Jumat, 26 September 2014

pengambilan keputusan maasalah


DASAR MANAJEMEN KESEHATAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Disusun oleh :
Agustin Dwi Arista           25010113120114
Herpina Simarmata                   25010113120115
Wiwin Rahma Dhiana      25010113120116
Risky Pamulat Sari          25010113120117
Cherinita Hamida             25010113120118
Devita Melinda N             25010113120120

                                             FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

Bab I
Pendahuluan
Pembuatan keputusan bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkuatan sehingga usaha pencapaian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan efektif. Pengambilan keputusan dibutuhkan ketika kita memiliki masalah yang harus diselesaikan dengan memuaskan. Situasi masalah tersebut yang menjadi masukan pertama dalam sistem pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan dengan pengetahuan, pengalaman, dan data yang diperoleh atau dikumpulkan berkaitan dengan masalah. Masalah atau problem yang dimaksud dapat dibagi tiga golongan besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif, dan masalah kreatif.
Masalah korektif adalah masalah yang timbul karena adanya penyimpangan dari apa yang direncanakan. Masalah progresif adalah suatu masalah yang terjadi akibat adanya keinginan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi ayau hasil masa lalu. Masalah kreatif adalah suatu masalah yang muncul karena adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru. Keputusan adalah hasil yang dicapai dari proses pengambilan keputusan. Menentukan pilihan (memutuskan) atau arah tindakan tertentu bagi organisasi adalah keputusan. Pengambilan keputusan yang efektif menjadi tolak ukur kepemimpinan yang efektif.  
Bab II
A.    Pengertian pengambilan keputusan
Menurut Drummond (1985) dalam buku berjudul Sistem Pengambilan Keputusan,  mengemukaan pendapatnya, bahwa pengambilan keputusan adalah usaha penciptaan kejadian-kejadian dalam bentukan masa depan (peristiwa-peristiwa pada saat pemilihan dan sesudahnya).
Pengambilan keputusan menurut Mondy dan Premeaux dalam buku Anzizhan tahun 2006 “decision makin the process of generating and evaluating alternatives and making choices among them”. Pendapat ini menegaskan bahwa pengambilan keputusan adala proses pada saat ada sejumlah langkah dan pengevaluasian dari sejumlah alternatif yang ada.
Setiap proses pengambilan keputusan adalah suatu sistem tindakan karena terdapat beberapa pross di dalamnya. Hal ini dikemukakan oleh Pradjudi dalam buku Anzizhan, 2006. Kerangka yag ada dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a.       Posisi orang yang berwenang dalam mengambil keputusan.
b.      Problema (penyimpangan dari apa yang dikehendaki dan direncakan atau dituju).
c.       Situsi pengambil keputusan itu berada.
d.      Kondisi pengambil keputusan (kekuatan dan kemampuan menghadapi problem).
e.       Tujuan (apa yang diinginkan atau dicapai dengan pengambilan keputusan).
Unsur-unsur yang telah disebutkan merupakan kesatuan yang harus ada dalam sistem kerja pengambilan keputusan. Ha ini sangat penting artinya, sebab pengambilan keputusan adalah sentral dari tugas seorang manajer dalam mengoordinasikan tugas-tugas dan usaha organisasi untuk mencapai sasaran. Manajer menembus seluruh pelaksanaan fungsi manajemen yang mencakup pelaksanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan seluruh aktivitas organisasi.
Pakar manajemen telah banyak mengemukakan pendapatnya tentang definisi pengambilan keputusan dalam konteks manajemen. Robbins (1997:236) dalam buku yang ditulis oleh Anzizhan, tahun 2006 berpendapat bahwa “decision making is which on choses between two or more alternative.” Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa hakikat pengambilan keputusan memilih dua alternatif atau lebih untuk melakukan tindakan tertentu baik secara pribadi maupun kelompok.

B.     Tipe-tipe keputusan
Pengambilan keputusan tidak hanya dilakukan oleh pimpinan puncak atau manajer tetapi dilakukan juga oleh manajer menengah dan lini pertama. Dalam mengambil keputusan manajer akan menggunakan tipe-tipe keputusan dan akkan meneyesuaikannya dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Tipe-tipe keputusan yaitu:
1.      Keputusan Terprogram
Dalam buku Sistem Informasi Manajemen Herbert A. Simon juga menyebutkan bahwa keputusan terprogram bersifat repetitive dan rutin, dalam hal prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya  sehingga keputusan tersebut tidak perlu dianggap de novo (baru) setiap kali terjadi.
Keputusan terprogram biasanya muncul dalam operasi rutin serta pada pekerjaan-pekerjaan administrative dalam sebuah organisasi. Jenis pekerjaan yang sering didapati pada tingkat manajemen menengah ke bawah atau rendah.  Data inputan yang digunakan dalam pembuatan keputusan tipe ini seringali lengkap dan terdefinisi dengan baik. Sehingga prosedur dalam keputusan terprogram didasarkan pada pengalaman dalam menghadapi sejumlah situasi yang serupa. Jika telah dimiliki prosedur yang dimaksud maka dalam seluruh situasi yang serupa dapat diterapkan prosedur standard.(Basyaib)

2.      Keputusan tak Terprogram
Keputusan tak terprogram (non programmed decisions), yaitu keputusan-keputusan yang baru, tidak biasa dan rumit, yang tidak memiliki akhir yang telah tebukti. Keputusan-keputusan ini memiliki berbagai solusi yang mungkin, semuanya memiliki berbagai kelebihan dan kekurangannya masing-masing (Bateman dan Snell,2008).
Keputusan tak terprogram berkenaan dengan masalah-masalah khusus, khas dan tidak biasa. Bila suatu masalah yang timbul tidak cukup diliput oleh kebijaksanaan atau sangat penting sehingga perlu penanganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak diprogram(Handoko, 2012)
Semakin tinggi kedudukan para pengambil keputusan, semakin luas ruang lingkup keputusan yang dibuatnya, yang juga berarti semakin luas dampaknya terhadap organisasi dan masyarakat. Berbeda dengan keputusan terprogram yang sudah ada pedomannya sehingga pembuat keputusan tingkat atas tidak perlu melibatkan diri dalam pembuatan keputusan, sedangkan keputusan tak terprogram arus melibatkan manajer tingkat puncak.
Para manajer tingkat atas lebih cenderung menggunakan pengambilan keputusan tidak terstruktur. Mengingat para eksekutif seringkali menghadapi begitu banyak informasi dan ketidakpastian maka tidaklah mungkin hanya menganalisis satu dari sekian banyak ketidakpastian (Sauju, 2004).
Beberapa contoh masalah yang memerlukan keputusan-keputusan yang tidak diprogram antara lain, cara pengalokasian sumberdaya-sumber daya organisasi, penanganan lini yang jatuh dipasaran, atau cara perbaikan hubungan masyarakat .
Penggunaan tipe pengambilan keputusan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau masalah-masalah yang tengah dihadapi. Jika masalah yang dihadapi masalah-masalah umum yang menyangkut procedural dapat diatasi dengan menggunakan tipe keputusan terprogram, sedangkan masalah-masalah yang bersifat khusus dan memerlukan kreativitas maka menggunakan tipe keputusan tak terprogram yang biasanya dilakukan oleh manajer tingkat puncak.
Berikut ini adalah tabel perbedaan keputusan terprogram dan tidak terprogram berdasarkan masalah dan prosedurnya,
Perbedaan
Keputusan Terprogram
Keputusan Tidak Terprogram
Masalah
Sering, berulang, rutin, ada kepastian mengenai hubungan sebab akibat
Tidak terstruktur, ada ketidakpastian mengenai hubungan sebab akibat
Prosedur
Bergantung pada kebijakan, aturan, dan prosedur yang pasti
Perlunya kreativitas
Contoh
Universitas
Syarat rata-rata indeks prestasi untuk peringkat akademis yang baik
Pembangunan fasilitas ruang kelas yang baru
Perawatan kesehatan
Prosedur penerimaan pasien
Pembelian perlengkapan eksperimen
Pemerintah
Sistem kelayakan untuk kenaikan pangkat ara pegawai negeri
Pengorganisasian badan-badan pemerintah




C.    Sistem pembuatan keputusan
Definisi Secara Umum
Merupakan Sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah semi terstruktur.

Definisi Secara Khusus
Merupakan Sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu.
Sebagai suatu sistem, pengambilan keputusan menerima masukan pengaruh dari sistem lainnya baik ekonomi, sosial, politik, maupun aturan negara. Setiap proses pengambilan keputusan merupakan suatu sistem tindakan karena ada beberapa kompenen didalamnya.
Ada lima langkah rencana tindakan ketika pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh manajer, yaitu:
1)      Defenisi tujuan
2)      Mengumpulkan informasi
3)      Membangun pilihan-pilihan
4)      Evaluasi dan putuskan
5)      Pelaksanaan
Unsur-unsur tersebut merupakan kesatuan yang harus ada dalam sistem kerja pengambilan keputusan manajerial. Hal ini sangat penting artinya, sebab ppengambilan keputusan adalah sentral bagi tugas seorang manajer dalam mengkoordinasikan tugas-tugas dan usaha organisasi untuk mencapai tujuan yang hendak diinginkan dan dituju.
D.    Proses pembuatan keputusan
Proses pembuatan keputusan merupakan tahapan berbentuk anyaman yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. John Dewey mengajukan pandangan bahwa proses pemecahan masalah merupakan upaya menjawab pertanyaan dalamm tiga fase berikut :
a.          Masalah yang dihadapi.
b.         Alternatif- alternatif yang dimiliki
c.          Alternatif yang terbaik
Herbert A Simon dalam buku Teori Pengambilan Keputusan karya Fachmi Basyaid menawarkan model emecahan sebagai berikut :
a.          Intelijen, yakni pencarian informasi eksternal dan inernal
b.         Desain, yakni penentuan dan analisis langkah-langkah
c.          Pilihan, yakni memilih salah satu langkah untuk diimplementasikan, dengan pertimbangan langkah tersebut paling efektif dalam mencapai tujuan pembuatan keputusan.
        Elion menggambarkan proses pembuatan keputusan dalam delapan langkah  sebagai berikut :
a.          Masukan informasi
b.         Analisis informasi yang tersedia
c.          Penentuan ukuran kinerja dan biaya
d.         Penciptaan model yang mewakili keputusan
e.          Pemilihan strategi yang tersedia
f.          Perkiraan hasil dari setiap pilihan
g.         Penentuan kriteria dalam memilih pilihan yang tersedia
h.         Penetapan keputusan bagi situasi keputusan yang dihadapi
     Model yang dibawain oleh Simon maupun Elion memberikan kerangka kerja dalam proses pembuatan keputusan, lankah-langkah tersebut perlu dipahami sebelum melakukan pembuatan keputusan. Langkah ini dapat dilakukan dengan urutan yang berbeda dan seringkali tidak selesai dalam satu siklus, melainkan merupakan interaksi yang dilakukan hingga tercapai tujuan yang diingikan pembuat keputusan. (Basyaib, 2006)


E.     Keterlibatan bawahan dalam pembuatan keputusan
Keterlibatan bawahan dalam pembuatan keputusan dapat bersifat resmi misalnya dengan pembuatan kelompok, bisa juga bersifat tidak resmi misal dengan meminta gagasan dan saran-saran. Pembuatan keputusan yang didasarkan pada sifat formal lebih efektif karena banyak masukan-masukan pengetahuan yang lainnya. Karakteristik situasi keputusan dan gaya pembuatan keputusan manajemen akan mempengaruhi dan menentukan apakah pembuatan keputusan dilakukan secara kelompok atau tidak.
Para manajer akan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan bawahan, keterlibatan ini dapat secara formal, seperti penggunaan kelompok dalam pembuatan keputusan, atau informal, seperti permintaan akan gagasan.
a.          Pembuatan Keputusan Kelompok
Banyak manajer merasa bahwa keputusan yang dibuat secara kelompok, seperti panitia lebih efektif karena mereka memaksimumkan pengetahuan lain. Berbagai kelebihan dan kelemahan pembuatan keputusan secara kelompok,
Kelebihan
Kelemahan
·         Dalam pengembangan tujuan, kelompok memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar.
·         Dalam pengembangan alternatif, usaha individual para anggota kelompok dapat memungkinkan pencarian lebih luas dalam berbagai bidang fungsional organisasi.
·         Dalam penilaian alternatif, kelompok mempunyai kerangka pandangan yang lebih lebar.
·         Dalam pemilihan alternatif kelompok lebih dapat menerima risiko dibanding pembuat keputusan individual.
·         Karena berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, para anggota kelompok secara individudal lebih termotivasi untuk melaksanakan keputusan.
·         Kreativitas yang lebih besar dihasilkan dari interaksi antar individu dengan berbagai pandangan yang berbeda- beda.

·         Implementasi suatu keputusan apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, harus diselesaikan oleh para manajer secara individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung jawab, keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi di mana tidak seorangpun merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
·         Berdasarkan pertimbangan nilai dari waktu sebagai salah satu sumber daya organisasi, keputusan kelompok sangant memakan biaya.
·         Pembuatan keputusan kelompok adalah tidak efesien bila keputusan harus dibuat dengan cepat.
·         Keputusan kelompok, dalam berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau bukan sepenuhnya keputusan kelompok.
·         Bila atasan terlilbat, atau salah satu anggota mempunyai kepribadian yang dominan, keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.


b.      Permintaan akan Gagasan
Yang dimaksud disini  adalah pengambilan keputusannya dengan  meminta gagasan atau saran-saran dari bawahannya, sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan dengan berbagai pertimbangan dari bawahannya.
F.     Karakteristik berbagai keputusan
-          Fokus pada hal yang penting.
-          Logis dan konsisten.
-          Mengakui pemikiran subyektif dan obyektif dan mengkombinasikan pemikiran analitis dan intuitif.
-          Membutuhkan sebanyak mungkin informasi dan analisis untuk menyelesaikan dilema yang terjadi.
-          Mendorong dan mengarahkan pengumpulan informasi yang relevan dan pendapat yang diinformasikan.
-          Langsung, bisa diandalkan, mudah digunakan, dan fleksibel.


G.    Keputusan Kuantitatif
Model pengambilan keputusan kualitatif adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Model ini dapat berupa persamaan atau analisis lainnya, atau merupakan instruksi bagi komputer yang berupa program-program. Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi, dan kesimpulan berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau intuisi mengenai proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya. Contoh  :  indikator  dari  pemerataan  dan  perluasan  pendidikan  yaitu  (Angka Partisipasi Kotor) dan APM ( Angka Partisipasi Murni ).
Model merupakan penilaian dalam bentuk data yang diringkas dan diatur menurut angka sebelum kesimpulan dideskripsikan berdasarkan tindakan pengendalian strategi. Walaupun data yang dikumpulkan dari pendekatan ini lebih mudah untuk diringkas dan diatur, namun untuk menginterpretasikan apa yang dimaksud oleh pengukuran kuantitatif ini sangatlah sulit dan bersifat subyektif.
Pengambilan keputusan dengan metode kuantitatif mengandung berbagai kelebihan dan kelemahan yaitu:
Kelebihan
Kekurangan
·         Dapat digunakan untuk menduga atau meramal.
·         Hasil analisis dapat diperoleh dengan akurat bila digunakan sesuai aturan.
·         Dapat digunakan untuk mengukur interaksi hudungan antara dua/lebih variabel.
·         Dapat menyederhanakan realitas permasalahan yang kompleks dan rumit dalam sebuah model.

·         Berdasarkan pada anggapan-anggapan (asumsi).
·         Asumsi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau menyimpang jauh maka kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan.
·         Data harus berdistribusi normal dan hanya dapat digunakan untuk menganalisis data yang populasi/sampelnya sama.
·         Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan cuplikan (sampel) yang jumlahnya sedikit (> 30).


Umumnya pendekatan kuantitatif dalam pengambilan keputusan yang menggunakan model-model matematika. Matematika sudah ditemukan oleh manusia ribuan tahun yang lalu dan telah banyak digunakan dalam banyak aplikasi. Salah satu aplikasi matematika adalah untuk pengambilan keputusan. Sebagai contoh sederhana, bagaimana mengatur 50 kursi dengan ukuran tertentu ke dalam sebuah ruangan dengan ukuran tertentu pula. Dengan ukuran kursi dan ruangan, maka akan ditemukan cara terbaik untuk mengatur kursi; apakah 5 baris kali 10 lajur, atau sebaliknya, semuanya tergantung ukuran ruangan yang ada.

H.    Keputusan Kualitatif
Model kualitatif berdasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dengan pertimbangan lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuat model. (Suryadi)
Gullet dan Hicks memberikan beberapa klasifikasi model pengambilan keputusan yang kerap kali digunakan untuk memecahkan masalah.
a.       Model Probabilitas
Model probabilitas pada umumnya model-model keputusannya merupakan konsep probabilitas dan konsep nilai harapan memberi hasil tertentu (the concept of probability and expected)
Adapun yang dimaksud dengan probalilitas adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu (the change of particular event occurring). Demikian juga halnya dengan probabilitas statistic atau proporsi statistic dikembangkan melalui pengamatan langsung terhadap populasi atau melalui sample dari populasi tersebut. Sample itu sendiri merupakan bagian yang dianggap mewakili keseluruhan populasi.

b.      Konsep Nilai-Nilai Harapan
Konsep tentang nilai harapan ini khususnya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan diambil nantinya menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi dan kondisi yang akan dating.
Adapun nilai yang diharapkan dari setiap peristiwa yang akan terjadi merupakan kamungkinan terjadinya peristiwa itu dikalikan dengan nilai kondisioanal. Sedangkan nilai kondisionalnya adalah dimana terjadinya peristiwa yang diharapkan masih diragukan.
c.       Model Matriks
Model matriks merpakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan. Dalam hal ini Gullet dan Hincks: the pay off matrix is a particularly convenient method of displaying and summarizing the expected values alternative strategies.
Model matriks terdiri atas dua hal, yakni baris dan lajur. Baris bentuknya mendatar sedangkan lajur bentuknya tegak. Pada sisi baris berisi macam alternative strategi yang digelarkan oleh pengambilan keputusan sedangkan pada sisi lajur berisi kondisi dan nilai harapan dalam situasi yang berlainan.

d.      Model Pohon keputusan
ada 4 komponen dari pohon keputusan yaitu, simpul keputusan, simpul kesepatan, hasil dari kombinasi dan kemungkinan-kemungkinan akibat dari setiap peristiwa yang terjadi. Hal yang kiranya penting dalam pohon keputusan adalah pengambilan keputusan itu haruslah secara aktif memilih dan mempertimbangkannya betul-betul alternative mana yang akan dijadikan keputusan.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan aalah sebagia berikut,
1.      Mengadakan identifikasi jaringan hubungan komponen-komponen yang ada yang secara bersama-sama membentuk masalah tertentu yang nantinya harus dipecahkan melalui  diagram keputusan.
2.      Masalah utam kemudian dirinci kedalam masalah yang lebih kecil.
3.      Masalah yang sudah rinci kemudian diperinci lagi, begitu seterusnya sehingga merupakan diagram pohon yang bercabang-cabang.
Itulah sebabnya mengapa keputusan atau proses pengambilan keputusan yang dialakukan semacam itu disebut dinamakan diagram pohon.

e.       Model  Kurva Indiferen
Kurava indiferen ( indifference curve ) merupakan kurva (berbentuk garis ) dimana setiap titik yang berada pada garis kurva tersebut mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang sama. Misalnya, penggunaan barang A dan B meskipun kombinasi jumlah masing-masing berbeda, namun apabila semuanya itu berada pada titik kurva indiferen, kepuasannya sama.
Kurva indiferen mempunyai 4 ciri penting, yakni sebagai berikut :
1.      Kurva indiferen membentuk lereng ( slope ) yang negative. Kemiringan yang negatif menunjukkan fakta atau asumsi bahwa satu komoditas dapat diganti dengan komoditas lainnya sedemikian rupa sehingga konsumen mempunyai tingkat kepuasan yang tetap sama.
2.      Jika ada dua kurva indeferen dalam suatu keadaan atau lingkungan, maka keduanya tidak akan saling berpotongan.
3.      Hasil yang diperoleh dari asumsi, ialah bahwa kurva indiferen ditarik melalui setiap titik, sehingga membentuk garis kurva.
4.      Kurva indiferen dibutuhkan bagi pengorbanan tertentu untuk mendapatkan kepuasan yang optimal.
Contoh model kurva indiferen :
Masalah prestasi belajar siswa pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor minat dan motivasi serta kemauan ( Ability) dan kemampuan ( Willingness). Gambaran hubungan antara motivasi dan prestasi tersebut biasanya disajikan dalam bentuk kurva. 
kesimpulan : semakin tinggi motivasi belajar siswa maka semakin tinggi juga prestasi yang dihasilkan.
f.       Model Simulasi Komputer 
Dengan menggunakan computer, hal ini lebih mudah lebih dihitung dan diketahui berapa besarnya pengaruh variabel terhadap independent. Sebab dengan menggunakan bantuan computer jangkauan pikiran ( forecasting-nya ) dan pemikirannya secara operasional menjadi lebih luas dan penjang serta mampu memecahkan permasalahan yang komplek.
Contoh :
Pembuatan keputusan dalam menentukan pemenang Pilkada biasanya dilakukan melalui proses Quick Count dimana polling diperoleh melalui perhitungan cepat dengan mengambil beberapa sample yang dapat mewakili karakter dari keseluruhan populasi yang menjadi pemilih. Perhitungan cepat ini biasanya menggunakan media komputer yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi dibandingkan media lainnya.






Bab III
Penutup
Kesimpulan
Dalam keterampilan pengambilan keputusan sama dengan teknik-teknik pengambilan keputusan. Teknik-teknik pengambilan keputusan berfungsi untuk membantu kita dalam membuat keputusan terbaik dikaitkan dengan ketersediaan informasi yang relevan.
pengambilan keputusan hendaknya di awali dengan menentukan jenis keputusan yang akan diambil, setelah kita mengetahui jenisnya barulah kita tentukan langkah pengambilan keputusan yang meliputi proses identifikasi, penetapan parameter, alternatif, kriteria serta mengevaluasi hasilnya atau disebut tahap implementasi. Sehingga pada akhirnya terciptalah sebuah keputusan yang adil dan menguntungkan kedua belah pihak.
Pengambilan keputusan yang tepat dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik.  Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dpt menerima keputusan-keputusan yang dapat dibuat dengan rela dan lapang dada.
   Dalam mengambil keputusan dalam manajemen, kita perlu mempelajari berbagai aspek, kita semua pasti tidak menginginkan keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang bisa membuat kita menyesal di kemudian hari. Untuk itu sangat perlu bagi semua orang khususnya mahasiswa mempelajari  ilmu dan pengetahuan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kehidupan dimasa yang akan datang agar menjadi manusia yang lebih baik.









Daftar Pustaka
Anzizhan, Syafaruddin. 2004. Sistem Pengambilan Keputusan. PT. Grasindo : Jakarta
Basyaib, Fachmi.2006. Teori Pembuatan keputusan. PT. Grasindo : Jakarta
Bateman,  S. Thomas dan Scott A Snell.2008.Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif. Jakarta : Salemba
Handoko, T.Hani. 2012.Manajemen ed.2.Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Runtuwene, Lastiko. Tanpa Tahun. Kepemimpinan Dan Pengambilan Keputusan Partisipatif  Dalam Organisasi Pendidikan-Sekolah. http://sulut.kemenag.go.id/file/file/Katolik/xcjq1363633187.pdf. Diakses pada Sabtu, 24 Mei 2014.
Saluju, J. 2004. Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta: Grasindo
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo
Suryadi. Model Pengambilan Keputusan dan keterampilan Pengambilan Keputusan. http://www.file.upi.edu/.../Model_dan_keterampilan_pengambilan_keputusan.pdf.(online). diakses tanggal 8 Mei 2014.
Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Andi. Yogyakarta.
Yulianto, Ali Akbar dan Afia R. Fitriati.2008. Sistem Informasi Manajemen ed.10. Jakarta:Salemba



Tidak ada komentar:

Posting Komentar