Jumat, 26 September 2014

konsep sehat


BAB I
Pendahuluan
1.1                    Latar Belakang

Mens Sana In Corpore Sano adalah sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang berarti di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Kesehatan acapkali dianggap remeh oleh kalangan masyarakat, padahal kesehatan merupakan bagian terpenting dalam jiwa seseorang. Untuk memperoleh hidup yang sehat tidak selalu dengan cara yang mahal, tetapi dapat dilakukan dengan cara sederhana salah satu contohnya yaitu membiasakan membuka jendela rumah, agar tidak lembab.
Sehat merupakan dambaan bagi setiap orang. Keadaan yang sehat membuat orang dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan baik, karena sehat berpengaruh pada produktivitas kerja. Namun, sehat yang sempurna bukan hanya dilihat secara fisik saja tetapi juga dari keadaan mental dan sosial.
Dalam pengertiannya, sehat juga dipengaruhi oleh budaya maupun adat istiadat dari setiap daerah. Perbedaan daerah mempengaruhi perbedaan konsep sehat yang ada di masyarakat. Misalnya, apabila seseorang masih dapat makan dengan enak serta dapat tidur dengan nyenyak, ia masih dikatakan sehat. Sehingga, apabila orang tersebut terjangkit oleh suatu penyakit, orang tersebut enggan memeriksakan dirinya ke tempat pelayanan medis setempat karena menurutnya ia masih dapat makan dengan enak dan tidur dengan nyenyak. Lantas, orang tersebut baru memeriksakan dirinya ketika penyakitnya sudah parah.
Konsep sehat adalah konsep yang kompleks dan multiinterpretasi. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kondisi sehat. Pengertian  sehat juga beragam, setiap individu, keluarga, masyarakat, maupun profesi kesehatan mengartikan sehat secara berbeda bergantung pada paradigmanya.
Berabad-abad yang lalu, sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami. Oleh karena itu, kondisi yang tidak normal dan bertentangan dengan alam dikatakan sebagai kondisi tidak sehat yang harus dicegah. 
Sehat sendiri bersifat dinamis yang statusnya terus-menerus berubah. Kesehatan dapat mempengaruhi tingkat fungsi seseorang baik secara psikologis, fisiologis, dan dimensi sosiokultural. Keadaan sehat merupakan keadaan yang sulit untuk didefinisikan, setiap orang atau kelompok memiliki pandangan yang berbeda mengenai hal tersebut.
1.2       Rumusan Masalah
a.       Bagaimana pandangan mengenai konsep sehat menurut orang awam dan para ahli?
b.      Apakah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan?
c.       Bagaimana konsep sehat dalam konteks sosial budaya?
d.      Bagaiman tahap-tahap spectrum kesehatan?
e.       Bagaimana cara menerapkan konsep sehat dalam hidup sehari-hari ?
f.       Bagaimana upaya meningkatkan mutu kesehatan ?

1.3       Tujuan
a. Untuk mengetahui pandangan mengenai konsep sehat menurut orang awam dan para ahli.
            b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
            c. Untuk mengetahui bagaimana konsep sehat dalam konteks sosial budaya
d. Untuk mengetahui tahap-tahap spectrum kesehatan
            e. Untuk mengetahui pengertian sehat fisik, mental dan sosial
            f. Untuk mengetahui cara menerapkan konsep sehat dalam hidup sehari-hari
            g. Untuk mengetahui upaya meningkatkan mutu kesehatan 

1.4       Manfaat
a. Mengetahui pandangan mengenai konsep sehat menurut orang awam dan para ahli.
            b. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
            c. Mengetahui bagaimana konsep sehat dalam konteks sosial budaya
            d. Mengetahui tahap-tahap spectrum kesehatan
            e. Mengetahui pengertian sehat fisik, mental dan sosial
            f. Mengetahui cara menerapkan konsep sehat dalam hidup sehari-hari
            g. Mengetahui upaya meningkatkan mutu kesehatan




















BAB II
ISI
Kemajuan teknologi pengobatan dan ditemukannya berbagai macam obat, memiliki kecenderungan yang mendorong orang untuk mempertahankan kesehatannya dengan menggantungkan diri pada obat hingga pola hidup sehat seolah-olah dilupakan dan baru setelah Perang Dunia II konsep sehat mendapatkan perhatian dan dikembangkan hingga saat ini. Oleh karena itu, timbul berbagai konsep sehat yang ditinjau berdasarkan sudut pandang yang berbeda, misalnya :
1.      Konsep sehat dipandang dari sudut fisik secara individu dan
2.      Konsep sehat dipandang dari sudut ekologi
Konsep sehat secara fisik dan bersifat individu ialah seseorang dikatakan sehat bila semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Kesulitan yang dihadapi konsep ini adalah penentuan normal masih belum dapat dibakukan (Dudiarto, 2002)
Konsep sehat  berdasarkan ekologi ialah sehat berarti proses penyesuaian antara individu dengan lingkungannya. Proses penyesuaian ini berjalan terus menerus dan berubah-ubah sesuai dengan perubahan lingkungan yang mengubah keseimbangan ekologi dan untuk mempertahankan kesehatannya orang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Karena adanya perbedaan dalam sudut pandang tersebut maka hingga kini belum terdapat batasan sehat yang memuaskan. Konsep sehat yang banyak dianut oleh berbagai Negara adalah konsep sehat yang tercantum dalam pembukaan konstitusi WHO (1948) yang berbunyi sebagai berikut:
“Health is a state of complete physical, mental and social well-being, and not merely the absence of disease or infirmity” 
Mengandung 3 karakteristik :
1.        Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
2.        Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal.
3.        Sehat diartikan sebagi hidup yang kreatif dan produktif.

Konsep sehat tersebut sangat ideal hingga dalam kenyataan sulit dicapai, maka timbullah beberapa kritik terhadap konsep tersebut:
1.      Sehat bukanlah suatu keadaan yang statis, tetapi merupakan suatu proses yang dinamis dan berubah-ubah setiap saat.
2.      Batasan sejahtera sangat sulit ditemukan
3.      Indikator yang digunakan untuk mengukur sangat banyak dengan validalitas berbeda-beda
MASALAH SEHAT
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, g enetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor yaitu:
1.      Environment atau lingkungan.
Lingkungan memberi pengaruh yang bessar bagi kesehatan individu maupun kelompok. Apabila tinggal pada lingkungan yang tidak sehat, maka masyarakat tersebut juga tidak sehat.
2.      Behaviour atau perilaku, antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological balance.
Sehat atau sakitnya individu maupun masyarakat dipengaruhi oleh perilakunya. Apabila perilaku individu atau masyarakat itu sehat, maka dapat dipastikan akan sehat pula hasilnya. Begitu juga sebaliknya. Perilaku manusia tidak berdiri sendiri, namun dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendidikan, adat istiadat, sosial ekonomi, kebiasaan , dan kepercayaan.
3.      Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya.
Secara sederhana penyakit manusia dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor gen. Penyakit ini disebut juga sebagai penyakit herediter atau keturunan. Contoh penyakit ini antara lain diabetes melitus, albino, dan penyakit Wilson
4.      Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Layanan kesehatan dapat mempengaruhi kesehatan individu pada umumnya dan masyarakat pada khususnya. Layanan kesehatan memiliki beberapa aspek sebagai berikut:
a.       Tempat layanan kesehatan
Letak geografis layanan kesehatan dapat mempengaruhi keterjangkauan masyarakat terhadap layanan kesehatan dan keterjangkauan petugas kesehatan dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
b.      Kualitas petugas kesehatan
Pasien merupakan individu yang berada dalam posisi ketergantungan karena sangat membutuhkan pertolongan dari petugas kesehatan bagi kesembuhan dirinya. Jika petugas kesehatan tidak memiliki kompetensi yang berkualitas, maka bukan kesembuhan yang akan diperoleh pasien, melainkan penderitaan atau bahkan kematian.
c.       Biaya Kesehatan
Tingginya biaya opengobatan menyebabkan tidak semua orang mampu memanfaatkan layanan kesehatan. Keluarga yang miskin tentunya tidak dapat menjangkau layanan tersebut.
d.      Sistem layanan kesehatan
Layanan kesehatan terdepan bukan semata fokus pada pengobatan, tetapi juga ada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Dalam sistem ini, kita tidak lagi menekankan pada sistem kuratif, melainkan promotif dan preventif.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.


            Upaya-upaya kesehatan masyarakat meliputi 4 area kegiatan yaitu : upaya promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif.

1.      Promotif
Adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan ,meliputi usaha-usaha untuk peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan , olahraga teratur dan istirahat cukup sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2.      Preventif
Adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit meliputi usaha-usaha pemberian imunisasi (bayi, anak, bumil). Pemeriksaan kesehatan berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.
3.      Kuratif
Adalah nusaha yangditujuikan kepada orang yang sakit untuk diobati secara tepat dan adekuat sehinga kesehatan pulih.
4.      Rehabilitative
Adalah nusaha yang ditujukan  terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang dideritanya ,untuk memperbaiki kelemahan pisik mental dan sosial pasien sebagai akibat dari penyakit yang dideritanya meliputi latihan-latihan terpogram pisioterafi.

Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relative, yang mempunyai beberapa tingkat, maka akan lebih akurat bila ditentukan sesui dengan titik tertentu pada skala kontimum sehat sakit:
Rentang sehat                                                                  renatang sakit
           
           
 Sjahtera          sht skali           sht normal       stengah skit     sakit     skit kronis        mati


Ket gambar:
Rentang sakit dapat digambarkan mulai setengah sakit, sakit, sakit kronis dan berakhir dengan kematian, sedangkan rentang sehat dapat digambarkan mulai dari sehat normal, sehat sekali dan sejahtera sebagai status sehat yang paling tinggi.
Berdasarkan rentang sehat sakit tersebut, maka paradigma keperwatan dalam konsep sehat sakit, memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang akan biberikan selama rentang sehat sakit, akan melihat terlebih dahulu status kesehatan dalam rentang sehat sakit tersebut, apakah statusnya dalam keadaan sakit atau sakit kronis sehingga dapat diketahui tingkatan asuhan keperawatan yang akan diberikan serta tujuan yang ingin dicapai untuk meningkatkan status kesehatannya.

KONSEP SEHAT DALAM KONTEKS SOSIAL BUDAYA
Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu Wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit.
Pada intinya paradigma sehat memberikan perhatian utama terhadap kebijakan yang bersifat pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan dukungan dan alokasi sumber daya untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat namun tetap mengupayakan yang sakit segera sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebut menekankan pada masyarakat untuk mengutamakan kegiatan kesehatan daripada mengobati penyakit
KONSEP SEHAT MENURUT BUDAYA MASYARAKAT
Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, social dan pengertian profesional yang beragam. Dulu dari sudut pandangan kedokteran, sehat sangat erat kaitannya dengan kesakitan dan penyakit. Dalam kenyataannya tidaklah sesederhana itu, sehat harus dilihat dari berbagai aspek. WHO melihat sehat dari berbagai aspek . Definisi WHO (1981): Health is a state of complete physical, mental and social well -being, and not merely the absence of disease or infirmity. WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan social seseorang. Sebatas mana seseorang dapat dianggap sempurna jasmaninya (Soejeoeti, 2005)
Definisi sehat menurut Paune (1983), merupakan fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care resouces) yang mejamin tindakan untuk perawatan diri (self care actions) secara adekuat.
Self care Resouces : mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Self care Actions : merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan yang diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikosional dan spiritual.
Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan di pandang sebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiri ditentukan oleh budaya: hal ini karena penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak dapat menjalankan peran normalnya secara wajar.
Menurut PENDER ( 1982 ) sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain  ( aktualisasi ). Perilaku yang sesuai dengan tujuan , perawatan didi yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas structural.
Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pada umumnya, manusia menganggap kesehatan fisik sebagai hal yang utama. Tanda-tanda sehat fisik pada manusia sebenarnya dapat dikenali secara jelas, seperti potongan badan yang serasi, kulit bersih, mata bersinar, rambut tumbuh subur, tubuh ditutupi oleh otot yang berisi, nafas segar, nafsu makan baik, tidur nyenyak, semua organ tubuh berfungsi normal, buang air besar dan air kecil secara teratur.
Sehat fisik sebenarnya berkaitan erat dengan sehat mental, tidak dapat terpisahkan antara yang satu dengan yang lain. Sehat mental hanya akan menyinggung tentang masalah lingkungan kehidupan individu dengan lingkungan kehidupan individu lainnya. Terdapat beberapa kriteria sehat mental yang berbeda antar individu sebagai berikut :
1.      Merasa puas dengan dirinya sendiri, merasa tenang dan bahagia, serta tidak ada konflik dengan dirinya sendiri.
2.      Tidak menyalahkan dirinya sendiri.
3.      Harus dapat menyesuaikan diri dengan orang lain dimana dia berada.
4.      Harus dapat mengendalikan dirinya dengan baik.
Sehat sosial diartikan sebagai kemampuan untuk hidup bersama dengan masyarakat di lingkungannya untuk saling memenuhi kebutuhan hidup yang menunjang kesehatan. Selain itu, juga terdapat aspek sehat spiritual
Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi tertentu, tetapi sehat harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis. Kesehatan sebagai suatu spectrum merupakan suatu kondisi yang fleksibel antara badan dan mental yang dibedakan dalam rentang yang selalu berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna.
Sehat sebagai suatu spectrum, Pepkins mendefinisikan sehat sebagai keadaan keseimbangan yang  dinamis dari badan dan fungsi-fungsinya sebagai hasil penyesuaian yang dinamis terhadap kekuatan-kekuatan yang cenderung menggangunya. Badan seseorang bekerja secara aktif untuk mempertahankan diri agar tetap sehat sehingga kesehatan selalu harus dipertahankan. Berikut adalah tahap-tahap spectrum kesehatan :
1.      Possitive Health
apabila seseorang memiliki tiga atau empat kriteria atau dimensi sehat,yaitu sehat    fisik, mental, sosial, dan spiritual.
2.      Better Health
dapat diartikan sebagai sehat dalam batas normal.
3.      Freedom from Sickness
merupakan fase prepatogen, serta terdapat keseimbangan dengan triad John Gordon (Asmadi, 2008)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Konsep sehat dan sakit adalah paradigma yang kompleks. Setiap individu maupun komunitas dalam masyarakat mempunyai pandangan yang berbeda-beda tentang konsep ini. Namun konsep sehat yang banyak dianut terdapat pada pembukaan konstitusi WHO yang berbunyi “Health is a state of complete physical, mental and social well-being, and not merely the absence of disease or infirmity”  atau dapat diartikan sebagai kesehatan adalah suatu keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan terbebas dari penyakit, cacat, atau kelemahan.

3.2 Saran
            Kita harus menjaga kesehatan kita dan melakukan pengecekan secara berkala sehingga kesehatan kita dapat selalu optimal karena dengan tubuh yang sehat kita dapat melakukan berbagai aktivitas.
           











DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Budioro B. 1997. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang: Badan Penerbit Undip
Djoht, Djekky R. Artkel : Penerapan Ilmu Antropologi Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat Papua,: http: //www. papuaweb.org / uncen/dlib/ jr /antropologi/ indeex html  (diakses 8 Maret 2014)
Dudiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2002. Pengantar Epidemiologi edisi 2. Jakarta: EGC
Nursalam. 2008. Konsep dan Metode Keperawatan edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Setyawan, Febri Enda Budi. 2010. Jurnal Saintika Meidika Vol 6 No 12 Paradigma Sehat. Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Malang.
Soejoeti, Sunanti Z. 2005. Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial Budaya. Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta.










TUGAS MATA KULIAH SOSIO ANTROPOLOGI KESEHATAN
KONSEP SEHAT
Undip.png
Anggota :
Tesya Tania              25010113120081        Arum Luhfiyani        25010113120101
Euis Novi S                25010113120082        Maria Sylvia A          25010113120102
Nastiti Almira U        25010113120083        Oktalia Liviyana        25010113120103
Hani Novita S.P         25010113120084        Umi Alfiani                25010113120104
Beki Rizky A             25010113120085        Dyah Ayu R               25010113120105
Fathin Humairoh      25010113120086        Norma Dewi S           25010113120106
Arrum A                    25010113120087        Desy Ratnasari          25010113120107
Dwi Kurnia Y .R       25010113120088        Novi Sulistia Wati      25010113120108
Nanik Dewi  S            25010113120089        Yuniar Triasputri     25010113120109
Novalia Clara R        25010113120090        Asfi Manzilah            25010113120110
Ayu Larawaty L.G   25010113120091        Marda Louisa            25010113120111
Ella Febriana             25010113120092        Elisa Maharani          25010113120112
Shafira Amalia          25010113120093        Resta Lestari              25010113120113
Ike Rahmadani          25010113120094        Agustin Dwi A           25010113120114
Rida Pertiwi               25010113120095        Herpina S                   25010113120115
Elvia Raissa V           25010113120096        Wiwin Rahma D       25010113120116
Diyah Putri P.S         25010113120097        Rizki Pamulat S         25010113120117
Hillari Dita R             25010113120098        Cherinita Hamda      25010113120118
Anggriani Septiana   25010113120099        Devita Melinda N      25010113120120
Grandiz F.Y              25010113120100       




Tidak ada komentar:

Posting Komentar