit seperti : Humidifier fever yaitu suatu penyakit pada saluran pernapasan dan alergi yang disebabkan organisme yang hidup pada air yang terdapat pada system pendingin, Legionnaire disease penyakit yang juga berhubungan dengan sistem pendingin dan akan lebih berbahaya pada pekerja dengan usia lanjut.
Cara penularan kedalam tubuh manusia
Banyak
dari mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit hanya setelah masuk kedalam
tubuh manusia dan cara masuknya kedalam tubuh, yaitu :
1. Melalui
saluran pernapasan
2. Melalui
mulut (makanan dan minuman)
3. Melalui
kulit apabila terluka
Mengontrol bahaya
dari faktor biologi
Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat dihindari dengan pencegahan antara lain dengan :
Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat dihindari dengan pencegahan antara lain dengan :
1. Penggunaan
masker yang baik untuk pekerja yang berisiko tertular lewat debu yang
mengandung organism patogen
2. Mengkarantina
hewan yang terinfeksi dan vaksinasi
3. Imunisasi bagi
pekerja yang berisiko tertular penyakit di tempat kerja
4. Membersihkan
semua debu yang ada di sistem pendingin paling tidak datu kali setiap bulan
5. Membuat sistem
pembersihan yang memungkinkan terbunuhnya mikroorganisme yang patogen pada
system pendingin.
Dengan
mengenal bahaya dari faktor biologi dan bagaimana mengotrol dan mencegah
penularannya diharapkan efek yang merugikan dapat dihindari
LINGKUNGAN
FISIOLOGI
yaitu potensi
bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak
baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam
melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang
tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai
dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.
Fisiologi
kerja merupakan suatu studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan
kelelahan selama otot bekerja. Relevansinya dengan Ergonomi antara lain :
- Lokasi kelelahan otot dan gangguan trauma kumulatif
- Saat seluruh tubuh kelelahan,
mengurangi pekerjaan dan penjadwalan istirahat
- Stress panas, dengan kata lain beban panas metabolik
LINGKUNGAN PSIKOLOGI
yaitu potensi
bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis
keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti :
penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian,
motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga
kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta
hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi
kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
Stress
· Stress
adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap
tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka hal ini
dinamakan stress.
· Gangguan
emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguan kepribadian,
penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika.
· Penyakit-penyakit
psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan darah tinggi, gangguan
pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan, asma bronkial, penyakit kulit
seperti eksim,dll.
Mengingat
faktor psikologis (stress) kerja dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatan
bahkan kecelakaan kerja, perlu adanya solusi untuk menanggulangi permasalahan
tersebut, diantaranya adalah dengan pemberian motivasi untuk para pekerja,
menempatkan pekerja pada bagian-bagian yang sesuai dengan kemampuan, dan
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman
terimakasih anda telah banyak membantu saya
BalasHapusTerima kasih sangat bermanfaat
BalasHapusArtikel yang sangat bermutu, maka itu Manajemen Resiko juga sangat diperlukan bagi setiap Organisasi maupun Perusahaan
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus