BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Mens Sana In Corpore Sano adalah
sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang berarti di dalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang sehat. Kesehatan acapkali dianggap remeh oleh kalangan
masyarakat, padahal kesehatan merupakan bagian terpenting dalam jiwa seseorang.
Untuk memperoleh hidup yang sehat tidak selalu dengan cara yang mahal, tetapi
dapat dilakukan dengan cara sederhana salah satu contohnya yaitu membiasakan
membuka jendela rumah, agar tidak lembab.
Sehat
merupakan dambaan bagi setiap orang. Keadaan yang sehat membuat orang dapat
melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan baik, karena sehat berpengaruh pada
produktivitas kerja. Namun, sehat yang sempurna bukan hanya dilihat secara
fisik saja tetapi juga dari keadaan mental dan sosial.
Dalam
pengertiannya, sehat juga dipengaruhi oleh budaya maupun adat istiadat dari
setiap daerah. Perbedaan daerah mempengaruhi perbedaan konsep sehat yang ada di
masyarakat. Misalnya, apabila seseorang masih dapat makan dengan enak serta
dapat tidur dengan nyenyak, ia masih dikatakan sehat. Sehingga, apabila orang
tersebut terjangkit oleh suatu penyakit, orang tersebut enggan memeriksakan
dirinya ke tempat pelayanan medis setempat karena menurutnya ia masih dapat
makan dengan enak dan tidur dengan nyenyak. Lantas, orang tersebut baru
memeriksakan dirinya ketika penyakitnya sudah parah.
Konsep sehat adalah konsep yang kompleks dan multiinterpretasi. Terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi kondisi sehat. Pengertian sehat juga beragam, setiap individu,
keluarga, masyarakat, maupun profesi kesehatan mengartikan sehat secara berbeda
bergantung pada paradigmanya.
Berabad-abad
yang lalu, sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami. Oleh karena
itu, kondisi yang tidak normal dan bertentangan dengan alam dikatakan sebagai
kondisi tidak sehat yang harus dicegah.
Sehat sendiri bersifat dinamis yang statusnya
terus-menerus berubah. Kesehatan dapat mempengaruhi tingkat fungsi seseorang
baik secara psikologis, fisiologis, dan dimensi sosiokultural. Keadaan sehat
merupakan keadaan yang sulit untuk didefinisikan, setiap orang atau kelompok
memiliki pandangan yang berbeda mengenai hal tersebut.
1.2 Rumusan
Masalah
a. Bagaimana pandangan mengenai konsep sehat menurut orang awam
dan para ahli?
b. Apakah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan?
c. Bagaimana konsep sehat dalam konteks sosial budaya?
d. Bagaiman tahap-tahap spectrum kesehatan?
e. Bagaimana
cara menerapkan konsep sehat dalam hidup sehari-hari ?
f. Bagaimana
upaya meningkatkan mutu kesehatan ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui
pandangan mengenai konsep sehat menurut orang awam dan para ahli.
b.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
c.
Untuk mengetahui bagaimana konsep sehat dalam konteks sosial budaya
d. Untuk mengetahui tahap-tahap spectrum kesehatan
e.
Untuk mengetahui pengertian sehat fisik, mental dan sosial
f.
Untuk mengetahui cara menerapkan konsep sehat dalam hidup sehari-hari
g.
Untuk mengetahui upaya meningkatkan mutu kesehatan
1.4 Manfaat
a. Mengetahui
pandangan mengenai konsep sehat menurut orang awam dan para ahli.
b.
Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
c.
Mengetahui bagaimana konsep sehat dalam konteks sosial budaya
d.
Mengetahui tahap-tahap spectrum kesehatan
e.
Mengetahui pengertian sehat fisik, mental dan sosial
f.
Mengetahui cara menerapkan konsep sehat dalam hidup sehari-hari
g.
Mengetahui upaya meningkatkan mutu kesehatan
BAB II
ISI
Kemajuan teknologi pengobatan dan ditemukannya berbagai macam obat,
memiliki kecenderungan yang mendorong orang untuk mempertahankan kesehatannya
dengan menggantungkan diri pada obat hingga pola hidup sehat seolah-olah
dilupakan dan baru setelah Perang Dunia II konsep sehat mendapatkan perhatian
dan dikembangkan hingga saat ini. Oleh karena itu, timbul berbagai konsep sehat
yang ditinjau berdasarkan sudut pandang yang berbeda, misalnya :
1. Konsep
sehat dipandang dari sudut fisik secara individu dan
2. Konsep
sehat dipandang dari sudut ekologi
Konsep sehat secara fisik dan bersifat individu ialah seseorang dikatakan
sehat bila semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai
dengan umur dan jenis kelamin. Kesulitan yang dihadapi konsep ini adalah
penentuan normal masih belum dapat dibakukan (Dudiarto, 2002)
Konsep sehat berdasarkan ekologi
ialah sehat berarti proses penyesuaian antara individu dengan lingkungannya.
Proses penyesuaian ini berjalan terus menerus dan berubah-ubah sesuai dengan
perubahan lingkungan yang mengubah keseimbangan ekologi dan untuk
mempertahankan kesehatannya orang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Karena adanya perbedaan dalam sudut pandang tersebut maka hingga kini
belum terdapat batasan sehat yang memuaskan. Konsep sehat yang banyak dianut
oleh berbagai Negara adalah konsep sehat yang tercantum dalam pembukaan
konstitusi WHO (1948) yang berbunyi sebagai berikut:
“Health is a state of complete physical,
mental and social well-being, and not merely the absence of disease or
infirmity”
Mengandung 3
karakteristik :
1. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai
manusia
2. Memandang sehat dalam konteks lingkungan
internal dan eksternal.
3. Sehat diartikan sebagi hidup yang kreatif dan
produktif.
Konsep sehat tersebut sangat ideal hingga dalam kenyataan sulit dicapai,
maka timbullah beberapa kritik terhadap konsep tersebut:
1. Sehat
bukanlah suatu keadaan yang statis, tetapi merupakan suatu proses yang dinamis
dan berubah-ubah setiap saat.
2. Batasan
sejahtera sangat sulit ditemukan
3. Indikator
yang digunakan untuk mengukur sangat banyak dengan validalitas berbeda-beda
MASALAH SEHAT
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang
merupakan resultante dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah
maupun masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, g
enetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho
socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor
yaitu:
1. Environment
atau lingkungan.
Lingkungan
memberi pengaruh yang bessar bagi kesehatan individu maupun kelompok. Apabila
tinggal pada lingkungan yang tidak sehat, maka masyarakat tersebut juga tidak
sehat.
2. Behaviour
atau perilaku, antara yang pertama dan
kedua dihubungkan dengan ecological balance.
Sehat
atau sakitnya individu maupun masyarakat dipengaruhi oleh perilakunya. Apabila
perilaku individu atau masyarakat itu sehat, maka dapat dipastikan akan sehat
pula hasilnya. Begitu juga sebaliknya. Perilaku manusia tidak berdiri sendiri,
namun dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendidikan, adat istiadat,
sosial ekonomi, kebiasaan , dan kepercayaan.
3. Heredity
atau keturunan yang dipengaruhi oleh
populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya.
Secara sederhana penyakit manusia
dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Salah satunya adalah penyakit yang
disebabkan oleh faktor gen. Penyakit ini disebut juga sebagai penyakit
herediter atau keturunan. Contoh penyakit ini antara lain diabetes melitus,
albino, dan penyakit Wilson
4. Health
care service berupa program kesehatan yang
bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Layanan
kesehatan dapat mempengaruhi kesehatan individu pada umumnya dan masyarakat
pada khususnya. Layanan kesehatan memiliki beberapa aspek sebagai berikut:
a. Tempat
layanan kesehatan
Letak
geografis layanan kesehatan dapat mempengaruhi keterjangkauan masyarakat
terhadap layanan kesehatan dan keterjangkauan petugas kesehatan dalam
memberikan layanan kepada masyarakat.
b. Kualitas
petugas kesehatan
Pasien
merupakan individu yang berada dalam posisi ketergantungan karena sangat
membutuhkan pertolongan dari petugas kesehatan bagi kesembuhan dirinya. Jika
petugas kesehatan tidak memiliki kompetensi yang berkualitas, maka bukan
kesembuhan yang akan diperoleh pasien, melainkan penderitaan atau bahkan
kematian.
c. Biaya
Kesehatan
Tingginya
biaya opengobatan menyebabkan tidak semua orang mampu memanfaatkan layanan
kesehatan. Keluarga yang miskin tentunya tidak dapat menjangkau layanan
tersebut.
d. Sistem
layanan kesehatan
Layanan
kesehatan terdepan bukan semata fokus pada pengobatan, tetapi juga ada
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Dalam sistem ini, kita tidak lagi
menekankan pada sistem kuratif, melainkan promotif dan preventif.
Dari empat faktor tersebut di
atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya
(dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.
Upaya-upaya kesehatan masyarakat meliputi 4 area
kegiatan yaitu : upaya promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif.
1. Promotif
Adalah usaha yang
ditujukan untuk meningkatkan kesehatan ,meliputi usaha-usaha untuk peningkatan
gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan , olahraga teratur dan istirahat cukup sehingga dapat mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
2. Preventif
Adalah usaha yang
ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit meliputi usaha-usaha pemberian
imunisasi (bayi, anak, bumil). Pemeriksaan kesehatan berkala
untuk mendeteksi penyakit secara dini.
3. Kuratif
Adalah nusaha
yangditujuikan kepada orang yang sakit untuk diobati secara tepat dan adekuat
sehinga kesehatan pulih.
4. Rehabilitative
Adalah nusaha yang
ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang
dideritanya ,untuk memperbaiki kelemahan pisik mental dan sosial pasien sebagai
akibat dari penyakit yang dideritanya meliputi latihan-latihan terpogram
pisioterafi.
Karena sehat dan
sakit merupakan kualitas yang relative, yang mempunyai beberapa tingkat, maka
akan lebih akurat bila ditentukan sesui dengan titik tertentu pada skala
kontimum sehat sakit:
Rentang sehat renatang sakit
Sjahtera sht
skali sht normal stengah skit sakit skit kronis mati
Ket gambar:
Rentang sakit dapat digambarkan mulai setengah sakit, sakit, sakit kronis
dan berakhir dengan kematian, sedangkan rentang sehat dapat digambarkan mulai
dari sehat normal, sehat sekali dan sejahtera sebagai status sehat yang paling
tinggi.
Berdasarkan rentang sehat sakit tersebut, maka paradigma keperwatan dalam
konsep sehat sakit, memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang akan
biberikan selama rentang sehat sakit, akan melihat terlebih dahulu status
kesehatan dalam rentang sehat sakit tersebut, apakah statusnya dalam keadaan sakit
atau sakit kronis sehingga dapat diketahui tingkatan asuhan keperawatan yang
akan diberikan serta tujuan yang ingin dicapai untuk meningkatkan status
kesehatannya.
KONSEP SEHAT DALAM KONTEKS SOSIAL BUDAYA
Paradigma sehat
adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang
bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan
sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas
sektoral, dalam suatu Wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan
dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan
penduduk yang sakit.
Pada intinya paradigma sehat memberikan perhatian utama
terhadap kebijakan yang bersifat pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan
dukungan dan alokasi sumber daya untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat
namun tetap mengupayakan yang sakit segera sehat. Pada prinsipnya kebijakan
tersebut menekankan pada masyarakat untuk mengutamakan kegiatan kesehatan
daripada mengobati penyakit
KONSEP SEHAT
MENURUT BUDAYA MASYARAKAT
Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, social
dan pengertian profesional yang beragam. Dulu dari sudut pandangan
kedokteran, sehat sangat erat kaitannya dengan kesakitan dan penyakit.
Dalam kenyataannya tidaklah sesederhana itu, sehat harus dilihat dari berbagai
aspek. WHO melihat sehat dari berbagai aspek . Definisi WHO
(1981): Health is a state of complete physical, mental and social well
-being, and not merely the absence of disease or infirmity. WHO
mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan sempurna baik
jasmani, rohani, maupun kesejahteraan social seseorang. Sebatas mana
seseorang dapat dianggap sempurna jasmaninya (Soejeoeti, 2005)
Definisi
sehat menurut Paune (1983), merupakan fungsi efektif dari sumber-sumber
perawatan diri (self care resouces) yang mejamin tindakan untuk perawatan diri
(self care actions) secara adekuat.
Self care
Resouces : mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Self care
Actions : merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan yang diperlukan untuk
memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikosional dan spiritual.
Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan di pandang
sebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang
cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia
yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiri ditentukan
oleh budaya: hal ini karena penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa
seseorang tidak dapat menjalankan peran normalnya secara wajar.
Menurut
PENDER ( 1982 ) sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui
kepuasan dalam berhubungan dengan orang
lain ( aktualisasi ). Perilaku yang sesuai dengan tujuan , perawatan didi
yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas
dan integritas structural.
Menurut
UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan sehat adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
Pada umumnya, manusia menganggap kesehatan fisik
sebagai hal yang utama. Tanda-tanda sehat fisik pada manusia sebenarnya dapat
dikenali secara jelas, seperti potongan badan yang serasi, kulit bersih, mata
bersinar, rambut tumbuh subur, tubuh ditutupi oleh otot yang berisi, nafas
segar, nafsu makan baik, tidur nyenyak, semua organ tubuh berfungsi normal,
buang air besar dan air kecil secara teratur.
Sehat fisik sebenarnya berkaitan erat dengan sehat
mental, tidak dapat terpisahkan antara yang satu dengan yang lain. Sehat mental
hanya akan menyinggung tentang masalah lingkungan kehidupan individu dengan
lingkungan kehidupan individu lainnya. Terdapat beberapa kriteria sehat mental
yang berbeda antar individu sebagai berikut :
1. Merasa puas dengan dirinya sendiri, merasa tenang dan
bahagia, serta tidak ada konflik dengan dirinya sendiri.
2. Tidak menyalahkan dirinya sendiri.
3. Harus dapat menyesuaikan diri dengan orang lain dimana dia
berada.
4. Harus dapat mengendalikan dirinya dengan baik.
Sehat sosial diartikan sebagai kemampuan untuk hidup
bersama dengan masyarakat di lingkungannya untuk saling memenuhi kebutuhan
hidup yang menunjang kesehatan. Selain itu, juga terdapat aspek sehat spiritual
Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis,
menetap pada kondisi tertentu, tetapi sehat harus dipandang sesuatu fenomena
yang dinamis. Kesehatan sebagai suatu spectrum merupakan suatu kondisi yang
fleksibel antara badan dan mental yang dibedakan dalam rentang yang selalu
berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang
sempurna.
Sehat sebagai suatu spectrum, Pepkins
mendefinisikan sehat sebagai keadaan keseimbangan yang dinamis dari badan dan fungsi-fungsinya
sebagai hasil penyesuaian yang dinamis terhadap kekuatan-kekuatan yang
cenderung menggangunya. Badan seseorang bekerja secara aktif untuk
mempertahankan diri agar tetap sehat sehingga kesehatan selalu harus
dipertahankan. Berikut adalah tahap-tahap spectrum kesehatan :
1. Possitive
Health
apabila seseorang
memiliki tiga atau empat kriteria atau dimensi sehat,yaitu sehat fisik, mental, sosial, dan spiritual.
2. Better Health
dapat diartikan sebagai sehat dalam batas normal.
dapat diartikan sebagai sehat dalam batas normal.
3. Freedom from Sickness
merupakan fase prepatogen, serta terdapat keseimbangan dengan triad John Gordon (Asmadi, 2008)
merupakan fase prepatogen, serta terdapat keseimbangan dengan triad John Gordon (Asmadi, 2008)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep sehat dan sakit adalah
paradigma yang kompleks. Setiap individu maupun komunitas dalam masyarakat
mempunyai pandangan yang berbeda-beda tentang konsep ini. Namun konsep sehat
yang banyak dianut terdapat pada pembukaan konstitusi WHO yang berbunyi “Health is a state of complete physical,
mental and social well-being, and not merely the absence of disease or
infirmity” atau dapat diartikan sebagai kesehatan adalah suatu
keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial dan bukan
hanya suatu keadaan terbebas dari penyakit, cacat, atau kelemahan.
3.2 Saran
Kita harus menjaga kesehatan kita
dan melakukan pengecekan secara berkala sehingga kesehatan kita dapat selalu
optimal karena dengan tubuh yang sehat kita dapat melakukan berbagai aktivitas.
DAFTAR
PUSTAKA
Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Budioro B. 1997. Pengantar Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Semarang: Badan Penerbit Undip
Djoht, Djekky R. Artkel :
Penerapan Ilmu Antropologi Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Papua,: http: //www. papuaweb.org / uncen/dlib/ jr /antropologi/ indeex
html (diakses 8
Maret 2014)
Dudiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2002. Pengantar Epidemiologi edisi 2.
Jakarta: EGC
Nursalam. 2008. Konsep dan Metode Keperawatan edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika.
Setyawan, Febri Enda Budi. 2010. Jurnal Saintika Meidika Vol 6 No 12
Paradigma Sehat. Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Malang.
Soejoeti, Sunanti Z. 2005. Konsep Sehat,
Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial Budaya. Pusat Penelitian
Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
TUGAS MATA KULIAH SOSIO ANTROPOLOGI KESEHATAN
KONSEP SEHAT
Anggota :
Tesya Tania 25010113120081 Arum
Luhfiyani 25010113120101
Euis Novi S 25010113120082 Maria Sylvia A 25010113120102
Nastiti Almira U 25010113120083 Oktalia Liviyana 25010113120103
Hani Novita S.P 25010113120084 Umi Alfiani 25010113120104
Beki Rizky A 25010113120085 Dyah
Ayu R 25010113120105
Fathin Humairoh 25010113120086 Norma Dewi S 25010113120106
Arrum A 25010113120087 Desy Ratnasari 25010113120107
Dwi Kurnia Y .R 25010113120088 Novi Sulistia Wati 25010113120108
Nanik Dewi S 25010113120089 Yuniar
Triasputri 25010113120109
Novalia Clara R 25010113120090 Asfi Manzilah 25010113120110
Ayu Larawaty L.G 25010113120091 Marda Louisa 25010113120111
Ella Febriana 25010113120092 Elisa Maharani 25010113120112
Shafira Amalia 25010113120093 Resta Lestari 25010113120113
Ike Rahmadani 25010113120094 Agustin Dwi A 25010113120114
Rida Pertiwi 25010113120095 Herpina S 25010113120115
Elvia Raissa V 25010113120096 Wiwin Rahma D 25010113120116
Diyah Putri P.S 25010113120097 Rizki Pamulat S 25010113120117
Hillari Dita R 25010113120098 Cherinita Hamda 25010113120118
Anggriani Septiana 25010113120099 Devita Melinda N 25010113120120
Grandiz F.Y 25010113120100
Tidak ada komentar:
Posting Komentar