Sabtu, 27 September 2014

Status Gizi Balita di Sumatera Selatan



Terjadinya gizi kurang dan buruk pada balita disebabkan antara lain oleh kurangnya asupan gizi dan serangan penyakit infeksi. Adapun faktor penyebab tidak langsung adalah rendahnya daya beli dan ketidaktersediaan pangan yang bergizi, serta keterbatasan pengetahuan tentang pangan yang bergizi terutama untuk ibu dan anak balita.
Secara umum status gizi penduduk Sumatera Selatan semakin membaik. Ini antara lain terlihat dari indikator persentase penderita gizi kurang dan gizi buruk yang menurun dari 30,79 persen pada tahun 2003 menjadi 26,87 persen pada tahun 2005 dan menjadi 18,2 persen pada tahun 2007 serta meningkat pada tahun 2010 menjadi sebesar 19,90 persen (Gambar 1.). Penurunan angka kurang gizi ini terlihat cukup cepat sehingga diharapkan pada tahun 2015 target pencapaian MDGs dapat dipenuhi.
Gambar 1. Persentase Balita Kurang Gizi (Gizi Buruk dan Gizi Kurang) Sumatera Selatan Tahun 2003 – 2010
http://faharuddin.files.wordpress.com/2011/12/sehat9.jpg?w=620
Data gizi buruk dan kurang menurut kabupaten/kota dihasilkan melalui Riskesdas 2007, sedangkan pada Riskesdas 2010 hanya dihasilkan angka provinsi. Angka kurang gizi yang paling rendah ditemui di Lahat, Prabumulih, Lubuklinggau dan Palembang, sedangkan yang tertinggi ditemui di Muara Enim dan OKI (Gambar 2.)
Gambar 2. Persentase Balita Kurang Gizi(Gizi Buruk dan Gizi Kurang) Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007


Tidak ada komentar:

Posting Komentar