TUGAS MATA KULIAH SOSIO ANTROPOLOGI KESEHATAN
LEMBAGA
KEMASYARAKATAN
Anggota :
Tesya Tania 25010113120081 Arum Luhfiyani 25010113120101
Euis Novi S 25010113120082 Maria Sylvia A 25010113120102
Nastiti Almira U 25010113120083 Oktalia Liviyana 25010113120103
Hani Novita S.P 25010113120084 Umi Alfiani 25010113120104
Beki Rizky A 25010113120085 Dyah Ayu R 25010113120105
Fathin Humairoh 25010113120086 Norma Dewi S 25010113120106
Arrum A 25010113120087 Desy Ratnasari 25010113120107
Dwi Kurnia Y .R 25010113120088 Novi
Sulistia Wati 25010113120108
Nanik Dewi S 25010113120089 Yuniar Triasputri 25010113120109
Novalia Clara R 25010113120090 Asfi
Manzilah 25010113120110
Ayu Larawaty L.G 25010113120091 Marda Louisa 25010113120111
Ella Febriana 25010113120092 Elisa
Maharani 25010113120112
Shafira Amalia 25010113120093 Resta
Lestari 25010113120113
Ike Rahmadani 25010113120094 Agustin
Dwi A 25010113120114
Rida Pertiwi 25010113120095 Herpina S 25010113120115
Elvia Raissa V 25010113120096 Wiwin
Rahma D 25010113120116
Diyah Putri P.S 25010113120097 Rizki
Pamulat S 25010113120117
Hillari Dita R 25010113120098 Cherinita Hamda 25010113120118
Anggriani Septiana 25010113120099 Devita Melinda N 25010113120120
Grandis
F.Y 25010113120100
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup
bermasyarakat. Untuk membentuk suatu masyarakat yang terarah, tidak menyimpang
dan sesuai dengan tatanan hidup yang sesuai dengan adat dan aturan yang
berlaku, maka dalam beraktivitas manusia membutuhkan suatu aturan yang berisi
nilai dan norma. Aturan, nilai dan norma-norma yang berada dalam masyarakat dan
mengatur segala aktivitasnya disebut dengan lembaga kemasyarakatan (sosial). Soerjono
Soekanto (1998) mengartikan institution sebagai lembaga dan institute
sebagai asosiasi, untuk selanjutnya buku ini lebih mengacu terhadap
apa yang dikemukakan oleh Soekanto di atas.(Koentjaraningrat, 1996)
Terbentuknya
lembaga ini diawali oleh proses institunialization yakni suatu proses yang dilewati oleh suatu norma
kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian
dari salah satu lembaga kemasyarakatan. Lembaga
kemasyarakatan sangat penting peranannya dalam upaya pengendalian
masyarakat (social control )(Johnson, 1996). Tujuan lembaga pemasyarakatan
ialah :
1. Memberikan pedoman
pada anggota masyarakat tentang bagaimana seharusnya
mereka
bertingkah-laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam
masyarakatnya, terutama yang menyangkut berbagai kebutuhan.
2. Menjaga
keutuhan masyarakat
3. Memberikan pegangan
kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian
sosial (social control);
artinya sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah-laku
anggota-anggotanya.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pandangan para ahli tentang pengertian suatu
lembaga kemasyarakat ?
2.
Apa saja fungsi dari lembaga kemasyarakatan?
3.
Bagaimana proses terbentuknya lembaga kemasyarakatan?
4.
Apa Ciri-ciri
Umum Lembaga Kemasyarakatan?
5.
Apa saja Tipe
Lembaga Kemasyarakatan?
6.
Apa Bentuk-bentuk
umum Lembaga Kemasyarakatan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pandangan
para ahli tentang pengertian suatu lembaga kemasyarakatan.
2. Untuk mengetahui fungsi dari
lembaga kemasyarakatan
3. Untuk mengetahui proses terbentuknya lembaga
kemasyarakatan
4. Mengetahui
Ciri-ciri Umum Lembaga Kemasyarakatan.
5. Mengetahui
Tipe Lembaga Kemasyarakatan.
6. Mengetahui
Bentuk-bentuk umum Lembaga Kemasyarakatan.
1.4 Manfaat
1.
Agar pembaca mengetahui pandangan para
ahli tentang pengertian suatu lembaga kemasyarakatan.
2.
Agar pembaca mengetahui fungsi dari
lembaga kemasyarakatan
3.
Agar pembaca mengetahui
proses terbentuknya lembaga kemasyarakatan
4.
Agar pembaca Mengetahui
Ciri-ciri Umum Lembaga Kemasyarakatan
5.
Agar pembaca Mengetahui
Tipe Lembaga Kemasyarakatan
6.
Agar pembaca Mengetahui
Bentuk-bentuk umum Lembaga Kemasyarakatan.
BAB II
ISI
A.
Pengertian Lembaga Kemasyarakatan
Pengertian
istilah lembaga kemasyarakatan dalam bahasa Inggris adalah social
institution, namun socil institution juga diterjemahkan sebagai
pranata social.
·
Pengertian lembaga kemasyarakatan menurut
Leopold Von Wiese dan Becker : Lembaga kemasyarakatan adalah jaringan proses hubungan
antarmanusia dan antarkelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu serta
pola-polanya sesuai dengan minat dan kepentingan individu dan kelompoknya.
- Pengertian lembaga
kemasyarakatan menurut Peter L. Berger : Lembaga kemasyarakatan
adalah suatu prosedur yang menyebabkan perbuatan manusia ditekan oleh pola
tertentu dan dipaksa bergerak melalui jalan yang dianggap sesuai dengan
keinginan masyarakat.
- Pengertian lembaga
kemasyarakatan menurut Mayor polak: Lembaga kemasyarakatan adalah suatu kompleks atau
sistem peraturan-peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan
nilai-nilai yang penting.
- Pengertian lembaga
kemasyarakatan menurut W. Hamilton: Lembaga kemasyarakatan adalah
tata cara kehidupan kelompok, yang apabila dilanggar akan dijatuhi
pelbagai derajat sanksi.
- Pengertian lembaga
kemasyarakatan menurut Robert Maclver dan C. H. Page, lembaga kemasyarakatan adalah
prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan
antarmanusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat..
- Pengertian lembaga
kemasyarakatan menurut Koentjaraningrat: Lembaga kemasyarakatan
adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada
aktivitas untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan
manusia.
- Pengertian lembaga
kemasyarakatan menurut Soerjono Soekanto: Lembaga kemasyarakatan
adalah himpunan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.(Tangkilisan,2008)
B. Ciri-Ciri Lembaga Kemasyarakatan
(Lembaga Kemasyarakatan)
Menurut
Gillin dalam karyanya yang berjudul General Feature of Social
Instritution ciri-ciri Lembaga Kemasyarakatan adalah sebagai berikut
:
1.
Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu organisasi
pola-pola pemikiran dan pola-pola prilaku yang terwujud melalui
aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil.
2. Suatu tingkat kekekalan tertentu
merupakan ciri dari semua lembaga kemasyarakatan.
3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai
satu atau beberapa tujuan tertentu.
4. Lembaga kemasyarakatan mempunya
alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga
bersangkutan seperti bangunan, peralatan, mesin dan lain sebagainya
5. Lambang-lambang biasanya juga
merupakan ciri khas lembaga kemasyarakatan.
6.
Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis mau
pun tidak tertulis, yang
merumuskan tujuan,
tata tertib yang berlaku dan lain-lain.(Soekanto,2007)
7. Merupakan
suatu organisasi tentang pola-pola pemikiran dan
pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas
kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
8. Mempunyai tingkat kekekalan tertentu.
9.
Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
10. Mempunyai
alat-alat perlengkapan untuk mencapai tujuan lembaga.
11. Mempunyai
lambang yang menggambarkan tujuan dan fungsi lembagatersebut.
12. Mempunyai
tradisi yang tertulis maupun tidak tertulis, yangmerumuskan
tujuan.
C.
Tipe-tipe
Lembaga Kemasyarakatan
1.
Dari sudut perkembangannya dibedakan menjadi Crescive institution danEnacted
institution. Crescive institution disebut sebagai lembagaprimer yaitu
lembaga yang tak sengaja tumbuh dari adat istiadatmasyarakat. Enacted
institutionyaitu lembaga kemasyarakatan yangsengaja dibentuk untuk
tujuan tertentu.
2.
Dari sudut sistem
nilai-nilai yang diterima masyarakat, dibagi menjadiBasic
institutionDanSubsidiary institution. Basic
institution adalah lembaga kemasyarakatan untuk memelihara tata tertib
dalam masyarakat. SedangkanSubsidiary institutionadalah
lembaga kemasyarakatan yang kurang penting.
3.
Dari sudut
penerimaan masyarakatdibagi menjadi Social
Sanctioned-institution (Approved)danUnsanctioned-institution. Social
Sanctioned-institutionadalah lembaga yang diterima
masyarakat. SedangkanUnsanctioned-institutionadalah
lembaga yang ditolak masyarakat.
4.
Dari sudut penyebarannya dibagi menjadigeneral institutiondanrestriched institutiongeneral
institutionadalah lembaga kemasyarakatan yang dikenal masyarakat
didunia. Sedangkanrestriched institutionadalah lembaga kemasyarakatan yang dianut
olehmasyarakat tertentu.
5.
Dari sudut fungsinya dibagi menjadi Operative
institutiondanRegulative institution. Operative
institution adalah lembaga kemasyarakatan yang berfungsi menghimpun
pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga.
SedangkanRegulative institutionadalah lembaga kemasyarakatan yang
berfungsi untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak
menjadibagian yang mutlak dari lembaga.
D. Fungsi Lembaga Kemasyarakatan
Pada
dasarnya lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa fungsi
antara lain:
1. Memberikan pedoman bagi anggota
masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap didalam
menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat terutama yang menyangkut
kebutuhan-kebutuhan.
2. Menjaga keutuhan masyarakat.
3. Memberikan pegangan kepada
masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial(social control).
Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
Fungsi-fungsi
diatas menyatakan bahwa apabila seseorang hendak mempelajari kebudayaan dan
masyarakat tertentu maka harus pula diperhatikan secara teliti lembaga-lembaga
kemasyarakatan di masyarakat yang bersangkutan. (soerjono soekanto,1990)
Lembaga
kemasyarakatan berfungsi sebagai pedoman perilaku atau sikap tindak manusia dan
merupakan salah satu sarana untuk memelihara dan mengembangkan integrasi di
dalam masyarakat. Namun demikian, tidak semua norma di dalam masyarakat
dengan sendirinya menjadi bagian dari suatu lembaga sosial tertentu. Hal
ini tergantung pada proses pelembagaan dari norma-norma tersebut sehingga
menjadi bagian dari suatu lembaga sosial tertentu.
(
Soekanto dan Taneko, 1984)
Fungsi-fungsi
Lembaga Sosial
Dengan melihat dua tujuan lembaga
sosial, yaitu mengatur ketertiban dan pemenuhan kebutuhan masyarakat maka untuk
mewujudkan fungsi dari lembaga-lembaga sosial harus dapat dilaksanakan.
Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Memberikan pedoman kepada anggota
masyarakat tentang bagaimana bertingkah laku atau bersikap dalam usaha memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Contoh:
a.
Lembaga ekonomi memberikan aturan-aturan produksi,
distribusi dan hubungan kerja.
b.
Lembaga agama memberikan aturan tentang halal dan haram,
baik dan buruk dan tata cara peribadatan yang harus dilakukan oleh anggotanya.
c.
Lembaga pendidikan memberikan akses bagi masyarakat untuk
memperoleh pendidikan, sesuai dengan apa yang menjadi tujuan mereka
d.
Lembaga keluarga memberikan pendidikan dasar tentang norma
dan aturan dasar sosialisasi sehingga, individu mempunyai pengetahuan dasar
bagaimana hidup dalam kelompok yang lebih besar sesuai dengan tujuan
masing-masing.
2.
Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau
disintegrasi masyarakat. Perpecahan atau disintegrasi ini sangat mungkin
terjadi di tengah masyarakat, mengingat sumber pemenuhan kebutuhan hidup
cenderung tida seimbang dengan perkembangan masyarakat baik secara jumlah
maupun kualitasnya.
3. Berfungsi untuk memberikan pegangan
dalam mengadakan sistem pengendalian sosial. Contohnya : dengan diberlakukannya
peraturan sekaligus sanksi bagi pelanggar norma.
Jadi pada intinya, lembaga sosial
berfungsi untuk mengatur kehidupan anggota-anggotanya agar mereka dapat hidup
dengan tenang, damai, dan sejahtera dengan tercapainya tujuan-tujuan mereka.
E.
Proses
Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan
Proses pelembagaan adalah proses
yang terjadi pada suatu norma untuk menjadi bagian dari suatu lembaga social,
sehingga dikenal, diakui, dimengerti, dihargai dan ditaati oleh masyarakat
1.
Norma-norma social
Berdasarkan kekuatan mengikat
anggotanya, norma-norma social dibedakan menjadi:
a.
Cara (usage)
Suatu norma yang memiliki kekuatan
mengikat paling lemah. Kemudian lebih menonjolkan hubungan antar individu dalam
masyarakat, serta sanksi pelanggaran norma berupa celaan dari individu yang
berinteraksi dengannya.
b.
Kebiasaan (folkways)
Suatu norma memiliki kekuatan
mengikat yang lebih besar daripadausage. Kemudian lebih menonjolkan
perbuatan yang dilakukan oleh sebagian besar individu dalam masyarakat, serta sanksi
terhadap pelanggaran norma ini berupa celaan dari setiap anggota masyarakat
c.
Tata kelakuan (mores)
Kebiasaan yang merupakan tata
perilaku dan juga sekaligus diterima sebagai norma pengatur yang mencerminkan
sifat-sifat yang hidup dari kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat
pengawas, secara sadar ataupun tidak sadar, yang dilakukan terhadap anggotanya
d.
Adat istiadat (custom)
Tata kelakuan yang kekal dan
mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar terhadap anggota masyarakatnya.
Sehingga masyarakat yang melanggarnya akan menerima sankni yang keras.
2.
Jenis-jenis Lembaga Sosial
Lembaga
sosial dibedakan menjadi lembaga kemasyarakatan sebagai peraturan dan lembaga
kemasyarakatan yang sungguh-sungguh berlaku. Lembaga kemasyarakatan dianggap
sebagai peraturan apabila norma tersebut membatasi serta mengatur perilaku
masyarakat. Sedangkan, lembaga kemasyarakatan dianggap sebagai yang
sungguh-sungguh berlaku, apabila norma-norma tersebut sepenihnya membantu
pelaksanaan pola kemasyarakatan
3.
Sistem Pengendalian Sosial (social
control)
Roucek (1951:3) mendefinisikan
sistem pengendalian sosial adalah pengawasan yang dilakukan masyarakat terhadap
jalannya pemerintahan,khususnya pemerintahan beserta aparaturnya. Pengendalian
sosialbertujuan menjaga keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan
dalam masyarakat. Roucek juga membedakan pengendaliansosial berdasarkan
sifatnya menjadi prevensif, represif atau kombinasi keduanya. Pengendalian sosial bersifat prevensif
dilakukan melalui proses sosialisasi, pendidikan formal dan informal.
Pengendalian represif berwujud penjatuhan sanksi kepada anggota yang
melanggar atau melakukan penyimpangan norma yang berlaku. Pada dasarnya proses
pengendalian sosial dapat dilakukan dengancara tanpa kekerasan (persuasive) ataupun
dengan paksaan (coercive).
F.
LembagaKemasyarakatanDesa
Contoh lembaga kemasyarakatan
yang ada di desa :
1. Karang
Taruna
Karang
Taruna merupakan wadah bagi generasi muda untuk mengekspresikan jiwa mudanya. Disamping di tingkat desa di masing-masing
pedukuhan juga terdapat karang taruna tingkat dusun dengan kegiatan tergantung
dari program kerja karang taruna tingkat dusun.
2. LPMD
( Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa )
Lembaga
ini berkedudukan ditingkat desa yang berperan dalam rangka ikut memperlancar
program-program pembangunan ditingkat desa.
3. GaPokTan
( Gabungan Kelompok Tani )
Merupakan
wadah bagi kelompok tani ditingkat desa, kegiatan yang menjadi rutinitas adalah
pertemuan kelompok tani tingkat desa yang dilaksanakan secara bergilir setiap
bulan di masing-masing kelompok tani. Kegiatan yang dilakukan :
-
Pendampingan Program Aksi MANDIRI PANGAN
-
Pengelolaan PUAP ( Program Usaha Agribisnis Perdesaan )
4. POSYANDU ( Pos Pelayanan Terpadu )
Kegiatanposyandu meliputi penimbangan rutin bagi balita dan lansia,
pemberian makanantambahan bagi balita dan lansia, penyuluhan kesehatan bagi
balita dan lansia.
5. FORKESDES ( Forum Kesehatan Desa )/
DESA SIAGA
Forum ini
berkedudukan di tingkat desa, yang merupakan sarana untuk membahas
masalah-masalah kesehatan ditingkat desa. Kesehatan yang dimaksud disini
termasuk kesehatan lingkungan. Forum ini terbentuk pada tahun 2007 hal tersebut
didasari pada banyaknya masalah-masalah kesehatan ditingkat pedukuhan yang
tidak dapat Secara maksimal. Sehingga dengan adanya forum ini akan lebih mendorong
terwujudnya desa yang
sehat salah satunya adalah penanganan masalah gizi buruk.
Fasilitas
Kesehatan yang ada di desacontohnya :
1. POSKESTREN
( Pos Kesehatan Pondok Pesantren )
2.
POLINDES ( Pondok Bersalin Desa )
3.
PUSTU ( Puskesmas Pembantu )
4.
POSYANDU BALITA
5.
POSYANDU LANSIA
7.
GERAKAN SAYANG IBU
8.
PKK ( Pemberdayan Keluarga )
9.
PPMD ( Pos Penanggulangan Malaria Desa )
10.
BAZIS ( Lembaga ini yang mengkoordinir kegiatan-kegiatan keagamaan dalam rangka
untuk membina kerukunan umat beragama dan pembinaan mental spiritual bagi warga
masyarakat desa)
G. Lembaga Kemasyarakatan Kota
Lembaga
masyrakat kota diantaranya adalah Lembaga Keluarga, lembaga Agama, lembaga
Ekonomi. Lembaga Politik, dan lembaga Pendidikan. Adapun penjelasannya sebagai
berikut:
1. Lembaga Keluarga
Lembaga keluarga merupakan tempat pertama untuk anak menerima pendidikan dan pembinaan. Meskipun diakui bahwa sekolah mengkhususkan diri untuk kegiatan pendidikan, namun sekolah tidak mulai dari “ruang hampa”Sekolah menerima anak setelah melalui berbagai pengalaman dan sikap serta memperoleh banyak pola tingkah laku dan keterampilan yang diperolehnya dari lembaga keluarga.
2. Lembaga Agama
Agama memiliki peran penting dalam kehidupan umat manusia. Ia memberikan landasan normatif dan kerangka nilai bagi kelangsungan hidup umatnya. Ia memberikan arah dan orientasi duniawi di samping orientasi ukhrowi (eskatologis). Dalam konteks ini, secara sosiologis agama merupakan sistem makna sekaligus sistem nilai bagi pemeluknya. Tetapi di era modern ini peran agama tergeser oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Lembaga
Ekonomi
Lembaga ekonomi ialah Lembaga yang mempunyai kegiatan bidang ekonomi demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
Fungsi lembaga ekonomi:
•Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan
pangan
•Memberi pedoman untuk barter dan jual beli barang
•Memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja dan cara pengupahan
• Memberi pedoman tentang cara pemutusan hubungan kerja
• Memberi identitas diri bagi masyarakat
Tujuan lembaga ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup masyarakat.
•Memberi pedoman untuk barter dan jual beli barang
•Memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja dan cara pengupahan
• Memberi pedoman tentang cara pemutusan hubungan kerja
• Memberi identitas diri bagi masyarakat
Tujuan lembaga ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup masyarakat.
4. Lembaga Politik
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
5. Lembaga
Pendidikan
Peranan pendidikan dalam kehidupan sangat penting. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Lembaga
kemasyarakatan adalah lembaga yang terdiri dari suatu kelompok masyarakat yang
memiliki kepentingan atau tujuan tertentu disertai peraturan dan nilai-nilai
penting untuk mengatur hubungan antarmanusia yang apabila dilanggar akan
dijatuhi sangsi yang sudah ditetapkan.Sehingga dengan memperhatikan lembaga kemasyarakatan yang ada dan
berkembang di masyarakat kita dapat mengetahui perkembangan dari masyarakat
tersebut dan memberikan pegangan kepada masyarakat
untuk mengadakan sistem pengendalian sosial(social control). Artinya, sistem
pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya supaya menjaga
keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disintegrasi masyarakat.
Perpecahan atau disintegrasi ini sangat mungkin terjadi di tengah masyarakat,
mengingat sumber pemenuhan kebutuhan hidup cenderung tidak seimbang dengan
perkembangan masyarakat baik secara jumlah maupun kualitasnya.
3.2 Saran
Lembaga
Kemasyarakatan sangat penting bagi masyarakat. Untuk mengoptimalkan fuungsinya,
Lembaga Kemasyarakatan selalu berkaitan dengan masyarakat. Kerjasama antara
masyarakat dengan Lembaga Kemasyarakatan harus kuat. Maka dari itu, pemerintah
harus lebih mengenalkan kembali semua tentang Lembaga Kemasyarakatan kepada
masyarakat. Selain itu, sebelum Lembaga Kemasyarakatan merancang program
kerjanya, Lembaga Kemasyarakatan harus melakukan survei dan analisis apa yang
terjadi dan apa yang masyarakat butuhkan. Sehingga peranan Lembaga
Kemasyarakatan terhadap masyarakat akan optimal dan tercipta masyarakat
sejahtera.
Disamping
upaya yang dilakukan dari pihak pemerintah, masyarakat juga seharusnya respek
dan peduli terhadap Lembaga Kemasyarakatan. Masyarakat senantiasa ikut andil
dalam perencanaan dan pembuatan kebijakan yang akan dilakukan oleh Lembaga
Kemasyarakatan, sehingga berjalan harmonis.
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik Dan Modern, terj.
Jilid 1 – 2. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka
Koentjaraningrat. 1996. Pengantar
Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Maryati kun,
Juju suryawati.2001.Sosiologi Untuk SMA
dan MA Kelas XII.Jakarta:Esis
Soekanto,
Soerjono. 1990. Sosiologi Ruang Lingkup dan Aplikasinya.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Soekanto,
Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Soekanto dan
Taneko. 1984. Struktur Proses Sosial : Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan.
Jakarta: Rajawali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar