TUGAS BIOMEDIK DASAR
EKSPRESI GEN
NAMA
KELOMPOK:
1.
Liyana Putri Afifah(25010113120151)
2.
Zaedatul Farida (25010113120122)
3.
Yeny Anggrainy(25010113120157)
4.
Erlina Sari(25010113120129)
5.
Diah Fatmawati(25010113120132)
6.
Novi Isnasari(25010113120135)
7.
Dewi Fajar Kharisma(25010113120136)
8.
Ernawati(25010113120160)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
Gen merupakan satuan unit informasi genetika. Dalam makalah ini, kami
memusatkan perhatian pada proses konversi informasi di dalam gen menjadi molekul-molekul
yang menentukan sifat-sifat sel dan virus.
Hal ini dilakukan melalui sejumlah kejadian dimana informasi dalam
sekuen DNA akan digandakan menjadi molekul RNA dan kemudian digunakan untuk
menentukan sekuen asam amino dari suatu molekul protein.
Protein adalah molekul-molekul yang memiliki fungsi berikut:
1.
Bertanggungjawab
untuk katalis dalam sebagian besar reaksi kimia (enzim)
2.
Pengaturan
ekspresi gen (protein pengatur)
3.
Membentuk
struktur sel, jaringan dan virus (protein struktur)
Protein tersusun atas satu atau beberapa asam amino yang tergabung secara
kovalen. Rantai asam-asam amino ini disebut polipeptida, yang dapat disusun
dalam berbagai macam urutan. Karena jumlah asam amino dalam polipeptida dapat
mencapai ribuan, maka dapat dibentuk molekul protein yang beraneka macam.
Ekspresi gen merupakan proses bagaimana informasi yang ada di dalam DNA
bisa di copy melalui proses traskripsi dalam organisme eukariot. Hasil proses transkripsi adalah hn RNA
(transkrip primer). Di dalam organisme
eukariot ada tahapan proses tertentu sebelum menghasilkan RNA, yaitu RNA
processing. Kemudian diikuti tahap
translasi yang akhirnya menghasilkan polypeptida. Jika dalam proses tersebut ada tahapan yang
tidak terjadi, maka dalam hal ini tidak termasuk dalam kategori bahwa gen
tersebut telah terekspresi atau dengan akta lain tidak terjadi ekspresi gen.
Langkah-langkah utama dalam ekspresi gen adalah sebagai berikut.
1.
Sintesis
molekul RNA oleh RNA polymerase, yang menggunakan sekuen basa-basa dari
satu utas DNA sebagai cetakan dalam reaksi polimerisasi, seperti pada replikasi
DNA. Proses ini disebut transkripsi.
2.
Molekul-molekul
protein kemudian disintesis melalui penggunaan sekuen basa dari molekul RNA untuk
mengarahkan penggabungan asam-asam amino menurut urutan tertentu. Proses ini
disebut translasi.
Secara umum, rantai informasi genetik atau DNA merupakan pusat pengendali
jalannya metabolisme di dalam sel, yaitu dengan cara menyandikan protein. Proses tersebut dilaksanakan melalui
penentuan susunan nukleotida molekul RNA, yang selanjutnya susunan nukleotida
tersebut diterjemahkan ke dalam susunan asam amino dari rantai polinukleotida
protein. Proses penyusunan polinukleotida
RNA berdasarkan pola DNA disebut transkripsi.
Sedangkan proses penyusunan asam amino menurut pola molekul RNA disebut
translasi.
A.TRANSKRIPSI
Tahapan pertama dalam ekspresi gen adalah sintesis
penggandaan sebuah molekul RNA dari segmen DNA yang berisi gen.
Tahapan-tahapan transkripsi DNA adalah sebagai berikut:
1.
50 protein yang
berbeda terikat pada tempat promoter, biasanya pada ujung 5’ dari gen yang akan
ditranskripsi
2.
Enzim
polimerase RNA mengikat pada kompleks faktor transkripsi. Dua langkah pertama ini membuka ikatan
ulir DNA. Tahap 1 dan 2 disebut
inisiasi.
3.
Polimerase RNA
bergerak menelusuri satu rantai dalam arah 3’ à 5’
4.
Dalam gerakan
ini, terbentuklah ribonukleotida (sebagai trifosfat seperti ATP) dalam rantai
baru RNA. Setiap ribonukleotida disisipkan ke dalam rantai DNA dengan mengikuti
aturan pasangan basa sebagai berikut:
o C G
o G C
o T A
o A U (Uridine
Trifosfat, UTP)
5.
Sintesis RNA
berlangsung dalam arah 5’ à 3’
Gambar 5. Proses sintesis RNA.
6. Saat transkripsi selesai, hasilnya
dilepaskan dari polimerase dan kemudian polimerase dilepaskan dari DNA (Tahap
terminasi). Tahapan 3-6 disebut elongasi.
Suatu gen
tertentu dari tanaman dapat diatur gen ekspesinya, yaitu dengan mengatur proses
translasinya atau mengatur proses tranksripsi.
Apabila yang diatur adalah proses translasinya, sedang proses lainnya
bebas terjadi, maka disebut translation level control. Apabila kondisi translation level control dalam
keadaan permisif, maka proses translasi akan berjalan, tetapi apabila
kondisinya tidak permisif maka proses translasi tidak terjadi. Akibatnya, terjadi penumpukan (degradasi)
mRNA, atau disebut RNA turn over, yaitu mRNA akan terdegradasi sebelum
terjadi akumulasi yang berlebihan.
I. TIPE-TIPE
RNA
1.
mRNA (Messenger
RNA), adalah RNA yang akan ditranslasikan menjadi polipeptida. Sebagian besar sel memproduksi sejumlah kecil
dari beribu ribu molekul molekul mRNA yang berbeda dimana masing-masing
ditranslasikan menjadi peptida yang diperlukan oleh sel. Kebanyakan mRNA berupa
“housekeeping“ protein yang
dibutuhkan oleh semua sel (misal enzim glikolisis). mRNA lain adalah berupa “ spesifik” protein hanya
untuk tipe-tipe tertentu dari sel (misal hemoglobin pada sel darah merah).
Gambar 7. mRNA processing.
2.
rRNA (Ribosomal
RNA), yang akan digunakan untuk membangun ribosom sebagai mesin sintesis
protein.
Ada 4 jenis
rRNA pada organisme eukariot, yakni:
a.
18S rRNA, satu dari
molekul molekul ini, bersama dengan 30 molekul protein yang berbeda digunakan
untuk membuat subunit kecil dari ribosom.
b.
285, 5.8S, dan
5S rRNA, masing-masing
molekul molekul bersama dengan 45 molekul protein yang berbeda digunakan untuk
membuat subunit besar dari ribosom.
c.
28S, 18S, dan
5.8S molekul
diproduksi dengan proses sebuah trankrip utama dari penggandaan sebuah gen.
3.
tRNA (Transfer
RNA), adalah molekul yang membawa asam-asam amino menuju polipeptida yang
sedang dirakit.
Ada 32 jenis tRNA yang berbeda pada organisme eukariot, dimana
masing-masing produk adalah dari gen yang terpisah; kecil, berisi 79-93
nukleotida-nukleotida; basa-basa
berpasanagan satu dengan lainnya membentuk doubel helix; masing-masing
dari tRNA membawa satu dari 20 asam amino (ujung 3’); pada loop 1 3 pasang basa
yang tidak berpasangan dari antikodon; pasang basa antara antikodon dan
komplementnya pada mRNA membawa asam-asam amino yang benar menuju rantai polipeptida.
Gambar 9. tRNA processing.
4.
snRNA (Small
Nuclear RNA), adalah mediator dalam langkah-langkah pemrosesan transkripsi
gen-gen mRNA, rRNA dan tRNA.
5.
snoRNA (Small
Nucleolar RNA).
6.
miRNA (Micro
RNA), adalah RNA yang mengatur ekspresi molekul mRNA.
7.
XIST RNA, yang
melakukan deaktivasi satu dari dua kromosom X pada vertebrata betina.
II. RNA POLIMERASE
RNA polimerase adalah subunit protein multi komplek. Ada 3 jenis RNA
polimerase yang ditemukan pada organisme eukariote, diantaranya:
1.
RNA polimerase
I, mencatat gen rRNA untuk pendahuluan pada molekul-molekul 28S, 18S, dan 5.8S
2.
RNA polimerase
II, mencatat gen-gen pengkode protein menjadi mRNA
Gambar 10
. RNA polimerase II yang mencatat
gen-gen pengkode protein
menjadi mRNA.
3.
RNA polimerase
III, mencatat gen-gen 5S rRNA dan seluruh gen-gen tRNA.
III. RNA
PROCESSING
Tahapan-tahapan RNA prosesing adalah
sebagai berikut.
1. Sintesis cap, dimana guanine
(G) ditempelkan pada ujung 5′. Cap berfungsi: melindungi RNA
dari pencopotan oleh enzim yang mencopot RNA dari ujung 5’, bertindak sebagai
titik perakitan bagi protein yang diperlukan untuk mengumpulkan subunit kecil
ribosom untuk memulai translalsi.
2. Tahap demi tahap menghilangkan introns
pada pre-mRNA dan menyisipkan exons.
3. Sintesis poly(A) tail. Ini
adalah proses pembentangan nukleotida adenine(A). Saat satu site pada pre-mRNA
yang menempel poly(A) muncul dari RNAP II, transkrip dipotong kemudian poli A
tertempel pada ujung 5’. mRNA yang telah komplit siap keluar ke sitosol
(sisa-sisa transkripsi dilepas dan RNA polimerase meninggalkan DNA).
Ada beberapa tanaman yang proses transkripsi berjalan terus,
tetapi RNA processing hanya terjadi pada kondisi permisif tertentu. Hasil dari transkripsi DNA yang tidak
mengalami RNA processing ini dikenal dengan post transcription level control. Pada kondisi yang tidak permisif, mRNA tidak
akan berfungsi, sehingga selalu dalam bentuk hn dan tidak dapat di
translasi. Zhang et al. (2007)
menyebutkan bahwa post transcriptional modificasion dapatmengurangi
stabilitas protein Okt-4 dan kapasitas regenerasi pada sel ES pada tikus.
C.TRANSLASI
Translasi adalah proses penerjemahan RNA menjadi suatu barisan asam-asam
amino yang menyusun protein. Translasi RNA messenger menjadi
protein. Adalah suatu proses dimana mRNA
terikat dengan tRNA pasangannya untuk kemudian terikat dengan ribosom (RNA
ribosom). Setelah pembentukan protein di ribosom selesai, maka protein tersebut
kemudian dibebaskan dan keseluruhan proses tersebut dikenal dengan translasi.
Keberadaan suatu transgen
pada tanaman belum menunjukkan bahwa gen tersebut dapat terekspresi. Untuk
mengekspresikan dirinya, gen memerlukan seperangkat sistem untuk memulai proses
ekspresi tersebut. Gen atau DNA di dalam nukleus harus dapat ditranskrip
menjadi mRNA. Selanjut- nya mRNA ini harus dapat keluar dari nukleus ke
sitoplasma yang kemudian mengadakan proses translasi untuk menghasilkan protein
sesuai dengan template DNA-nya. Dalam proses ekspresi ini banyak
hal yang dapat terjadi sehingga gen tidak dapat menghasilkan protein yang
dimaksud. Hal ini dikenal dengan istilah gene silencing, suatu kasus di
mana ditemukan keberadaan sekuen DNA transgen dalam tanaman transgenic tetapi
gen tersebut tidak dapat membentuk protein yang diinginkan. Beberapa faktor
yang diduga men-jadi penyebabnya adalah terjadinya metilasi DNA dan co-suppressing
dari sekuen yang homolog (Meyer1995).
Bila molekul
mRNA kontak dengan ribosom, maka akan dibentuklah molekul protein disepanjang
ribosom. Proses pembentukan protein ini disebut translasi. Jadi pada ribosom
terjadi proses kimia penyusunan asam amino untuk membentuk protein.
Translasi merupakan tahap akhir dari
ekspresi gen, yaitu penterjemahan runtunan nukleiotida mRNA menjadi runtunan
asam amoni polipeptida. Translasi pada
proses ekspresi gen diperlihatkan pada eukariotik yang dimulai dengan
pembentukan mRNA atau transkripsi di dalam inti sel dan selanjutnya mRNA keluar
dari inti untuk menjadi model cetakan dalam translasi didalam sitoplasma.
Terdapat 3 jenis
RNA yang dibentuk oleh DNA dimana tiap jenis RNA mempunyai fungsi yang berbeda,
yaitu :
1. Messenger RNA (mRNA), berfungsi membawa kode
genetik ke sitoplasma untuk mengatur sintesa protein. Fungsi ini dilaksanakan
dengan cara mRNA menjadi cetakan dalam penyusunan rangkaian asam amino dalam
translasi. Informasi genetik yang dibawa oleh mRNA terdapat pada runtunan basa
yang dikandungnya. Dalam satu rantai mRNA hanya bagiantertentu yang menjadi
pola cetakan dalam sintesis protein, yaitu ruas yang diapit oleh kodon awal dan
kodon akhir. Dalam sandi genetic umum yang menjadi kodon awal ialah rangkaian
tiga basa AUG, sedangkan sebagai kodon akhir terdapat tiga kombinasi basa yaitu
UAA, UAG dan UGA. Dalam satu mRNA prokariotik dapat ditemukan lebih dari satu
ruas penyandi, sedangkan pada mRNA eukariotik hanya terdapat satu ruas. Ruas
penyandi protein inilah yang setara dengan satu gen, dalam kasus gen penyandi
protein.
2. Transfer RNA (tRNA) untuk
transport asam amino menuju ribosom untuk digunakan menyusun molekul
protein. tRNA mempunyai fungsi sebagai pengangkut asam amino kedalam kompleks
translasi serta membaca sandi-sandi (kodon-kodon) mRNA. Kesanggupan tRNA
menjalankan tugas tersebut ialah berkat adanya simpul anti kodon dan kemampuan
membentuk satu kompleks dengan asam amino, yang disebut aminoasil-tRNA.
Perpautan tRNA dengan asam
amino terjadi berkat adanya enzim sintetase aminoasil- tRNA, yang dapat
mengaitkan asam amino kepada ujung 3 tRNA. Dengan cara mengenali struktur tRNA
atau untuk asam amino sintetase-aminoasil- tRNA mampu bekerja memasangkan satu
jenis tRNA dengan satu jenis asam amino. Untuk 20 asam amino yang dikenali
dalam sandi genetic sekurang-kurangnya ada 31 jenis tRNA.
3. Ribosomal RNA (rRNA) untuk membentuk ribosom
bersama dengan 75 protein lainnya. Ribosom merupakan tempat berlangsungnya
translasi. Dengan komponen penyusunnya yang terdiri dari rRNA dan protein
ribosom mampu mengenali mRNA dan sejumlah enzim yang protein yang berperanan
dalam proses translasi.
Ribosom
terdiri dari dua sub unit, yaitu sub unit kecil dan subunit besar. Sub unit
kecil mengandung sekitar sepertiga masa ribosom dan sisanya terdapat pada sub
unit besar. Dalam keadaan bebas kedua sub unit ribosm terpisah satu dari yang
lain, dan mereka akan bersatu pada saat proses translasi akan dimulai. Ukuran
ribosme Eukariotik adalah 80 S atau setara dengan 4.420.000 dalton lebih besar
dibandingkan dengan ribosom pada prokariotik seperti bakteri 70 S atau setara
dengan 2.520.000 dalton.
Di dalam ribosom, terdapat satu situs untuk mRNA dan dua
situs untuk tRNA dan satu situs untuk enzim transferase peptidil. Transferase peptidil adalah enzim yang
berperan dalam merangkaikan satu asam amino dengan asam amino yang lain. Situs
mRNA terdapat pada sub unit kecil dan sedangkan situs tRNA, yaitu situs A dan
P, terdapat pada sebagian kecil pada sub unit kecil dan bagian terbesar pada
sub unit besar. Situs tranferase peptidil terdapat pada sub unit besar. Adanya
rRNA pada ribosom memberikan kemampuan pada ribosom untuk mengenali tRNA dan
mRNA.
Sebagian besar ribosom terletak pada sitoplasma, dan
dalam sel eukariotik sejumlah ribosom terdapat dalam organel intraseluler
seperti mitokondria dan kloroplas. Ribosom-ribosom ini berfungsi untuk
memsintesis protein yang khusus berfungsi di dalam organel-organel tersebut.
I. TAHAPAN TRANSLASI
Translasi
memilik tiga proses, yaitu inisiasi protein, perpanjangan rantai polipeptida,
dan proses akhir translasi.
A. Inisiasi translasi
Inisiasi protein memiliki 3 tahapan, yaitu :
1. Penempelan
mRNA pada subunit kecil ribosom dengan cara pengenalan situs Shine Dalgarno
oleh rRNA 16S;
2. Penempelan
tRNA inisiator pada situs P subunit kecil ribosom
3. Subunit
besar ribosom dengan kompleks subunit kecil ribosom-tRNA-mRNA, membentuk
ribosom sempurna yang siap membaca kodon-kodon mRNA.
Pada E. coli
proses inisiasi dibantu oleh tiga faktor inisiasi. Ketiga protein tersebut
diberi sandi IF1, IF2 dan IF3 (IF singkatan dari inisiasi factor). Sel eukariotik mengandung
faktor inisiasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan prokariotik. Terdapat
dua faktor Eif2 yang mempunyai fungsi sama dengan gabungan IF1 dan IF2; dan IF3
mempunyai fungsi sama dengan IF3.
B. Perpanjangan rantai polipeptida
Proses ini
merupakan kejadian yang lain dari proses inisiasi dengan perangkat reaksi yang
berbeda. Dalam proses perpanjangan akan terlibat sejumlah protein faktor
perpanjangan EF (elongation
factor), enzim transferase peptidil,
serta GTP. Pada akhir proses insiasi dihasilkan satu ribosom sempurna yang berasosiasi
dengan aminoasil-tRNA inisiator dan mRNA.
Pada bakteri
masuknya aminoasil-tRNA kedua dan selanjutnya ke dalam situs A akan dibantu
oleh protein faktor perpanjangan EF-Tu serta GTP yang membentuk kompleks
EF-Tu-GTP-aminoasil-tRNA. Kompleks ini baru terbentuk jika, dan hanya jika,
anti kodon dari aminoasil-tRNA dapat berinteraksi dengan kodon yang terdapat
pada situs A. Setelah dua aminoasil-tRNA
berada pada ribosom transferase peptidil akan mengkatalisis reaksi pembentukan
ikatan peptide antara dua asam amino.
C. Akhir proses translasi
Bila ribosom
menemui salah satu kodon akhir : UAA, UAG atau UGA, maka tidak akan ada
aminoasil-tRNA yang dapat menempel pada situs A, karena tidak ada anti kodon
yang cocok, sehingga proses perpanjangan rantai polipeptida akan berakhir. Ini
menyebabkan ribosom tRNA, mRNA dan polipeptida dipisahkan satu dari yang
lainnya. Proses pemisahan ini dibantu oleh protein RF yang merupakan faktor
pembebas (RF=release factor). Pada E. coli dikenal tiga RF, yaitu :
1. RF1 :
tanggap terhadap kodon UAA dan UAG
2. RF2 :
tanggap terhadap kodon UAA dan UGA
3. RF3 : tidak
mempunyai kegiatan pembebasan itu sendiri tetapi merangsang reaksi yang
dikatalisis oleh RF1 dan RF2.
Faktor-faktor pembebas dapat mengenali
kodon-kodon akhir. Ini terbukti dengan menempelnya protein-protein tersebut
pada kodon akhir walaupun dalam keadaan tanpa ribosom. Pada kodon akhir akan
menempel salah satu dari RF1 atau RF2. faktor-faktor ini akan merubah aktivitas
transferase peptidil (mekanisme masih belum diketahui), sehingga bukan
mereaksikan polipeptida dengan aminoasil-tRNA melainkan dengan air (H2O).
Tahapan-tahapan translasi dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu inisiasi,
elongasi dan terminasi. Tahapan tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Inisiasi
1.
Sebuah subunit
kecil dari ribosom terikat pada bagian awal pesan (di 5’)
2.
Subunit
kemudian menelusuri alur menuju 3’ sampai mendapatkan codon
AUG.
3.
Di sini subunit
akan bergabung dengan subunit besar dan sebuah inisiator
tRNA.
4.
Inisiator tRNA
mengikat pada P Site pada ribosom.
b. Elongasi:
5. Sebuah
aminoacyl-tRNA (sebuah tRNA yang terikat kovalen pada asam aminonya) yang dapat
berpasangan basa dengan codon selanjutnya pada mRNA tiba di A site
6. Asam amino
sebelumnya (Met di awal translasi) terhubung pada asam amino yang datang dengan
ikatan peptida.
7.
Inisiator tRNA
dilepaskan dari P site.
8. Ribosom
berpindah menuju codon selanjutnya. Pergeseran ini memindahkan tRNA yang baru
tiba, bersama peptida yang dibawanya, menuju P site dan membuka A site untuk
kedatangan aminoacyl-tRNA yang baru.
c. Terminasi
9.
Akhir translasi
terjadi saat ribosom mencapai satu atau lebih codon STOP (UAA, UAG, UGA).
II. PENGATURAN TRANSLASI
Ekspresi sebagian besar gen
dikendalikan pada transkripsi. Faktor-faktor transkripsi mengikat pada promotor
yang akan menentukan gen-gen yang akan ditranskripsi. Namun, ekspresi gen juga
dapat dikendalikan pada tingkat translasi.
Molekul mRNA yang rusak dapat dihasilkan dari mutasi pada gen dan kesalahan selama
transkripsi dan translasi (meskipun sangat jarang).
Permesinan Degradasi RNA Umum adalah:
1. Tubuh P
Cytosol dari
eukariot mengandung kompleks protein yang bersaing dengan ribosom untuk akses
pada mRNA. Sementara molekul-molekul ini meningkatkan aktivitasnya, hal ini
mengurutkan mRNA dalam kumpulan besar yang disebut tubuh P (Processing
Bodies). Protein-protein penekan ini memecah
mRNA dengan membuang ’kepala’, kemudian membuang ekor poly(A), dan menurunkan
sisa pesan (dalam arah 5’à3’.
2. Exosome
Adalah kompleks
makromolekul dengan dua bukaan. Molekul ini mengambil molekul RNA takterlipat
dan menurunkan pada arah 3’à5’
3. Dengan MicroRNA (miRNA)
Adalah molekul
RNA kecil yang mengikat pada bagian komplemen dari 3’-UTR dari mRNA dan
mencegah translasi oleh ribosome serta mencegah kehancurannya.
4. Dengan Riboswitch
Regulasi
beberapa metabolisme dikendalikan oleh riboswitch. Suatu riboswitch adalah
bagian dari molekul mRNA dengan situs ikatan spesifik untuk metabolit.
5. Dengan Protein Spesifik Gen
Translasi
satu mRNA pada manusia ditekan oleh sebuah protein : aminoacyl tRNA syntetase.
D. KODE GENETIK
Kode genetik terdiri dari 64 riplet nukleotida. Triplet ini disebut
codon. Dengan tiga pengecualian, setiap codon mengkodekan untuk satu dari 20
asam amino yang digunakan dalam sintesis protein. Ini menghasilkan beberapa
redundansi dalam kode yang sebagian besar asam amino dikodekan oleh lebih dari
satu codon.
Sebuah kodon (AUG) memberi dua fungsi yang berkaitan:
1.
Memberi
sinyal dimulainya translasi
2.
Mengkodekan
dimasukkannya asam amino methionine (Met) ke dalam rantai polipeptida yang
sedang dirakit.
Struktur tRNA alanin di atas mempunyai molekul yang terdiri atas satu jalur
tunggal 77 ribonukleotida. Rantai ini melipat pada dirinya sendiri, dan
sebagian besar basa penyusunnya berpasangan saling berpasangan untuk membentuk
empat wilayah heliks. Paling sedikit
terdapat satu jenis tRNA untuk setiap 20 asam amino dalam sintesis protein.
Setiap jenis tRNA memiliki suatu barisan tiga nukleotida takberpasangan
(anticodon) yang dapat terikat mengikut aturan pasangan basa pada triplet
komplementer pada nukleotida (codon) pada mRNA.
Anticodon : 3’
CGA 5’
Codon : 5’
GCU 3’
Tabel 2.
Kode genetik DNA
TTT
|
Phe
|
TCT
|
Ser
|
TAT
|
Tyr
|
TGT
|
Cys
|
|||
TTC
|
Phe
|
TCC
|
Ser
|
TAC
|
Tyr
|
TGC
|
Cys
|
|||
TTA
|
Leu
|
TCA
|
Ser
|
TAA
|
STOP
|
TGA
|
STOP
|
|||
TTG
|
Leu
|
TCG
|
Ser
|
TAG
|
STOP
|
TGG
|
Trp
|
|||
CTT
|
Leu
|
CCT
|
Pro
|
CAT
|
His
|
CGT
|
Arg
|
|||
CTC
|
Leu
|
CCC
|
Pro
|
CAC
|
His
|
CGC
|
Arg
|
|||
CTA
|
Leu
|
CCA
|
Pro
|
CAA
|
Gln
|
CGA
|
Arg
|
|||
CTG
|
Leu
|
CCG
|
Pro
|
CAG
|
Gln
|
CGG
|
Arg
|
|||
ATT
|
Ile
|
ACT
|
Thr
|
AAT
|
Asn
|
AGT
|
Ser
|
|||
ATC
|
Ile
|
ACC
|
Thr
|
AAC
|
Asn
|
AGC
|
Ser
|
|||
ATA
|
Ile
|
ACA
|
Thr
|
AAA
|
Lys
|
AGA
|
Arg
|
|||
ATG
|
Met*
|
ACG
|
Thr
|
AAG
|
Lys
|
AGG
|
Arg
|
|||
GTT
|
Val
|
GCT
|
Ala
|
GAT
|
Asp
|
GGT
|
Gly
|
|||
GTC
|
Val
|
GCC
|
Ala
|
GAC
|
Asp
|
GGC
|
Gly
|
|||
GTA
|
Val
|
GCA
|
Ala
|
GAA
|
Glu
|
GGA
|
Gly
|
|||
GTG
|
Val
|
GCG
|
Ala
|
GAG
|
Glu
|
GGG
|
Gly
|
Tabel
1. Kode Genetik (codon) RNA
U
|
C
|
A
|
G
|
||
U
|
UUU Phenilalanine
(Phe)
|
UCU Serine
(Ser)
|
UAU Tyrosine
(Tyr)
|
UGU Cysteine
(Cys)
|
U
|
UUC Phe
|
UCC Ser
|
UAC Tyr
|
UGC Cys
|
C
|
|
UUA Leucine
(Leu)
|
UCA Ser
|
UAA Stop
|
UGA Stop
|
A
|
|
UUG Leu
|
UCG Ser
|
UAG Stop
|
UGG Tryptophan
(Trp)
|
G
|
|
C
|
CUU Leucine
(Leu)
|
CCU Proline
(Pro)
|
CAU Histidine
(His)
|
CGU Arginine
(Arg)
|
U
|
CUC Leu
|
CCC Pro
|
CAC
|
CGC Arg
|
C
|
|
CUA Leu
|
CCA Pro
|
CAA
|
CGA Arg
|
A
|
|
CUG Leu
|
CCG Pro
|
CAG
|
CGG Arg
|
G
|
|
A
|
AUU Isoleucine
(Ile)
|
ACU Threonine
(Thr)
|
AAU Asparagine
(ِِAsn)
|
AGU Serine
(Ser)
|
U
|
AUC Ile
|
ACC Thr
|
AAC Asn
|
AGC Ser
|
C
|
|
AUA Ile
|
ACA Thr
|
AAA Lysine
(Lys)
|
AGA Arginine
(Arg)
|
A
|
|
AUG Methione
(Met) atau Start
|
ACG Thr
|
AAG Lys
|
AGG Arg
|
G
|
|
G
|
GUU Valine
(Val)
|
GCU Alanine
(Ala)
|
GAU Aspartic
Acid (Asp)
|
GGU Glycine
(Gly)
|
U
|
GUC Val
|
GCC Ala
|
GAC Asp
|
GGC Gly
|
C
|
|
GUA Val
|
GCA Ala
|
GAA Glutamic
Acid (Glu)
|
GGA Gly
|
A
|
|
GUG Val
|
GCG Ala
|
GAG Glu
|
GGG Gly
|
G
|
DAFTAR PUSTAKA
Detke. 2007.
Post-Transcriptional Modifications (a.k.a RNA processing).www.no15RNAprocessing/pressentation.html.
[21 Nov 2007].
Jusuf, M. 2001. Genetika 1 Struktur dan Ekspresi Gen.
Sagung Seto. Jakarta.
Maki R et al. 2007. Gene Expression. Proc.
Natl. Acad. Sci. USA77:2138. www.GeneExpression.html. [29 Nov
2007].
Zhang Z,
Liao B, Xu Ming, Jin Y. 2007. Post-Translation modification of POU Domain
Transcription Factor Okt-4 by SUMO-1. The Faseb Journal vol 21. www.fasebj.org. [21 Nov 2007].
2.EKSPRESI
GEN
Ekspresi gen adalah proses dimana informasi dari gen yang digunakan
dalam sintesis produk gen fungsional. Produk-produk ini seringkali protein,
tetapi dalam non-protein coding gen seperti gen rRNA atau gen tRNA, produk
adalah RNA fungsional. Proses ekspresi gen digunakan oleh semua kehidupan yang
dikenal - eukariota (termasuk organisme multisel), prokariota (bakteri dan
archaea) dan virus - untuk menghasilkan mesin makromolekul untuk hidup.
Proses Ekspresi Gen dalam Organisme
Dalam
tubuh manusia terdapat banyak gen (unit dasar hereditas dalam kehidupan
organisme) yang nantinya akan terekspresi menjadi fenotip (sifat yang tampak),
misalnya rambut hitam, kulit sawo matang, hidung mancung, dan sebagainya.
Bagaimana suatu gen yang ukurannya sangat kecil dapat menjadikan rambut kita berwarna
hitam?
Dalam istilah biologi molekuler kita
kenal dengan istilah Dogma Sentral Biologi Molekuler. Apakah itu? Dogma di sini
adalah suatu kerangka kerja untuk dapat memahami urutan transfer informasi
antara biopolymer (DNA, RNA, protein) dengan cara yang paling umum dalam
organisme hidup. Sehingga secara garis besar, dogma sentral maksudnya adalah
semua informasi terdapat pada DNA, kemudian akan digunakan untuk menghasilkan
molekul RNA melalui transkripsi, dan sebagian informasi pada RNA
tersebut akan digunakan untuk menghasilkan protein melalui proses yang disebut translasi.
TRANSKRIPSI
Ini merupakan tahapan awal dalam
proses sintesis protein yang nantinya proses tersebut akan berlanjut pada
ekspresi sifat-sifat genetik yang muncul sebagai fenotip. Dan untuk mempelajari
biologi molekuler tahap dasar yang harus kita ketahui adalah bagaimana
mekanisme sintesis protein sehingga dapat terekspresi sebagai fenotip.
Transkripsi merupakan proses
sintesis molekul RNA pada DNA templat. Proses ini terjadi pada inti sel /
nukleus (Pada organisme eukariotik. Sedangkan pada organisme prokariotik berada
di sitoplasma karena tidak memiliki inti sel) tepatnya pada kromosom.
Komponen yang terlibat dalam proses
transkripsi yaitu :
- DNA
templat (cetakan) yang terdiri atas basa nukleotida Adenin (A),
Guanin (G), Timin (T), Sitosin (S)
- enzim
RNA polimerase
- faktor-faktor
transkripsi
- prekursor
(bahan yang ditambahkan sebagai penginduksi).
Hasil dari proses sintesis tersebut
adalah tiga macam RNA, yaitu :
- mRNA
(messeger RNA)
- tRNA
(transfer RNA)
- rRNA
(ribosomal RNA)
Sebelum itu saya akan memaparkan
terlebih dahulu bagian utama dari suatu gen. Gen terdiri atas : promoter,
bagian struktural (terdiri dari gen yang mengkode suatu sifat yang akan
diekspresikan), dan terminator.
Sedangkan struktur RNA polimerase
terdiri atas : beta, beta-prime, alpha, sigma. Pada struktur beta dan
beta-prime bertindak sebagai katalisator dalam transkripsi. Struktur sigma
untuk mengarahkan agar RNA polimerase holoenzim hanya menempel pada promoter.
Bagian yang disebut core enzim terdiri atas alpha, beta, dan beta-prime.
Tahapan dalam proses transkripsi
pada dasarnya terdiri dari 3 tahap, yaitu :
- Inisiasi
(pengawalan)
Transkripsi
tidak dimulai di sembarang tempat pada DNA, tapi di bagian hulu (upstream) dari
gen yaitu promoter. Salah satu bagian terpenting dari promoter adalah kotak
Pribnow (TATA box). Inisiasi dimulai ketika holoenzim RNA polimerase menempel
pada promoter. Tahapannya dimulai dari pembentukan kompleks promoter tertutup,
pembentukan kompleks promoter terbuka, penggabungan beberapa nukleotida awal,
dan perubahan konformasi RNA polimerase karena struktur sigma dilepas dari
kompleks holoenzim.
- Elongasi (pemanjangan )
Proses
selanjutnya adalah elongasi. Pemanjangan di sini adalah pemanjangan nukleotida.
Setelah RNA polimerase menempel pada promoter maka enzim tersebut akan terus
bergerak sepanjang molekul DNA, mengurai dan meluruskan heliks. Dalam
pemanjangan, nukleotida ditambahkan secara kovalen pada ujung 3’ molekul RNA
yang baru terbentuk. Misalnya nukleotida DNA cetakan A, maka nukleotida RNA
yang ditambahkan adalah U, dan seterusnya. Laju pemanjangan maksimum molekul
transkrip RNA berrkisar antara 30 – 60 nukleotida per detik. Kecepatan elongasi
tidak konstan.
- Terminasi
(pengakhiran)
Terminasi
juga tidak terjadi di sembarang tempat. Transkripsi berakhir ketika menemui
nukleotida tertentu berupa STOP kodon. Selanjutnya RNA terlepas dari DNA
templat menuju ribosom.
Untuk proses selanjutnya (proses pembentukan protein) akan dijelaskan pada artikel selanjutnya.
Untuk proses selanjutnya (proses pembentukan protein) akan dijelaskan pada artikel selanjutnya.
TRANSLASI
Tahap
selanjutnya setelah transkripsi adalah terjemahan.Penerjemahan adalah suatu
proses penerjemahan urutan nukleotida molekul mRNA yang ada dalam rangkaian
asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Apa yang dibutuhkan
dalam proses penerjemahan adalah: mRNA, ribosom, tRNA, dan asam amino.
Sebelumnya,
saya pertama akan menjelaskan tentang struktur ribosom. Ribosom terdiri
atas subunit besar dan kecil. Ketika dua subunit digabungkan untuk
membentuk sebuah monosom. subunit kecil berisi peptidil (P), dan Aminoasil
(A). Sedangkan subunit besar mengandung Exit (E), P, dan A. Kedua subunit
mengandung satu atau lebih molekul rRNA. rRNA sangat penting untuk
mengidentifikasi bakteri pada tingkat biologi molekuler, pada prokariotik dan
eukariotik 16 S 18 S.
Seperti transkripsi, terjemahan ini juga dibagi menjadi tiga
tahap:
1. Inisiasi
Pertama tRNA mengikat asam amino, dan ini menyebabkan acara diaktifkan atau tRNA disebut asilasi-amino. Amino-asilasi proses dikatalisis oleh enzim tRNA sintetase. Kemudian ribosom mengalami pemisahan menjadi subunit besar dan kecil.Selanjutnya molekul mRNA subunit kecil menempel pada tongkat dengan kodon awal: 5 ‘- AGGAGG – 3′. Situs order dimana subunit kecil disebut urutan Shine-Dalgarno. Subunit kecil dapat menempel pada mRNA bila IF-3. IF-3/mRNA-fMet IF-2/tRNA-fMet pembentukan kompleks dan asam amino yang disebut N-formylmethionine dan memerlukan banyak GTP sebagai sumber energi. tRNA-fMet, melekat pada kodon pembuka P subunit kecil.Selanjutnya, subunit besar menempel pada subunit kecil. Dalam proses ini IF-1 dan IF-2 dilepas dan GTP dihidrolisis terhadap GDP, dan siap untuk perpanjangan.
Pertama tRNA mengikat asam amino, dan ini menyebabkan acara diaktifkan atau tRNA disebut asilasi-amino. Amino-asilasi proses dikatalisis oleh enzim tRNA sintetase. Kemudian ribosom mengalami pemisahan menjadi subunit besar dan kecil.Selanjutnya molekul mRNA subunit kecil menempel pada tongkat dengan kodon awal: 5 ‘- AGGAGG – 3′. Situs order dimana subunit kecil disebut urutan Shine-Dalgarno. Subunit kecil dapat menempel pada mRNA bila IF-3. IF-3/mRNA-fMet IF-2/tRNA-fMet pembentukan kompleks dan asam amino yang disebut N-formylmethionine dan memerlukan banyak GTP sebagai sumber energi. tRNA-fMet, melekat pada kodon pembuka P subunit kecil.Selanjutnya, subunit besar menempel pada subunit kecil. Dalam proses ini IF-1 dan IF-2 dilepas dan GTP dihidrolisis terhadap GDP, dan siap untuk perpanjangan.
2. Pemanjangan
Perbedaan dalam proses transkripsi, terjemahan dari asam amino diperpanjang. Langkah-langkah yang diambil dalam proses perpanjangan, yang pertama adalah pengikatan tRNA ke sisi A pada ribosom. Transportasi akan membentuk ikatan peptida.
Perbedaan dalam proses transkripsi, terjemahan dari asam amino diperpanjang. Langkah-langkah yang diambil dalam proses perpanjangan, yang pertama adalah pengikatan tRNA ke sisi A pada ribosom. Transportasi akan membentuk ikatan peptida.
3. Penghentian
Terjemahan akan berakhir pada satu waktu dari tiga kodon terminasi (UAA, UGA, UAG) yang berada dalam posisi A pada mRNA mencapai ribosom. Pada E. coli ketiga sinyal penghentian proses translasi diakui oleh protein yang disebut faktor rilis (RF).Anil RF pada kodon terminasi mengaktifkan enzim transferase peptidil yang menghidrolisis ikatan antara polipeptida dng tRNA pada P dan menyebabkan tRNA kosong translokasi ke sisi memiliki E (exit).
Terjemahan akan berakhir pada satu waktu dari tiga kodon terminasi (UAA, UGA, UAG) yang berada dalam posisi A pada mRNA mencapai ribosom. Pada E. coli ketiga sinyal penghentian proses translasi diakui oleh protein yang disebut faktor rilis (RF).Anil RF pada kodon terminasi mengaktifkan enzim transferase peptidil yang menghidrolisis ikatan antara polipeptida dng tRNA pada P dan menyebabkan tRNA kosong translokasi ke sisi memiliki E (exit).
Itulah mekanisme transkripsi dan proses
penerjemahan. Proses selanjutnya adalah protein tersebut akan
diekspresikan oleh tubuh kita dalam bentuk fenotipe.
DOGMA CENTRAL
GENETIKA MOLEKULER
Yang dimaksud disini adalah Dogma central semua informasi
yang terkandung dalam DNA, kemudian akan digunakan untuk menghasilkan molekul
RNA melalui transkripsi, dan beberapa informasi pada RNA tersebut akan digunakan
untuk menghasilkan protein melalui proses yang disebut translasi.
Berikut
adalah mekanisme prosesnya:
Sebenarnya dalam proses dogma central, ada beberapa
referensi yang mencakup replikasi DNA, dan ada yang tidak. Karena ada yang
mengartikan dogma central adalah proses ekspresi gen dari DNA –> RNA –>
protein. Ada pula yang menyebutkan sebelum ekspresi gen berlangsung, DNA harus
dilipat gandakan dulu
■ Replikasi
Proses replikasi DNA adalah proses pengandaan DNA dimana
proses ini diperlukan dalam pembelahan sel. Sebelum proses ekspresi gen,
biasanya DNA dilipatgandakan menjadi lebih banyak. Proses replikasi DNA
pada dasarnya adalah 1 double stranded DNA dicopy menjadi 2 buah, dari 2 buah
akan dicopy menjadi 4 buah. Jadi berawal dari denaturasi DNA yang akan
membuka pilinan dari double stranded menjadi single stranded. Kemudian dengan
bantuan sebuah enzim yang disebut DNA polimerase, DNA akan terikat DNA
polimerase kemudian copy DNA terjadi. Melalui prinsip replikasi DNA ini lah PCR
(Polymerase Chain Reaction) dilakukan.
■
Transkripsi
Ini merupakan tahap awal dalam proses sintesis protein yang
pada akhirnya proses ini akan mengekspresi sifat-sifat genetik yang muncul
sebagai fenotip. Dan untuk mempelajari biologi molekuler tahap dasar yang
perlu kita ketahui adalah bagaimana mekanisme sintesis protein dapat dinyatakan
sebagai sehingge fenotipe.
Transkripsi
adalah sintesis molekul RNA dalam template DNA.Proses ini terjadi dalam inti
sel (nukleus) tepatnya pada kromosom. Komponen yang terlibat dalam proses
transkripsi yaitu: DNA template yang terdiri dari basa nukleotida Adenin (A),
Guanin (G), Timin (T), Sitosin (S); enzim polimerase RNA, faktor transkripsi,
prekursor (bahan yang ditambahkan sebagai diinduksi).
Hasil dari proses sintesis tiga jenis RNA,
yaitu mRNA messeger RNA), tRNA (transfer RNA), rRNA (RNA ribosomal).Sebelum itu
saya akan menjelaskan terlebih dahulu bagian utama dari gen. Gen terdiri
atas: promoter, bagian struktural (terdiri dari gen yang mengkode sifat yang
akan diekspresikan), dan terminator
Sedangkan struktur RNA polimerase terdiri atas: beta,
beta-prime, alpha, sigma. Pada struktur beta dan beta-prime bertindak
sebagai katalisator dalam transkripsi. struktur Sigma untuk polimerase RNA
holoenzim berlangsung hanya menempel promotor.Bagian yang disebut enzim inti
terdiri dari alfa, beta, dan beta-prime.
Tahapan
dalam proses transkripsi pada dasarnya terdiri dari 3 tahap:
1.Inisiasi
(pengawalan)
Transkripsi tidak dimulai di mana saja pada DNA, tapi di
hulu (upstream) dari gen promotor. Salah satu bagian terpenting dari
promoter adalah kotak Pribnow (TATA box). Inisiasi dimulai ketika
holoenzim RNA polimerase menempel pada promotor. Tahapan dimulai dari
pembentukan kompleks promoter tertutup, pembentukan kompleks promoter terbuka,
penggabungan beberapa nukleotida awal, dan perubahan konformasi RNA polimerase
karena struktur sigma holoenzim kompleks dihapus.
2. Elongasi
(pemanjangan)
Proses selanjutnya adalah perpanjangan. Berikut ini
adalah pemanjangan nukleotida perpanjangan. Setelah promotor RNA
polimerase melekat pada enzim tersebut akan terus bergerak sepanjang molekul
DNA, mengurai dan meluruskan heliks tersebut. Dalam pemanjangan,
nukleotida ditambahkan secara kovalen pada ujung 3 ‘molekul RNA yang baru
dibentuk. Misalnya, DNA template nukleotida A, maka nukleotida RNA yang
ditambahkan adalah U, dan seterusnya. Pemanjangan maksimum tingkat molekul
transkrip RNA berrkisar antara 30-60 nukleotida per detik. Pemanjangan
kecepatan tidak konstan.
3.Penghentian
(terminasi)
Penghentian juga tidak terjadi di sembarang
tempat. Transkripsi berakhir ketika sebuah nukleotida spesifik melihat
kodon STOP.Selain itu, terlepas dari template DNA RNA ribosom.
REPLIKASI
DNA
Proses
replikasi DNA :
Pertama adanya replication origin, kemudian pembukaan local
DNA helix dan adanya RNA primer synthesis. Replikasi:> ORC menempel pada ACS
(ORI) :> sehingga pilinan membuka dengan bantuan helikase. Perlu DNA primase
untuk membuat RNA primer sintesis, karena DNA polymerase tidak bisa mensintesis
tanpa ada primer.
Kemudian terjadi proses replikasi. Karena arah DNA anti parallel maka perlu Leading-strand dan lagging strand. Dari ORI didapatkan 2 replication fork.
Kemudian terjadi proses replikasi. Karena arah DNA anti parallel maka perlu Leading-strand dan lagging strand. Dari ORI didapatkan 2 replication fork.
Ada
ORI dan helikase yang membuka pilinan terus sampai terbentuk replication
bubble.
Untuk replikasi perlu:
Untuk replikasi perlu:
1.
ORI
2.
Helikase
3.
Replication bubble
Selanjutnya perlu primase untuk membuka primary. Merah RNA,
Biru DNA. Bubble semakin besar, replikasi berlanjut dan 1 ORI akan membentuk 2
replication fork
Replication fork pada plasmid. Terdapat 2 parental strand (run occusite direction) yang bersifat antiparalel: 5’-3’ dan 3’-5’. DNA polymerase hanya mensintesis/mempolimerasi dari arah 5’-3’. Satu strain bisa secara kontinyu disintesis yaitu yang 5’-3 (leading strain). Sementara yang 3’-5’ tidak bisa dibentuk, tetapi tetap harus dibentuk dengan 5’-3’, sehingga perlu satu strain yang terbentuk dari small discontinue peaces yang disebut sebagai lagging strain. Small peaces disebut okazaki fragmen.
Replication fork pada plasmid. Terdapat 2 parental strand (run occusite direction) yang bersifat antiparalel: 5’-3’ dan 3’-5’. DNA polymerase hanya mensintesis/mempolimerasi dari arah 5’-3’. Satu strain bisa secara kontinyu disintesis yaitu yang 5’-3 (leading strain). Sementara yang 3’-5’ tidak bisa dibentuk, tetapi tetap harus dibentuk dengan 5’-3’, sehingga perlu satu strain yang terbentuk dari small discontinue peaces yang disebut sebagai lagging strain. Small peaces disebut okazaki fragmen.
Pada leading strand karena arahnya sudah dari 5’-3’ maka
tinggal menambah saja. Sedangkan pasangannya (lagging strain) karena arahnya
3’-5’ maka hanya diam, tetapi pada titik tertentu akan ditambahkan primase lagi
dan akan mensintesis lagi dari arah 5’-3’ (okazaki fragmen: fragmen2 potongan
kecil yang terjadi pada saat replikasi pada lagging strain)-> Pada lagging
strand arahnya dari 3’-5’
Okazaki fragment: fragment potongan kecil pada saat
replikasi yang terjadi pada lagging strand template. Yang terjadi pd Okazaki
fragment (OF): kita punya RNA primer sehingga di OF ada RNA-DNA hybrid. Tetapi
RNA harus dibuang oleh RNase H. Setelah itu untuk menggantikan RNA dibutuhkan
polymerase delta (delta) yang bisa bersifat exonuclease tetapi juga bisa
bersifat endonuclease, yaitu mereplace atau menempatkan dNTP. Pada saat RNA
dibuang maka akan digantikan dengan DNA polymerase delta yang baru sampai
hilang sama sekali. Tetapi masih belum lengkap karena masih ada celah sehingga
perlu DNA ligase untuk menempelkan. Akhirnya diperoleh 2 strain yang sama
persis.
Protein yang dibutuhkan dalam replication fork yaitu:
Protein yang dibutuhkan dalam replication fork yaitu:
- Helicase: fungsinya untuk membuka (unwinding) parental DNA
- Single-stranded DNA-binding protein: untuk menstabilisasi unwinding, untuk mencegah DNA yang single-stranded agar tetap stabil (tidak double straded lagi).
- Topoisomerase: untuk memotong (breakage) pada tempat-tempat tertentu.
DNA Polimerase yang memiliki DNA single-strand binding
protein monomer yang bertugas untuk mencegah supaya DNA tidak hanya menempel
dengan lawannya tetapi juga bisa membentuk hairpins.
Karena sudah terbuka sehingga ada basa-basa tertentu yang
saling berpasangan sehingga terbentuk hairpins. Supaya tidak terbentuk hairpins
maka didatangkan single strand binding protein supaya tetap lurus dan tidak
berbelok-belok.
Topoisomerase, cirinya memotong DNA pada tempat tertentu
sehingga mudah untuk memutar karena sudah dipotong. Tugasnya adalah memasangkan
kembali DNA yang terpotong.
Protein
aksesori:
Brace
protein, : Replication factor C (RFC), supaya DNA polimerasenya menempelnya stabil
(tidak mudah terlepas dari DNA template).
Sliding-clamps
protein, supaya kedudukannya stabil dan tidak goyang2.
Proses
pada leading dan lagging strand berlangsung secara bersamaan, tetapi proses
pada lagging bertahap. Ada DNA polimerase dan sliding clamps. Sintesis terjadi
pada leading strand terlebih dahulu. Pada tahap tertentu DNA primase akan
ditambahkan sehingga clamps-nya datang lagi. Setelah proses replikasi selesai
maka RNA akan segera dibuang digantikan dengan DNA yang baru.
Perangkat
untuk replikasi: DNA polimerasi, brace, clamp, DNA helicase, single-strand
binding protein, primase, topoisomerase
. Setelah direplikasi ujung DNA harus
ada telomere (ujung DNA). Bila tidak ada telomere maka kromosom akan saling
menempel sehingga kromosom tidak 46 tetapi dalam bentuk gandeng2 (tidak
diketahui).
Chromosome
end:
Pada
lagging strand, di akhir replikasi ujungnya akan dihilangkan, RNA juga akan
dihilangkan, sehingga hasil replikasi menjadi lebih pendek. Hal ini terjadi
karena menggunakan primer RNA untuk proses replikasi, dan RNA primer setelah
replikasi harus dibuang dan tidak bisa digantikan. Untuk mengatasinya maka
diadakan telomerase yang dibuat berkali-kali. (slide 76: TTGGGGTTGGGTTGGGG).
Telomer dibuat oleh enzim telomerase. Telomer: ujung yang merupakan non coding
DNA sehingga kalau memendek tidak akan menjadi masalah karena tidak mengkode
apapun. Telomer diadakan untuk mengantisipasi pada saat replikasi karena DNA
akan memendek. EXTENDS 3’ PRIMARY GENE --> TELOMERE, dan enzim yang
membuatnya : telomerase. Semua sel selain stem sel tidak punya telomere. Pada
saat sel replikasi maka akan selalu memendek. Sampai pada suatu titik tertentu
yang merupakan signal bagi sel untuk berhenti membelah. Karena kemampuan sel
untuk membelah dibatasi oleh panjangnya telomerase. Pada saat telomere memendek
sampai batas tertentu maka akan memberikan sinyal bagi sel untuk berhenti
membelah. Sedangkan pada stem sel yang memiliki telomerase, maka kemampuan
membelahnya tidak terbatas karena pada saat telomere habis maka telomerase akan
membentuk telomere baru. Hal ini yang dimanfaatkan oleh sel kanker karena sel
kanker memiliki telomerase sehingga sel kanker dapat terus membelah. Manusia
memiliki kemampuan replikasi sel yang terbatas karena keterbatasan telomere,
shg bila telomere habis sel akan berhenti membelah.
KODE
GENETIK ( KODON )
Gen tertentu membawa informasi yang
dibutuhkan untuk membuat protein dan informasi itulah yang disebut sebagai
kode genetik. Dengan kata lain, kode genetik adalah cara pengkodean urutan
nukleotida pada DNA atau RNA utnuk menentukan urutan asam amino pada saat
sintesis protein. Informasi pada kode genetik ditentukan oleh basa nitrogen
pada rantai DNA yang akan menentukan susunan asam amino.
Dalam
tahun 1968 nirenberg, khorana dan Holley menerima hadiah nobel untuk penelitian
mereka yang sukses menciptakan kode-kode genetik yang hingga sekarang kita
kenal. Seperti kita ketahui asam amino dikenal ada 20 macam. Yang menjadi
masalah bagaimana 4 basa nitrogen ini dapat mengkode 20 macam asam amino yang
diperlukan untuk mengontrol semua aktifitas sel?
Para peneliti melakukan penelitian
pada bakteri E. Coli mula mula digunakan basa nitrogen singlet maka diper oleh
4 asam amino saja yang dapat diterjemahkan padahal ke 20 asam amino ini harus
diterjemahkan semua agar protein yang dihasilkan dapat digunakan, kemudian para
ilmuwan mencobalagi dengan kodon duplet dan baru dapat untuk menterjemahlkan 16
asam amino ini pun belum cukup juga. Kemudian dicoba dengan triplet dan dapat
menterjemahkan 64 asam amino hal ini tidak mengapa sekalipun melebihi 20 asam
amino toh dari 64 asam amino yang diterjemahkan ada yang memilii simbul/fungsi
yang sama diantaranya (kodon asam assparat(GAU dan GAS) sama dengan asam
asam tirosin(UAU,UAS) sama juga dengan triptopan(UGG) bahkan ini sangat menguntungkan pada proses pembentukkan protein karena dapat menggantikan asam amino yang kemungkinan rusan selain itu dari 20 asam amino diantaranya ada yang berfungsi sebagai agen pemotong gen atau tidak dapat bersambung lagi dengan doubel helix asam amino yang berfungsi sebagai agen pemotong gen diantaranya (UAA,UAG,UGA)
beberapa sifat dari kode triplet diantaranya :
asam tirosin(UAU,UAS) sama juga dengan triptopan(UGG) bahkan ini sangat menguntungkan pada proses pembentukkan protein karena dapat menggantikan asam amino yang kemungkinan rusan selain itu dari 20 asam amino diantaranya ada yang berfungsi sebagai agen pemotong gen atau tidak dapat bersambung lagi dengan doubel helix asam amino yang berfungsi sebagai agen pemotong gen diantaranya (UAA,UAG,UGA)
beberapa sifat dari kode triplet diantaranya :
1. kode genetik ini mempunyai banyak
sinonim sehingga hampir setiap asam amino dinyatakan oleh lebih dari sebuah
kodon. Contoh semua kodon yang diawali dengan SS memperinci prolin,(SSU,SSS,SSA
dan SSG) semua kodon yang diawali dengan AS memperinci
treosin(ASU,ASS,ASA,ASG).
2. tidak tumpang tindih,artinya tiada satu basa
tungggalpun yang dapat mengambil bagian dalam pembentukan lebih dari satu
kodon,sehingga 64 itu berbeda-beda nukleotidanya.
3. kode genetik dapat mempunyai dua
arti yaitu kodon yang sama dapat memperinci lebih dari satu asam amino.
4. kode genetik itu ternyata universal
Tiap
triplet yang mewakili informasi bagi suatu asam amino tertentu dinyatakan
sebagai kodon.Kode genetika bersifat degeneratif dikarenakan 18 dan 20 macam
asam amino ditentukan oleh lebih dari satu kodon, yang disebut kodon
sinonimus.Hanya metionin dan triptofan yang memiliki kodon tunggal.Kodon
sinonimus tidak ditempatkan secara acak, tetapi dikelompokkan.Kodon sinnonimus
memiliki perbedaan pada urutan basa ketiga.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Pearson H (2006). "Genetics:
what is a gene?". Nature441 (7092): 398–401. doi:10.1038/441398a. PMID16724031.
2. Elizabeth Pennisi (2007).
"DNA Study Forces Rethink of What It Means to Be a Gene". Science316 (5831):
1556–1557. doi:10.1126/science.316.5831.1556. PMID17569836.
3. Anthony JF Griffiths, Jeffrey H
Miller, David T Suzuki, Richard C Lewontin, and William M Gelbart (2000). An Introduction to Genetic Analysis (edisi ke-7).
4. W. H. Freeman. hlm. Genes as
determinants of the inherent properties of species. ISBN0- 7167-3520-2. Diakses pada 16 Agustus 2010.
5. Anthony JF Griffiths, Jeffrey H
Miller, David T Suzuki, Richard C Lewontin, and William M Gelbart (2000). An Introduction to Genetic Analysis (edisi ke-7). W. H. Freeman. hlm. Figure 1-9. Generalized structure
of a eukaryotic gene.. ISBN0-7167-3520-2. Diakses pada 16 Agustus 2010.
6. Anthony JF Griffiths, Jeffrey H
Miller, David T Suzuki, Richard C Lewontin, and William M Gelbart (2000). An Introduction to Genetic Analysis (edisi ke-7). W. H. Freeman. hlm. Figure 11-25. The promoter region
in higher eukaryotes.. ISBN0-7167-3520-2. Diakses pada 19 Agustus 2010.
3.Ekspresi Gen
Mekanisme (cara) gen mewujudkan
fenotip baik pada tingkat sel maupun organisme.
- Setiap gen berekspresi secara spesifik → berbeda antara
gen yang satu dengan gen yang lain.
- Semua gen dari organisme yang sama terdapat pada
tempat/lokus yang sama dan akan berekspresi pada sel yang sama.
- Pada tingkat sel/molekul, ekspresi gen adalah alur
informasi dari DNA – RNA – Protein.
Dogma genetik
- Konsep dasar menurunnya sifat secara molekuler adalah
merupakan aliran informasi dari DNA ke RNA ke urutan asam amino.
- Dogma genetik ini bersifat universal yang berlaku baik
bagi prokariot maupun eukariot.
- Replikasi DNA
Replikasi DNA terjadi secara
semikonservatif. Hal ini menyebabkan DNA baru membawa informasi yang persis
sama dengan DNA induk/cetakan.
- Replikasi DNA pada cetakan 3’ – 5’ terjadi seutas demi
seutas dengan arah 5’ – 3’. Replikasi berjalan meninggalkan replication
fork.
- Utas-utas pendek tersebut dihubungkan oleh enzim ligase
DNA.
- Terdapat utas DNA yang disintesis secara kontinu
disebut utas utama atau leading strand.
- Sedangkan utas DNA baru yang disintesis pendek-pendek
seutas-demi seutas disebut utas lambat atau lagging strand.
Replikasi DNA melibatkan:
- Polimerase DNA: enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotida-nukleotida.
- Ligase DNA: enzim yang berperan menyambung DNA utas
lagging.
- Primase DNA: enzim yang digunakan untuk memulai
polimerisasi DNA pada lagging strand.
- Helikase DNA: enzim yang berfungsi membuka jalinan DNA
double heliks.
- Single strand DNA-binding protein: menstabilkan DNA
induk yang terbuka.
Garpu replikasi/Growing Fork
- Leading strand: sintesis DNA terjadi secara kontinu.
- Lagging strand: sintesis DNA terjadi melalui
pembentukan utas-utas pendek.
- Origin
menginisiasi replikasi DNA pada waktu yang berbeda
- Replikasi dimulai dari tempat-tempat spesifik, yang
menyebabkan kedua utas DNA induk berpisah dan membentuk gelembung
replikasi.
- Pada eukariota, terdapat ratusan atau bahkan ribuan origin
of replication di sepanjang molekul DNA.
- Gelembung replikasi terentang secara lateral dan
replikasi terjadi ke dua arah.
- Selanjutnya gelembung replikasi akan bertemu, dan
sintesis DNA anak selesai.
- Transkripsi
Proses pengkopian/penyalinan molekul
DNA menjadi utas RNA yang komplementer.
Melibatkan RNA Polymerase.
Tahap Transkripsi
- Inisiasi:
- Enzim RNA polymerase menyalin gen.
- Pengikatan RNA polymerase terjadi pada tempat tertentu
yaitu tepat didepan gen yang akan ditranskripsi.
- Tempat pertemuan antara gen (DNA) dengan RNA polymerase
disebut promoter.
- Kemudian RNA polymerase membuka double heliks
DNA.
- Salah satu utas DNA berfungsi sebagai cetakan.
- Nukleotida promoter pada eukariot adalah
5’-GNNCAATCT-3’ dan 5’- TATAAAT-3’. Simbol N menunjukkan nukleotida (bisa
berupa A, T, G, C).
- Pada prokariot, urutan promoternya adalah 5’-TTGACA-3’
dan 5’-TATAAT-3’.
- Elongasi :
Enzim RNA polymerase bergerak
sepanjang molekul DNA, membuka double heliks dan merangkai ribonukleotida ke
ujung 3’ dari RNA yang sedang tumbuh.
- Terminasi :
Terjadi pada tempat tertentu.
Proses terminasi transkripsi ditandai dengan terdisosiasinya enzim RNA
polymerase dari DNA dan RNA dilepaskan.
- Translasi / Sintesis Protein
Proses penerjemahan kodon-kodon pada
mRNA menjadi polipeptida.
Kode genetik merupakan aturan yang
penting.
Urutan nukleotida mRNA dibawa dalam
gugus tiga–tiga. Setiap gugus tiga disebut kodon.
Dalam translasi, kodon dikenali oleh
lengan antikodon yang terdapat pada tRNA.
Tahap Translasi
- Inisiasi
Proses ini dimulai dari menempelnya
ribosom sub unit kecil ke mRNA. Penempelan terjadi pada tempat tertentu
yaitu pada 5’-AGGAGGU-3’, sedang pada eukariot terjadi pada struktur tudung.
Ribosom bergeser ke arah 3’ sampai
bertemu dengan kodon AUG. Kodon ini menjadi kodon awal. Asam amino
yang dibawa oleh tRNA awal adalah metionin.
- Elongation
Tahap selanjutnya adalah penempelan
sub unit besar pada sub unit kecil menghasilkan dua tempat yang terpisah.
Tempat pertama adalah tempat P (peptidil) yang ditempati oleh tRNA yang membawa
metionin.
Tempat kedua adalah tempat A
(aminoasil) yang terletak pada kodon ke dua dan kosong.
- Proses elongasi terjadi saat tRNA dengan antikodon dan
asam amino yang tepat masuk ke tempat A. Akibatnya, kedua tempat di
ribosom terisi, lalu terjadi ikatan peptida antara kedua asam amino.
- Ikatan tRNA dengan metionin lalu lepas, sehingga kedua
asam amino yang berangkai berada pada tempat A.
- Ribosom kemudian bergeser sehingga asam amino-asam
amino-tRNA berada pada tempat P dan tempat A menjadi kosong.
- Selanjutnya tRNA dengan antikodon yang tepat dengan
kodon ketiga akan masuk ke tempat A, dan proses berlanjut seperti
sebelumnya.
- Terminasi
Proses translasi akan berhenti bila
tempat A bertemu kodon akhir yaitu UAA, UAG, UGA.
Kodon-kodon ini tidak memiliki tRNA
yang membawa antikodon yang sesuai.
Selanjutnya masuklah release
factor (RF) ke tempat A dan melepaskan rantai polipeptida yang terbentuk
dari tRNA yang terakhir. Kemudian ribosom pecah menjadi sub unit kecil
dan besar.
DAFTAR PUSTAKA
4.EKSPRESI
GEN
Makhluk hidup terbagi menjadi 2 macam yaitu jasad hidup prokariot dan
eukariot. Perbedaan mendasar pada kedua jasad tersebut adalah terletak pada
membran inti yaitu pada prokariot belum ada pembagian yang jelas antara sitosol
dan inti karena tidak ada membran inti, sedangkan pada eukariot terdapat
membran inti sehingga dapat dibedakan secara jelas antara sitosol dan inti.
Manusia dan hewan merupakan salah satu contoh dari jasad eukaryot, sedangkan
bakteri termasuk ke dalam jasad prokariot. Di dalam suatu bakteri terdapat
suatu struktur yang bernama operon, operon ini merupakan salah satu ciri khas
dari prokariot sehingga di eukariot tidak dikenal namanya operon. Operon adalah
organisasi dari beberapa gen yang ekspresinya dikendalikan oleh satu promotor,
hal tersebut bersifat polisistronik sedangkan pada eukariot satu gen
strukturalnya dikendalikan oleh satu promoter dan hal tersebut bersifat
monosistronik karena satu transkrip yang dihasilkan hanya mengkode satu macam
produk ekspresi.Proses ekspresi gen, melibatkan 2 proses penting yaitu transkripsi dan translasi. Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan DNA menjadi RNA. Transkripsi dan translasi pada prokariot terjadi di sitosol sedangkan pada eukariot proses transkripsi dan translasi terjadi pada kompartemen yang terpisah, transkripsi di inti sel sedangkan translasi di ribosom yang terletak di sitoplasma. Proses transkripsi ini merupakan pembentukan mRNA yang dilakukan oleh enzim RNA Polimerase, enzim RNA polimerasi ini terbagi dalam dua bentuk yaitu holoenzim yang memiliki susunan lengkap α2ββ’σ, dan yang kedua adalah core-enzime yang tidak memiliki faktor sigma dengan susunan α2ββ’ . Faktor sigma (σ) ini berfungsi untuk mengarahkan agar RNA polimerase menempel pada promoter. Promoter adalah urutan DNA spesifik yang berperan dalam mengendalikan transkrisi gen struktural dan terletak di daerah upstream (hulu) dari bagian struktural sel. Di prokariot RNA polimerase akan langsung menempel pada DNA sedangkan di eukariot RNA polimerase tidak menempel secara langsung pada DNA namun dibantu oleh suatu perantaraan protein yang disebut faktor transkripsi/transcription factor (TF). TF ada 2 macam yaitu TF umum dan TF khusus, TF umum meliputi TFIIA, B, D, E, F, H dan J.Sedangkan untuk TF khusus meliputi MYC and MAC, FOS and JUN, CREB , ETS, GATA , MYB , pada kondisi tertentu pada sel perlu penempelan TF tersebut untuk menghasilkan protein tertentu yang diinginkan. Berkaitan dengan TF ada istilah ekspresi protein yang bersifat konstitutif dan inducible, konstitutif artinya ekspresi protein dilakukan secara terus menerus oleh sel , sedangkan inducible, terekspresi jika ada rangsangan tertentu. kaitannya dengan TF khusus, inducibel memerlukan TF khusus.
Setelah proses transkripsi selesai adanya proses pasca transkripsi yang meliputi :
1. Pemberian topi (capping) dan ekor (poliadenilasi), pemberian topi ini memiliki beberapa fungsi yaitu ujung ini melindungi mRNA dari degradasi enzim hidrolisis, enzim hidrolisis ini akan menggangu perjalanan mRNA dari inti ke sitoplasma dalam proses translasi sehingga mRNA dilengkapi dengan capping dan talling. Serta setelah mRNA sampai di sitoplasma , ujung 5’ berfungsi sebagai bagian dari tanda “letakan di sini” untuk ribosom.
2. Splicing (proses pemotongan intron dan penyambungan ekson), intron merupakan sekuen yang tidak mengkode asam amino, intron berfungsi sebagai stabilitas genomik ,genom itu merupakan total informasi genetik pada suatu organisme. Sedangkan ekson merupakan sekuen yang dapat mengkode asam amino. Dalam jasad prokariot terdapat ekson dan pada umumnya tidak terdapat intron tetapi ada beberapa organisme prokariot tertentu yang memiliki intron. Sedangkan pada eukariot terdapat ekson dan intron.
Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Proses translasi pada eukariot terjadi di ribosom yang ada di sitoplasma. Translasi itu intinya adalah membuat protein, protein itu merupakan suatu polipetida yang terdiri dari susunan asam amino. Protein adalah rangkaian dari asam amino, asam amino yang paling sederhana yaitu glisin, asam amino berjumlah 20. Gugus pada asam amino yang penting ada dua yaitu COOH dan NH2. Setiap asam amino memiliki gugus tersebut. Tiap asam amino berikatan karena gugus tersebut sehingga terjadilah ikatan C=O – NH ikatan ini dinamakan ikatan peptida. Setelah asam amino terbentuk maka rangkaian asam amino tersebut akan melipat yang dianamakan proses folding, asam amino tersebut melipat karena setiap asam amino mempunyai sifat polaritas yg berbeda beda ada yang polar, ada yang nonpolar, ada yang bermuatan negatif, ada yang bermuatan positif sehingga berdasarkan kepolarannya otomatis mereka akan folding, proses folding ini biasanya dibantu oleh chaperon.
Streptomisin adalah obat antibiotik yang akan menggangu proses translasi. Dalam setiap proses sintesis protein, unit ribosom yang large dan small akan bersatu untuk bisa bekerja dalam proses translasi dari mRNA menjadi protein. Proses tersebut dihambat oleh streptomisin yg ternyata obat ini berikatan dengan subuit 30S (sub unit kecil). Alhasil sintesis protein tidak terbentuk padahal protein itu sangat dibutuhkan oleh bakteri untuk kelangsungan hidupnya sehingga menyebabkan bakteri bisa mati oleh obat ini. Namun pada konsentrasi rendah Streptomisin hanya menghambat pertumbuhan bakteri dengan menginduksi ribosom prokariotik untuk salah membaca mRNA.
DAFTAR
PUSTAKA
5.EKSPRESI
GEN
RNA adalah asam nukleat. Struktur kimianya sama dengan DNA
kecuali perbedaan-perbedaan berikut: (1) Kalau DNA adalah rantai ganda asam
nukleat yang terdiri dari nukleotida-nukleotida yang digabung oleh ikatan
fosfodiester 3' -> 5', maka RNA adalah rantai tunggal, (2) Kalau gula
penyusun serat rantai DNA adalah deoxiribose (atom hidrogen mengganti gugus
hidroksil pada posisi atom karbon nomor 2) maka gula dalam rantai tunggal RNA
ditempati oleh gula ribosa, (3) Semua basa nitrogen thimin dalam DNA diganti
oleh basa nitrogen urasil dalam RNA. Dengan demikian, basa-basa nukleotida penyusun
RNA adalah A, U,G,T.
Dalam proses transkripsi, RNA disintesis menggunakan DNA sebagai cetakan. Karena RNA bukan sebagai molekul pekerja utama sistem sel, maka penyalinan DNA ke RNA belum mampu menerangkan bahwa informasi genetik dalam bentuk DNA telah diekspresikan. Jauh sebelum DNA diidentifikasi sebagai pembawa informasi genetik, telah diketahui bahwa protein dalam bentuk enzim merupakan mesin-mesin sel yang terlibat dalam berbagai reaksi biokemis. Setelah penelitian Jacob dan Monod (1961) mengidentifikasi peranan molekul antara yang labil keberadaannya maka terbangun suatu hubungan konsepsional penterjemahan informasi dari urutan basa DNA ke dalam urutan asam amino protein, atau struktur primer protein.
Molekul perantara ini ternyata adalah RNA dengan klas yang berlainan dari yang telah diketahui saat itu. Molekul perantara itu disebut RNA duta (atau messenger RNA; mRNA) karena ia mengandung perintah bagaimana protein harus dibuat. mRNA merupakan salinan dari urutan basa DNA dalam suatu gen, dan mRNA kemudian berfungsi sebagai cetakan dalam sintesis protein. Dalam proses ini, sandi genetik di dalam urutan basa nitrogen mRNA diterjemahkan ke dalam struktur protein. Setiap gen atau kelompok gen memproduksi mRNA dan kemudian diekspresikan ke dalam bentuk protein. Sebagai konsekuensi, mRNA adalah senyawa dengan klas yang sangat heterogen. Pada E. coli, misalnya, rata-rata panjang mRNA adalah 1.2 kb.
Kelas RNA yang lain adalah RNA transfer (tRNA) dan RNA ribosomal (rRNA), namun keterlibatan mereka adalah bagian dari mesin sintesis protein. RNA transfer (tRNA) membawa asam amino dalam bentuk yang diaktifkan ke dalam ribosom untuk pembentukan ikatan peptida, dalam suatu urutan yang ditentukan oleh mRNA sebagai cetakan. Terdapat paling tidak satu jenis tRNA untuk setiap keduapuluh empat asam amino yang ada. tRNA terdiri dari sekitar 75 nukleotida dan merupakan molekul RNA terkecil.
RNA ribosomal (rRNA) merupakan salah satu komponen utama ribosom. Peranannya dalam biosintesis protein masih dalam taraf pencarian. Ditemukannya RNA yang berfungsi sebagai enzim (Ribosim) memunculkan tanda tanya yang menggelitik. Pada E. coli, menurut perilaku pengendapan selama setrifugasi, terdapat tiga jenis rRNA yaitu 23S, 16S, dan 5S. Setiap molekul-molekul tersebut terdapat satu dalam setiap mesin ribosom.
Di dalam sel, rRNA ditemukan paling banyak dibandingkan RNA lain. Organisme tingkat tinggi juga memiliki beberapa RNA lain, misalnya small nuclear RNA (snRNA) yang berpartisipasi dalam penggutingan exon RNA (RNA splicing).
Dalam proses transkripsi, RNA disintesis menggunakan DNA sebagai cetakan. Karena RNA bukan sebagai molekul pekerja utama sistem sel, maka penyalinan DNA ke RNA belum mampu menerangkan bahwa informasi genetik dalam bentuk DNA telah diekspresikan. Jauh sebelum DNA diidentifikasi sebagai pembawa informasi genetik, telah diketahui bahwa protein dalam bentuk enzim merupakan mesin-mesin sel yang terlibat dalam berbagai reaksi biokemis. Setelah penelitian Jacob dan Monod (1961) mengidentifikasi peranan molekul antara yang labil keberadaannya maka terbangun suatu hubungan konsepsional penterjemahan informasi dari urutan basa DNA ke dalam urutan asam amino protein, atau struktur primer protein.
Molekul perantara ini ternyata adalah RNA dengan klas yang berlainan dari yang telah diketahui saat itu. Molekul perantara itu disebut RNA duta (atau messenger RNA; mRNA) karena ia mengandung perintah bagaimana protein harus dibuat. mRNA merupakan salinan dari urutan basa DNA dalam suatu gen, dan mRNA kemudian berfungsi sebagai cetakan dalam sintesis protein. Dalam proses ini, sandi genetik di dalam urutan basa nitrogen mRNA diterjemahkan ke dalam struktur protein. Setiap gen atau kelompok gen memproduksi mRNA dan kemudian diekspresikan ke dalam bentuk protein. Sebagai konsekuensi, mRNA adalah senyawa dengan klas yang sangat heterogen. Pada E. coli, misalnya, rata-rata panjang mRNA adalah 1.2 kb.
Kelas RNA yang lain adalah RNA transfer (tRNA) dan RNA ribosomal (rRNA), namun keterlibatan mereka adalah bagian dari mesin sintesis protein. RNA transfer (tRNA) membawa asam amino dalam bentuk yang diaktifkan ke dalam ribosom untuk pembentukan ikatan peptida, dalam suatu urutan yang ditentukan oleh mRNA sebagai cetakan. Terdapat paling tidak satu jenis tRNA untuk setiap keduapuluh empat asam amino yang ada. tRNA terdiri dari sekitar 75 nukleotida dan merupakan molekul RNA terkecil.
RNA ribosomal (rRNA) merupakan salah satu komponen utama ribosom. Peranannya dalam biosintesis protein masih dalam taraf pencarian. Ditemukannya RNA yang berfungsi sebagai enzim (Ribosim) memunculkan tanda tanya yang menggelitik. Pada E. coli, menurut perilaku pengendapan selama setrifugasi, terdapat tiga jenis rRNA yaitu 23S, 16S, dan 5S. Setiap molekul-molekul tersebut terdapat satu dalam setiap mesin ribosom.
Di dalam sel, rRNA ditemukan paling banyak dibandingkan RNA lain. Organisme tingkat tinggi juga memiliki beberapa RNA lain, misalnya small nuclear RNA (snRNA) yang berpartisipasi dalam penggutingan exon RNA (RNA splicing).
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar